Bella terbangun lebih telat dari biasanya entahlah ia merasa tidurnya lebih lelap dari biasanya bahkan ia baru terbangun saat ponselnya berdering dengan nama Mbak Susi sebagai pemanggil.
Bella membulatkan matanya saat melihat jam yang tertera pada ponselnya 6.30, dia telat 1 jam dari biasanya, juga ia telat membukakan pintu untuk Mbak Susi, baru saja hendak turun dari kasur Bella kembali dibuat kaget saat menyadari Matteo sedang tidur sambil memeluknya posesif dari belakang, bahkan tangan kanan pria itu yang menjadi bantalnya sedangkan bantalnya sudah dipakai oleh pria itu. Sejak kapan? Bella adalah wanita yang tidurnya gampang terusik bagaimana mungkin ia tidak terbangun saat Matteo masuk dan tidur disampingnya. Huh biarlah itu menjadi pikirannya nanti yang penting ia harus membukakan pintu terlebih dahulu untuk Mbak Susi.
Namun langkahnya yang tiba-tiba membuat perut Bella sedikit tegang dan kram, ia mengaduh sedikit sebelum melanjutkan langkahnya menuju interkom dan membukakan pintu gedung apartment untuk Mbak Susi yang sudah menunggu lumayan lama.
"Maaf Mbak aku terlambat bangun." Ujar Bella tak enak hati pada Mbak Susi yang hanya bisa tersenyum hangat.
"Tak apa Bella, justru mbak yang harus minta maaf karna udah ngeganggu waktu tidur kamu, lebih baik kalo mbak dikasih kunci duplicate jadi mbak nggak bakal ganggu waktu kamu." Ujar Mbak Susi dengan lembut.
"Nggak apa Mbak, ini yang terakhir, besok-besok Bella nggak bakal terlambat bangun lagi, sorry banget Mbak." Ujar Bella benar-benar tak enak hati setelah itu ia kembali ke kamar untuk membangunkan Matteo, ia ingin pria itu segera keluar dari apartment ini.
Tanpa memanggil namanya Bella terus menepuk pelan lengan Matteo namun si pria masih asyik tidur bahkan semakin terlelap. Bella kemudian menguncang tubuh Matteo untuk membangunkannya tak butuh waktu lama mata pria itu terbuka secara perlahan. Wajah cantik Bella yang pertama kali menyambut dirinya saat ia pertama kali membuka mata.
"Cepat bangun dan pergi." Usir Bella pada Matteo yang bahkan ia sadar bahwa pria itu belum mengumpulkan seluruh kesadarannya, tapi mana Bella peduli.
"Sudah jam berapa?" Tanya Matteo dengan suara khas bangun tidur yang malah terdengar seksi di telinga Bella, ingin rasanya Bella menampar dirinya sendiri karna berpikiran suara matteo seksi, heol hormon kehamilannya.
"Setengah 7." Cicit Bella, hilang sudah rasa ingin mengusir Matteo tadi, Bella jadi teringat jika biasanya setiap pagi hormon pria sedang tinggi-tingginya huh pipi Bella tiba-tiba merona.
"Kau sakit?" Tanya Matteo yang memandang wajah Bella yang berubah menjadi merah, demamkah wanita hamil ini?
"Ah tidak. Mandilah, dan cepat pergi, Mbak Susi yang akan menyiapkan sarapanmu." Bella langsung tersadar akan pikiran kotornya lalu bangkit berdiri hendak keluar kamar tapi perutnya kembali kram sehingga membuatnya meringis kecil dan duduk diatas kasur lagi. Bella lantas mengelus perutnya lembut berharap hal itu bisa mengurangi kram pada perutnya.
Tiba-tiba saja Bella membeku dan menatap tangan lain yang ikut mengelus perut datarnya, tangan Matteo tentu saja siapa lagi karna yang dikamar saat ini hanya mereka berdua. Bella hanya diam sambil memandangi tangan Matteo yang terus mengelus perutnya, seolah tau jika sang ayah yang sedang mengelus Baby E langsung tenang dan perutnya sudah tidak setegang dan sekram tadi.
"Lebih baik?" Tanya Matteo pelan karna saat tadi ia mengelus perut Bella ia bisa merasakan bagaimana tegangnya perut itu lalu berubah menjadi lebih rileks, kehangatan menjalar keseluruh hati Matteo, bahkan tanpa sadar ia sudah tersenyum kecil, dirinya juga enggan untuk melepaskan elusan pada perut Bella, jika saja tidak mengingat ia harus kekantor mungkin Matteo akan terus mengelus perut Bella sampai puas.
Bella hanya menganggukkan kepala dengan lucunya jika tidak mengingat Matteo harus bekerja Bella yakin ia akan tetap berada diposisi seperti ini.
"Mandilah, kau harus ke kantor." Ujar Bella pada akhirnya setelah mengumpulkan seluruh akal sehatnya, ia tidak bisa terlena hanya karna perlakuan seperti ini dari Matteo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bellathea (Vrene lokal) - END
FanfictionBella, model dan selebgram muda yang harus berjuang untuk dunianya. Third story