Sekarang Bella berada didalam mobil milik Matteo, Bella sebenarnya ingin menolak tapi melihat orang tua Harvey dan Ayla yang menganggukan kepala seolah menyuruh bella untuk pulang dengan Matteo akhirnya dengan terpaksa Bella harus pulang diantar Matteo, padahal ia tak keberatan untuk pulang dengan menggunakan taksi online.
Selama perjalanan hanya ada keheningan, Matteo bahkan tidak bisa mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi karna sedang hujan dan Bella sedang hamil tapi ia menikmatinya.
Bella duduk di sampingnya dengan menggunakan jaket milik Harvey karna cardigannya sudah basah, Matteo sendiri berniat untuk tidak menghidupkan AC saat berkendara tadi tapi tangan Bella lebih cepat untuk menghidupkan AC di mobilnya tanpa memperdulikan bahwa ia bisa masuk angin karna dress-nya juga sedikit basah karna hujan. Matteo tidak berani berkomentar apapun, ia bisa melihat dari wajah Bella yang sudah masam seperti tidak terima pulang bersama dan terpaksa.
Aaacchiiimmm.
Aaachiiimm.
Aaaachiiimmm.Bella bersin sebanyak tiga kali berentetan sambil menutup mulutnya dengan jaket Harvey. Matteo memandang Bella sebentar kemudian ia memberikan tisu yang langsung diambil oleh Bella setelah mengucapkan terima kasih, kemudian Matteo mengambil jaket denim-nya yang berada dikursi belakang lalu memberikannya pada Bella.
"Pakailah, kau pasti dingin, apa perlu aku matikan AC?"
Bella menggeleng sebagai jawaban untuk tidak mematikan AC karna tangannya sudah menerima jaket denim milik Matteo, ia memakainya untuk menutupi kakinya yang tidak tertutupi apapun.
Selanjutnya perjalanan mereka masih diisi dengan kesunyian, hujan masih terus turun namun sudah tidak sederas sebelumnya. Matteo menghentikan mobilnya saat dilampu merah dan menggunakan ekor mata untuk melirik Bella yang masih duduk dalam diam sambil memandang keluar jendela.
"Teo." Panggil Bella dengan pelan, wanita hamil itu bahkan tidak melihat kearahnya.
"Hmm?"
"Boleh berhenti disana nggak?" Tanya Bella sambil menujuk ke arah sebrang dimana Matteo dapat melihat sebuah gerobak kecil yang mengeluarkan asap.
"Kenapa?" Matteo tak mengerti apa yang Bella mau, kenapa tiba-tiba memintanya berhenti disana.
"Baby E pengen makan sate." Jawab Bella tanpa melepas pandangannya dari gerobak penjual sate padang.
Matteo terdiam sebentar, Baby E? Maksudnya bayi yang Bella kandung? Bella memanggilnya Baby E? Baby E pengen makan sate? Ah inikah yang dinamakan ngidam? Tanpa merespon Bella Matteo mengikuti permintaan Bella untuk berhenti agak jauh dari penjual sate karna memang diarea sana dilarang berhenti dan parkir.
Wajah Bella langsung sumringah begitu Matteo memarkirkan mobilnya, tangannya berniat membuka pintu mobil namun segera ditahan Matteo.
"Aku ambil payung dulu." Matteo langsung melompat ke kursi belakang untuk mengambil payung dibagasi lalu ia kembali ke kursi depan, mamatikan mesin mobil dan menarik kuncinya sebelum keluar dengan menggunakan payung ia berjalan mengitari mobil untuk menjemput Bella.
Bella keluar sambil memakai jaket denim milik Matteo karna milik Harvey sebenarnya juga sudah basah dari awal, itu sebabnya ia merasa kedinginan dan bersin, tidak ada yang me-notice bahwa jaket Harvey basah karna warnanya hitam.
Bella berjalan dengan pelan bersama Matteo dalam satu payung. Bella sebenarnya sedikit takut untuk turun tidak menggunakan masker, takut orang lain mengenalinya tapi ya biarkan sajalah, toh sekarang sedang hujan jadi kemungkinan ada yang beli juga sedikit, pikirnya.
Nyatanya saat sudah didekat penjual sate setidaknya ada 6 orang yang menunggu dimana sang abang yang menjual hanya 1 orang yang membuatnya sedikit kerepotan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bellathea (Vrene lokal) - END
FanfictionBella, model dan selebgram muda yang harus berjuang untuk dunianya. Third story