- 8 -

1.2K 174 22
                                    

ANGGARA

Apa yang kupikirkan, sampai keluar kalimat seperti itu? Setiap di dekatnya, mendadak aku menjadi bocah ingusan yang seperti baru kenal perempuan.

Grogi dan bodoh.

Ada saja yang keluar dari mulutku tanpa disaring otak ku. Aku menghela nafas melihat wanita di sampingku ini makan nasi goreng di dalam mobil sambil tersenyum kecil.

Seorang Gayatri, model papan atas yang masih full make up sehabis syuting.. sedang makan nasi goreng abang-abang di dalam mobil.

Aku teringat tadi sehabis terucap kata-kata bodohku, Aya hanya mengangguk polos mengiyakan tawaran makan nasi goreng di salah satu kawasan kuliner yang kami lewati. Wajahnya mengernyit kebingungan tapi ada semburat merah juga, apa aku salah lihat?

Belum lagi dia juga pasti bingung, kenapa tau-tau aku menjemputnya.

Jangankan dia, aku sendiri juga bingung. It's been 3 weeks since I saw her. Work has been crazy for me. Aku harus bolak balik Singapore Jakarta dan minggu lalu aku spent 4 days di Hongkong. Kemarin malam aku baru saja sampai Jakarta dan ada dorongan kuat yang tak bisa kujelaskan untuk melihatnya. Melihat Gayatri.

"Beneran ni, lo ga mau makan juga?" Tanya nya tiba-tiba.

Aku menggeleng.

"Trus ngapain nyuruh gw makan, kalo ga ditemenin?"

"Kan yang belum makan kamu. Saya sudah makan tadi." Aku menahan senyumku melihat wajah kesalnya.

Dia melanjutkan makan dan aku menahan diri untuk tidak menatapnya. Jadi kualihkan perhatianku dengan melihat hp ku, sekalian mengecek email pekerjaan.

"Kenyang." Katanya setelah beberapa saat.

Aku menoleh dan melihat nasi di piringnya. Sudah habis lebih dari setengah, ok lah.. bisa kuterima. Yang penting dia tak tidur dengan perut kosong. Walaupun terdengar aneh dan bodoh, aku memang tak suka mendengarnya tidur dengan perut kosong sedari siang. Tapi jangan ditanya, kenapa aku perduli.. aku tak tahu jawabnya juga.

Aya membuka kaca mobil dan melambai pada si tukang nasi goreng yang tak terlalu jauh dari tempatku parkir, "abang!" Panggilnya. Tak lama abang nasi gorengnya pun datang menghampiri.

"Ini uangnya." Aku menyodorkan uang ke Aya agar bisa diserahkan ke abangnya.

"Ga usah. Gw aja." Aya menyerahkan selembar uang 50ribuan ke abangnya. "Sisanya buat bapak aja." Katanya. "Tapi saya minta air mineral 1 botol ya Pak."

Aku hanya tersenyum simpul melihat Aya mengabiskan hampir separuh botol air mineral dalam 1 tarikan.

"Haus?" Tanya ku, dia mengangguk.

"Trus sekarang apa lagi?" Tanya nya.

"Mau pulang?"

"Memangnya mau kemana lagi?" Dia menatapku dengan bingung.

Pikir Angga! Perintahku pada otak tumpulku saat ini.

"Kata lo udah malam, gw mau keluar ketemu temen ga boleh." Rajuknya.

Lucu sekali. Aku berdehem.. "Yasudah pulang." Kataku menutup percakapan sebelum ada kalimat bodoh lagi keluar dari mulutku.

Kami berkendara dalam sunyi lagi.

"Kemana aja hampir sebulan?" Aya akhirnya bertanya padaku.

"3 minggu." Jawabku.

"Lo ngitung?"

Aku hanya mengangguk kecil sambil meliriknya.

"Dih! Basi.." desisnya tapi kulihat ada senyum kecil di wajahnya.

Destiny (JINRENE AU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang