A

833 121 26
                                        

Bella masih tetap berada disofa dengan ponsel ditangannya, meskipun sakit untuk membaca komen-komen yang netizen alamatkan untuknya tapi ia tidak bisa berhenti untuk membaca, tangannya sibuk men-scroll layar juga matanya yang sibuk membaca. Ia baru melepas ponselnya saat bel apartmeny-nya berbunyi, melalui interkom ia melihat bahwa Ayla-lah yang membunyikan bel, ia pun membukakan pintu untuk sahabatnya itu.

Ayla langsung berhambur memeluk Bella begitu pintu terbuka, begitu merasakan pelukan dari Ayla, Bella langsung menangis, air matanya keluar tanpa bisa ia tahan, ia merasa seperti mendapatkan sandaran. Ayla langsung menepuk-nepuk punggung Bella sambil membawa wanita yang sedang hamil muda itu duduk disofa.

"It's.... not...hikss... only my... fault... hikss...." Ujar Bella sambil terisak.

"I know, I know. It's not your fault, it's on him." Ayla mengatakan fakta yang sebenarnya, memang bukan salah Bella, jika ada yang mau disalahkan disini adalah Matteo, pria yang sudah memperkosanya namun malah berkilah bahwa Bella menjebaknya, juga Anastasha. Ayla tidak habis pikir, padahal Anastasha adalah wanita, bagaimana mungkin ia bisa menuduh Bella hal seperti itu, yah memang ia tau Ana tidak menyukai Bella, namun ia tidak pernah menyangka Ana akan melakukan hal seperti itu hanya karna seorang pria.

"Aku... tak mungkin... hamil tanpa ada... hiksss.... yang membuahi... lagipula kenapa... hiks... mereka harus membawa-bawa... hiksss... anakku... dia... bahkan... hiksss.... tidak bersalah....hiks...hiksss.." Bella masih berusaha berbicara meskipun ia sedang menangis dengan sesenggukkan.

Ayla hanya mampu diam membiarkan Bella mengeluarkan apa yang ingin wanita hamil itu keluarkan, karna memang benar, anak yang sedang berada dalam kandungan tidak pernah salah, mereka tidak meminta untuk berada disana, mereka ada karna adanya hubungan seksual dan terjadi pembuahan, tapi kenapa masih banyak orang-orang yang menyalahkan janin yang bahkan ia tak tau, tak mengerti, dan pastinya tak bersalah.

Setengah jam Bella menangis sampai membuat Ayla sedikit khawatir terlebih wanita dalam pelukannya ini sedang hamil, ia bahkan sudah berusaha menenangkan Bella dan membujuknya agar tidak menangis lagi tapi Bella masih terus menangis.

"Bella please, jangan menangis lagi, ini tak baik untuk baby. Berhenti okey, sudah cukup menangisnya, air matamu terlalu berharga untuk mereka-mereka yang hanya bisa menghakimimu. Ada aku, ada Harvey, kau tidak sendirian. Tenang ok, berhenti menangis, nanti baby ikutan sedih. Ayo tarik napas dalam-dalam dan buang." Ayla tanpa lelah terus membujuk Bella untuk berhenti menangis.

Bella sendiri mendengarkan perkataan Ayla langsung berusaha untuk tidak menangis, Ayla benar, menangis tidak baik untuk baby-nya. Bella berusaha menenangkan dirinya, menahan air matanya, dan menarik napas dalam-dalam agar bisa berhenti menangis. Dengan bantuan Ayla, Bella akhirnya bisa lebih tenang meskipun hidungnya masih meler-meler karna kebanyakan menangis, Bella tak perlu melihat penampilannya dikaca, membayangkannya saja Bella tau seberapa kacau penampilannya, hidung merah dan meler, mata merah dan bengkak, bibir yang bergetar serta wajah yang membengkak. Huh! Penampilannya kacau karna mendapat cemoohan dari dunia maya. Dikenal dengan image yang bersih dan low profile membuat Bella tertekan dan shock setelah mendapatkan thread seperti itu, terlebih satu Indonesia sudah mencapnya sebagai gadis licik dan anak haram.

"Aku ambilkan minum dulu." Ayla melepas pelukan mereka dan mulai berjalan ke dapur untuk mengambilkan air putih untuk Bella, sedangkan Bella hanya duduk diam sambil memandang kearah balcony di ruang tamu.

"Ini, minum dulu." Ayla menyerahkan segelas air putih dan langsung diminum Bella sedikit demi sedikit, menangis lebih dari setengah jam membuat tenaganya terkuras. Setelah meminum sampai setengah gelas Bella meletakkan air minumnya di meja.

"Jangan keluar dari sini apapun yang terjadi, jika butuh sesuatu panggil aku." Ujar Ayla yang sudah duduk disamping Bella.

"Aku tak mungkin terus-terusan merepotkanmu." Jawab Bella sambil menatap Ayla.

Bellathea (Vrene lokal) - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang