Hari ini sudah tepat 3 minggu Bella tinggal di apartment Matteo sendirian, iya sendirian karna seperti perkataan pria itu bahwa ia tidak akan tinggal disana, semenjak kejadian malam itu saat Matteo memeluknya, saat bangun pagi Bella sudah tidak melihat keberadaan Matteo di apartmentnya.
Bella pikir setelah pelukan malam itu Matteo bisa pelan-pelan menerima pernikahan mereka atau setidaknya memperlakukannya dengan baik, menjadi support system di trimester pertama terlebih ia memiliki trauma, namun itu hanya menjadi sebuah harapan semu.
Bella pun sekarang sudah tidak tinggal di kamar itu lagi, 2 hari setelah Matteo tak ada tanda-tanda akan pulang, Bella memindahkan semua barang-barangnya ke kamar Matteo dan barang-barang Matteo ke kamarnya. Yah meskipun melelahkan tapi setidaknya Bella bisa merasa nyaman tidak tidur dikamar yang penuh dengan bayangan dimalam ia diperkosa.
Bella juga benar-benar sendirian tanpa ada seorang pun yang membantunya atau bahkan menemaninya, benar-benar sendiri karna Matteo tidak memperkerjakan pelayan, hanya Ayla yang sesekali datang untuk menemaninya.
Hari ini jadwal Bella untuk memeriksakan kandungannya yang sudah menginjak 7 minggu, namun kali ini ia harus pergi sendiri tanpa di temani oleh Ayla dan pastinya tanpa Matteo juga, jangan harap pria itu menemaninya, memberi kabar saja tidak.
Hanya memakai dress santai keluar dari apartment menuju parkiran mobilnya, ia tak perlu takut orang-orang mengenalinya karna apartment yang ia tinggali sekarang keamanannya sangat tinggi terlebih orang-orang yang tinggal disini lebih cuek dan mind their own business, tidak seperti masyarakat pada umumnya yang kepo.
Saat sampai di rumah sakit pun Bella langsung melakukan penyamaran dengan masker meskipun sedikit minim bahwa kehamilannya akan terekspos tapi ia tetap berjaga-jaga. Ia menunggu dengan perasaan yang campur aduk antara senang dan gugup, senang karna ia akan mendengar detak jantung baby-nya dan gugup karna ini pertama kali baginya juga ia sendirian disaat ibu hamil yang lain datang ditemani suami, atau ibu, atau mungkin mertua, siapa saja yang pasti mereka tidak sendirian, berbeda dengannya.
Menunggu setengah jam sebelum namanya dipanggil, Bella pun langsung masuk ke ruang praktek Dr. Michelle.
"Hello, Ms. Cleosa, how's your day?" Sapa Dr. Michelle begitu Bella masuk ke ruangannya.
"Hi Dok, I'm good, thanks dok." Bella pun duduk di depan Dr. Michelle.
"So hari ini kita akan mendengar detak jantung baby okey, tapi sebelumnya, bagaimana dengan morning sickness-nya? Selama kehamilan ini ada keluhan atau ada sesuatu yang dinotice?"
"Morning sickness-nya udah berkurang cuma kalau nyium aroma bawang yang ditumis agak mual aja dok, terus kalau telat makan sedikit biasanya langsung muntah-muntah. Lebih gampang lelah sama mau tidur terus sih dok."
"Ok, Ada cemil-cemil buah? itu bagus supaya kamunya nggak kelaparan dan ketika kamu telat makan perut kamu nggak benar-benar kosong, itu bisa ngebantu buat nggak muntah, coba aja cemilin apel atau berry. Gak trimester pertama memang bisa membuat kamu lebih lelah karna perubahan hormon, tapi setiap kali lelah coba aja istirahat sebentar, tidur siang mungkin."
"Jarang cemil-cemil dok, selalu nggak ada mood buat cemil, lebih prefer makanan berat."
"Cemilin makanan yang sehat, meskipun nggak mood tapi memang harus, terlebih sekarang ada nyawa lain yang bergantung sama kamu. Kita periksa tensi kamu dulu yah." Dr. Michelle mulai memeriksa tensi darah dari lengan Bella.
"Aku usahakan dok."
"Sepotong 2 potong juga nggak apa, asal tidak membiarkan perut kosong saja, perbanyak minum air putih juga. Tekanan darah kamu masih normal yang which is good. Sekarang ayo kita timbang sama ukur tinggi badan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bellathea (Vrene lokal) - END
FanficBella, model dan selebgram muda yang harus berjuang untuk dunianya. Third story