3rd POV
.
.
.
"Nyeeett yang kaya gitu sih lo sikat ajaa! Ngapain lo mikir-mikir???" Wanda melotot ke arah Aya yang duduk di seberangnya.Aya melotot balik, "Bisa ga lo ga berisik? Sikat-sikat, lo kira WC disikat??" Bisik Aya sambil melirik Angga yang masih berdiri di depan counter memesan kopi. Disampingnya juga ada wanita yang terlihat bisik-bisik dengannya.
Wanda menoleh ke arah Angga, "Ya lo ga bisa salahin sih kalo ternyata dia udah punya pacar. Yang kaya gitu kalo single juga pasti ada penyebabnya."
"Mulut sama mata lo bisa ga di rem dulu sebentaaaarr aja. Gw ga mau ya ketauan ngomongin dia. Lo ga liat, dia tadi aja cuma hai doang ke gw!" Suara Aya makin pelan sambil nendang kaki Wanda di bawah meja.
Aya merutuki Wanda dan dirinya sendiri yang uring-uringan gara-gara Angga, sementara orangnya saja seperti tak keusik sama sekali.
Tadi, begitu Aya lihat Angga masuk ke tempat itu, jantungnya langsung disko, perutnya langsung mules. Orang yang dia pikirin selama beberapa hari ini tau-tau muncul di depannya. Sialnya, Angga ga sendiri. Aya yang keburu ketemu mata sama Angga, mau ga mau melambai dan tersenyum. Full acting.
Angga nya sendiri ga bisa menutupi kekagetannya melihat Aya disitu. Ini adalah coffee shop favorite nya. Selain kopi nya lumayan masuk selera dia, kantor pengacara nya juga ga jauh dari sini. Dia biasa berjalan kaki kesini kalau sempat atau biasanya nyuruh Kinan yang beli. Dan kali ini, sehabis pulang dari klien dia mampir berdua dengan sekretarisnya itu.
Angga yang melihat lambaian Aya reflek mendekatinya dan melihat Aya sedang bersama seorang wanita lain yang modelannya sama seperti Aya. Glamour. Kedua wanita tersebut mencolok sekali di tempat seperti ini.
"Hai." Sapa Angga ke Aya.
Yang disapa juga hanya menjawab, "Hai.."
Angga terdiam tak tahu mau bicara apa lagi, lalu menunjuk ke arah tempat pemesanan. Aya buru-buru mengangguk. Sesingkat itu. Keduanya bingung mau bicara apa lagi.
Aya menghela nafas dan Wanda langsung nyerocos nyuruh-nyuruh sikat.
Sementara, Kinan yang sibuk bisik-bisik di sebelah Angga bolak balik melirik Aya.
"Pak Angga kenal Gayatri? Itu Aya kan Pak? Yang top model itu? Kenalin dong Paaak.. saya mau minta foto."
Angga hanya melirik Kinan, hatinya sedang ga karuan terus harus nanggepin anak di sebelahnya ini bikin kepala Angga makin pusing.
"Pleaaase kita join mereka aja yuk pak. Kan kita udah ga ada jadwal apa-apa lagi."
"Kinan kamu bisa diem ga?" Bisik Angga, "jangan malu-maluin saya, bisa kan? Kalo sampe kedengeran kan malu!" Angga setengah melotot ke Kinan.
Kinan berdehem.. dia berhenti bergerak kaya cacing kepanasan. "Baik pak. Tapi tolong saya 1 kali ini aja. Saya mau foto sama Aya. Habis ini bapak suruh saya mondar mandir, saya ga akan misuh-misuh lagi."
"Selama ini kalau saya suruh, kamu misuh-misuh?"
Kinan terkekeh, "ya maap.. abis bapak suka ga kira-kira nyuruhnya."
"Ampun anak ini.."
"Atau saya aja yang sok kenal sok akrab? Yang penting kita kesana dulu. Nanti saya yang usaha sendiri."
"Habis ini kita balik ke kantor. Titik!" Putus Angga.
Kinan manyun.. melirik ke Aya dan Wanda yang masih bisik-bisik juga.
"Please cabut yuk. Gw males mesti basa basi lagi." Kata Aya.
"Ngga ah. Gw mau kenalan dulu sama Angga. Kenalin gw dong!" Kata Wanda sambil ngaca di hp nya.
![](https://img.wattpad.com/cover/210715095-288-k764821.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny (JINRENE AU)
RomanceDisaat dua insan manusia berusaha saling menghindar tetapi malah semakin tenggelam dalam hidup satu sama lain.. Bisakah mereka terus menghindari takdir? Angga. "Ngga mungkin lah aku bisa suka sama perempuan seperti ini. No no no. Big no! She's not m...