3rd POV
.
.
.
.
.Sudah lama juga Aya tak menginjakkan kaki ke rumah orang tua nya. Sejak skandal narkoba nya muncul, dia hanya 1x ke rumah orangtua nya. Selebihnya mama, kakak dan kakak iparnya yang menemui Aya di apartemennya. Itu karena Aya habis diomelin oleh papa nya.
Hari ini adalah hari ulang tahun keponakannya yang tertua. Anak satu-satunya dari kakak pertama Aya, Mas Bagas dan Mba Widuri istrinya. Resyakilla Datu Hadikusumo berulang tahun ke 6 dan akan segera masuk SD di tahun ini.
Alhasil, dia memberanikan diri untuk pulang ke rumah orang tua nya. Toh sudah lama juga dan skandal itu sudah tak sekencang di awal dulu.
"Assalamualaikum!" Teriak Aya.
Suasana di rumah orangtua nya hiruk pikuk penuh dengan tamu. Ada saudara dari dia dan juga saudara dari keluarga kakak ipar nya. Belum lagi anak-anak berseliweran kesana kemari.
Aya juga heran, kenapa sih Mas nya itu ga merayakan ulangtahun Killa di rumahnya. Kenapa harus di rumah orangtua nya..
"Tante Aya!!"
Aya menoleh dan melihat keponakannya yang laki-laki, Ezra Pradipa Soemarno. Anak dari kakaknya yang kedua, Mba Gendhis dan Mas Danar.
"Weiitss jagoan!" Aya memeluk dan menggendong keponakannya yang baru berumur 4 tahun itu.
"Hai Ay."
Aya menyalami tangan Mas iparnya itu.
"Gimana, sehat?" Tanya Danar.
"Sehat alhamdulillah.. pada dimana nih?"
"Kebun belakang. Yuk.." ajak Danar.
Aya mengikuti Danar sambil menggendong Ezra yang sibuk bercerita tentang betapa seru nya acara ulangtahun kakak sepupunya ini.
Benar saja, kebun belakang orangtua nya sudah disulap menjadi tempat bermain anak-anak. Ada rumah balon, perosotan, ayunan.. lengkap semua.
Aya menyalami mama, kakak dan ipar nya. Tak lupa memeluk papanya dan langsung merayu minta papa nya agar tidak marah lagi yang tentu saja langsung dikabulkan.
"Sendirian aja Ay?" Tanya Widuri
"Iya lah. Mau sama siapa lagi?" Aya melihat hp nya.
"Ada yang mau dateng? Siapa? Angga ya?" Tanya Gendhis.
"Dih si rese. Sok tau deh.."
"Alaaah udah deh ngaku aja. Gw denger kali.. lo sama dia jalan kemana-mana berdua." Kata kakak perempuannya itu.
"Denger darimana? Jangan berisik lo mba. Jangan ghibah.."
"Denger dari tuh, si tukang gosip." Gendhis melirik suaminya yang cuma nyengir.
"Dinding berbicara Ay.. Mas juga denger dari temen yang kebetulan temennya Angga. Ya kan circle kita situ-situ aja. Pada kaget liat Angga gandeng cewe." Kata Danar.
"Ah gila! Untung mama ga denger.. lo ga bilang kan?" Tanya Aya ke Gendhis dan Danar.
"Ngga lah. Ngapain.. kan udah gw bilang, lo bakalan tunangan sama dia. Pake ngeyel. Sok sok ga mau. Cape deh!" Kata Gendhis.
"Bukannya gitu.. Sekarang udah ngga."
"Gimana maksudnya??" Tanya Widuri, takut salah denger.
"Yhaaa ga tau juga kemarin iya apa ngga. Cuma emang sempet deket trus sekarang udah ngga." Entah kenapa Aya jadi curhat. Mungkin karena ga tahan sakit nya.
Yang lain jadi ikut terdiam. Baru aja mereka senang karena adik mereka akhirnya membuka hati lagi.
"Angga mana, Ay?" Tanya Bagas yang tau-tau muncul dan duduk bareng mereka.

KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny (JINRENE AU)
RomanceDisaat dua insan manusia berusaha saling menghindar tetapi malah semakin tenggelam dalam hidup satu sama lain.. Bisakah mereka terus menghindari takdir? Angga. "Ngga mungkin lah aku bisa suka sama perempuan seperti ini. No no no. Big no! She's not m...