The Final Chapter
If I know what love is,
It is because of you.
- Herman Hesse -
Jantung Angga berdetak berkali-kali lipat dari biasanya. Tangannya juga sedikit berkeringat dan mulai dingin. Kaki yang berbalut kain batik berwarna coklat dengan sedikit aksen gold itu tak berhenti bergerak, seperti sedang menjahit dengan mesin.Sesekali lelaki itu menaik turunkan blankon yang terpasang di kepalanya, hanya sekedar untuk menghilangkan gelisah di hati.
"Relax."
Angga menoleh ke suara di depannya.
Papanya Gayatri tersenyum menenangkan. "Aya pasti datang kok. Sudah dijagain biar ga kabur.." Bisiknya.
Angga terkekeh kecil. "Mudah-mudahan ya Pa." Jawabnya menanggapi jokes lelaki yang ga berapa lama lagi akan menjadi mertuanya.
"Tarik nafas dalam-dalam.. terus keluarin. Paling berapa lama sih ijab qabul. Kalau lancar.. udah latihan kan?" Goda calon mertua nya itu.
Angga tersenyum simpul. Masih tidak tenang juga. "Udah pa. Insyaa Allah bisa." Tangannya malah semakin berkeringat.
Dan saat MC mengambil alih acara, disaat itu pula Angga mengumpulkan kesadarannya. Dia tak boleh mengacau hari ini.
"Nah.. yang ditunggu sudah datang."
Angga reflek menoleh. Melihat Gayatri dengan anggun berjalan ke arahnya, berbalut kebaya putih dan kain yang senada dengannya. Tiba-tiba hatinya terasa menghangat. Pikirannya juga tak seberat tadi. Gayatri berhasil menghipnotisnya, sampai-sampai Angga harus dipanggil berkali-kali oleh MC yang memimpin acara akad.
"Ah ya?" Angga baru tersadar, Gayatri sudah duduk di sebelahnya sambil tersenyum malu.
"Luar biasaa efek Mba Aya ya. Mas Angga aja langsung hilang kesadaran." Sambung sang MC, membuat seisi ruangan tertawa.
Muka Angga memerah. Tak ada pembelaan.
"Mas Angga sudah sadar kan ya? Siap ijab qabul kan?" Goda MC nya lagi.
Angga tersenyum lembut ke arah Gayatri yang dibalas dengan senyum malu-malu.
"Insyaa Allah siap." Jawab Angga yakin.
.
.
.Gayatri menatap cincin di jari manis tangan kanannya sambil senyum-senyum sendiri.
"Kamu ngapain sih disitu lama-lama?"
Gayatri menoleh ke cermin di depannya. Pantulan sosok laki-laki yang sekarang sudah resmi menjadi suaminya sedang bersandar di tempat tidur sambil memainkan handphone.
"Bersihin make up."
"Oh. Kalau udah selesai, cepet naik kasur sini."
Gayatri langsung menaruh tangan bersilang di dadanya. "Mau ngapain? Emang ga cape?"
Angga yang sedari tadi menatap handphone langsung tertawa melihat kelakuan istrinya. "Yang ada dipikiranmu mau ngapain?"
"Mesum ya?"
"Sembarangan! Udah halal tau.."
Gayatri menutup wajahnya yang memerah.
"Tapi bukan itu maksudku! Tidur. Emang kamu ga cape? Maksudku kalau kamu udah selesai cepet tidur sini.."
"Kamu enak.. cepet beberesnya. Aku harus beresin make up dulu, mandi dulu.."
"Makanya jangan lama-lama di lobby tadi. Kita kan bisa langsung naik. Mereka juga maklum kita mau ngapain."
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny (JINRENE AU)
RomanceDisaat dua insan manusia berusaha saling menghindar tetapi malah semakin tenggelam dalam hidup satu sama lain.. Bisakah mereka terus menghindari takdir? Angga. "Ngga mungkin lah aku bisa suka sama perempuan seperti ini. No no no. Big no! She's not m...