Sepulangnya Dean di rumah besar Aldebaran ia disambut oleh para maids namun ia tidak menemukan istrinya sama sekali.
"Dimana Liana?" tanya Dean pada salah satu maid.
"Nyonya besar sedang berada dikamar tuan, sepertinya mood nyonya besar sedang tidak baik, wajah nyonya sangat masam sejak pulang dan hanya berdiam dikamar." Ujar sang maid dengan sangat sopan pada Dean.
Dean hanya menghela napas sebelum melangkahkan kakinya menuju kamarnya. Benar saja ia melihat istrinya sudah berada dikamar duduk manis diatas kasur sambil bersandar pada keala ranjang.
Dean langsung berjalan menuju kamar mandi tanpa berniat menyapa sang istri, sedangkan Liana sejak tadi menunggu kepulangan sang suami tapi ketika sang suami sudah pulang Liana sama sekali tidak beranjak dari kasur, ia bahkan tidak berniat untuk menyapa sang suami, ia masih dalam mode marah pada sang suami yang lebih mementingkan Bella daripada Ana.
"Huh, entah apa yang dilihatnya dari model itu, sudah menjebak Matteo sekarang ia malah menarik perhatian suamiku." Ujar Liana dengan penuh kebencian yang pastinya ditujukan untuk Bella, entah kenapa Liana sama sekali tidak percaya pada model cantik itu meskipun Dean sudah pernah menunjukkan video cctv yang menunjukkan kejadian dimana Bella mengantar Matteo yang sedang mabuk pulang dan berniat pulang namun ditarik kembali oleh Matteo dan seterusnya, tetap saja Liana masih percaya bahwa itu hanya akal-akalan Bella yang memang berniat menjebak Matteo, terlebih Liana tau jika Bella memang menyimpan rasa pada Matteo, anaknya sendiri yang bilang.
Liana kembali sadar saat ia mendengar pintu kamar mandi terbuka yang menandakan suaminya sudah selesai membersihkan diri, pria baya yang masih memiliki tubuh yang atletis itu lantas langsung berjalan menuju walk-in-closet untuk berganti pakaian dengan silk pajama.
"Kau tak berniat meminta maaf padaku?" Tanya Liana saat suaminya sudah naik ke atas kasur.
"Aku tak merasa melakukan kesalahan." Ujar Dean dengan tenang sambil memantau pekerjaannya melalui iPad.
"Kau lebih mementingkan Bella daripada Ana yang sedang hamil cucu kita." Sahut Liana tak terima dengan jawaban Dean.
"Jelas saja, Bella menantuku, dan ia yang sedang hamil cucuku, bukan Ana, justru kau disini yang salah, sudah jelas yang menjadi menantu kita adalah Bella tapi kau lebih membela Ana yang kau yakini tengah hamil cucu kita?"
"Tidak bisa, Bella itu seorang model, bisa saja ia menjebak anak kita, Matteo sendiri bilang itu bukan anaknya, kenapa kau malah lebih percaya pada model itu?"
"Ok, sekarang apa yang membuatmu begitu percaya pada Ana? Aku juga tidak terima, Ana itu CEO Perhotelan, bisa saja ia tidur dengan para investornya, kau tau sendiri perusahaannya sedang dilanda masalah investor."
"Tidak mungkin Ana seperti itu. Dia CEO bukan model yang mempertontonkan tubuhnya pada publik."
"Tidak mungkin juga Bella seperti itu, ia hanya melakukan pekerjaannya secara profesional, bahkan aku belum pernah melihat maupun mendengar skandalnya dengan pria, jangan terlalu buta dan gelap mata, kau terlalu memuja Ana sampai menyakiti orang lain yang sudah tersakiti karna ulah anakmu. Seharusnya kau malu, dengan kejadian Matteo menghamili Bella dan tidak mau bertanggungjawab membuat kita sebagai orang tua yang gagal mendidik anak." Jelas Dean sambil menatap Liana yang terdiam.
"Cobalah buka mata dan hatimu, pergunakan semua panca indramu dengan baik, yang membutuhkan perhatian bukan Ana tapi Bella, wanita itu benar-benar sendiri tanpa seorang pun berada disisinya, kau bahkan tidak tau apa saja yang telah ia alui sendirian, tidakkah itu mengingatkanmu pada kejadian dirimu dulu? Bersyukurlah aku tak mempermasalahkan kau hamil anak siapa dulu, aku masih menerimamu. Kau mempermasalahkan pekerjaan Bella yang sebagai model, lalu bagaimana denganmu dulu? Kau hanyalah anak introvert yang selalu dirumah." Ucap Dean dengan dingin namun langsung membuat Liana terdiam dan membeku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bellathea (Vrene lokal) - END
FanfictionBella, model dan selebgram muda yang harus berjuang untuk dunianya. Third story