"Apa?!" pertanyaan itu bukan dari Teo dan pastinya bukan dari Bella, namun yang bertanya mampu membuat kedua orang di dalam ruangan tadi terdiam membeku.
"Kau menghamilinya?" tanya orang itu dengan nada sarkas dan terdengar bahwa ia sedang menahan amarah.
Namun baik Matteo atau pun Bella tidak ada yang berani menjawab. Bella hanya mampu menunduk menyembunyikan wajahnya dengan tangan kanan memegang perutnya yang masih sangat rata seolah meminta kekuatan dari janin di dalam sana.
"Jawab Teo. Kau menghamilinya?" tanya orang itu sekali lagi, bahkan ia sekarang sudah berdiri di depan Matteo.
"Tidak dad, bayi itu belum tentu milikku." jawab Matteo pada akhirnya yang membuat Bella kembali menatap Matteo, tidak percaya atas apa yang ia dengar. Yah orang yang masuk tadi adalah ayah Matteo, Dean Aldebaran.
"Kau tidur dengannya?"
"Itu kesalahan dad, trust me, waktu itu aku mabuk. Percaya padaku dad, bayi itu bukan milikku." Matteo mencoba untuk meyakinkan sang ayah yang terlihat sangat murka.
"Kau tidur dengannya dan kau mengatakan itu bukan anakmu? Aku tak membesarkanmu untuk menjadi pecundang." perkataan ayahnya mampu membuat Matteo terdiam, Dean memandang ke arah Bella yang menatap ke arah Teo, gadis itu tidak menangis tapi Dean dapat melihat dengan jelas bahwa gadis itu sedang menahan air matanya. Ia memang tidak begitu dekat dengan gadis ini, namun ia yakin bahwa gadis ini mengatakan yang sejujurnya.
"Kau harus menikahinya segera." tegas Dean pada akhirnya dan membuat Matteo tidak terima.
"Dad, tidak bisa, aku bahkan tidak yakin bahwa itu anakku, bagaimana mungkin aku harus menikahinya? Dad tau sendiri aku sudah memiliki kekasih dan aku akan segera melamar Ana. Aku tak mungkin menikahinya." ucap Matteo dengan frustasi.
"Tidak ada bantahan Teo, ini yang harus kau jalani, kau harus menikahinya, dengan ataupun tanpa persetujuanmu. Anak itu butuh ayah Teo." ucap Dean tanpa bisa di bantah lagi. "Katakan pada orang tuamu, kami akan ke rumah nanti malam pukul 7. Dan kau Teo sebaiknya tidak lari dari pertanggungjawaban ini. Ayo keluar Bella." Dean membawa Bella keluar dari ruangan anaknya, ia tidak mungkin meninggalkan Bella bersama dengan anaknya di saat anaknya sedang emosi.
"ARGHHHHHHH!!!!!" teriak Matteo dengan penuh emosi bahkan keadaan ruangannya sudah sangat prihatin, dokumen berserakan dimana-mana, pecahan kaca dari vas, gelas, bingkai foto, bahkan ponselnya pun sudah remuk karna di banting olehnya. Ia benar-benar kesal, marah dan kecewa pada semuanya, pada dirinya, pada ayahnya yang mempercayai Bella, pada keadaan dan pada masa lalunya.
"Batalkan semua jadwal aku untuk hari ini, jika tidak bisa, kau bisa mewakiliku. Aku akan keluar." kata Matteo pada Rainer yang terlihat sibuk dengan tugas-tugasnya.
Rainer, sekretaris itu terlihat kaget melihat tampang bosnya yang sangat kacau, memang sejam yang lalu sebelum Dean membawa Bella keluar, ia sudah diberitahu untuk tidak mengganggu Matteo. Rainer tidak tau apa alasan bosnya terlihat kacau tapi yang jelas pasti bukan sesuatu yang baik. Rainer pun hanya mampu menganggukkan kepala mendengar perintah Matteo.
BELLATHEA
Saat ini Bella sudah berada di kediaman keluarga Halim, yah ia meminta Ayla untuk mengantarnya langsung ke kediaman orang tuanya, meskipun mereka tak pernah menganggap Bella ada tapi tetap bagi Bella mereka adalah keluarga, karna hanya mereka satu-satunya yang Bella punya. She still believe in family comes first, they are the only thing I have.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bellathea (Vrene lokal) - END
FanfictionBella, model dan selebgram muda yang harus berjuang untuk dunianya. Third story