- 33 -

1.4K 158 71
                                        

Naya tergopoh-gopoh menghampiri Aya di lokasi syuting iklan terbarunya. "Mba Ay.." panggil Naya. "Mas Angga telepon nih."

Aya mengernyit, bingung kenapa Angga harus menelepon Naya untuk mencari dirinya. Dia mengambil hp yang disodorkan oleh Naya. "Halo.."

"Kenapa sih susah banget dihubungin? Aku teleponin kamu bolak balik ga diangkat."

Aya menjauhkan hp Naya dari kupingnya, begitu mendengar nada kesal dari Angga. Dia mencari hp nya di tas. Setahu dia, tadi sudah sengaja dia nyalakan nada dering nya agar bisa mendengar telepon dari Angga.

"Halo.. Gayatri.. Gayatri.." Panggil Angga dengan kesal.

"Astaga.. hp ku ke silent. Maaf Mas. Kayanya tadi udah aku nyalain nada dering nya. Ternyata aku silent."

Angga menghela nafas, "Aku udah di parkiran."

Aya tersenyum lebar. Ternyata semenyenangkan ini memiliki hubungan yang normal dengan Angga nya. "Siap bos.. 5 menit lagi ya. Aku tinggal beberes." Aya mematikan telepon lalu menyerahkan ke Naya yang sedari tadi hanya berdiri di depannya.

"Mba Ay pulang sama Mas Angga?" Tanya Naya.

Aya mengangguk sambil mengangkat tas nya. "Sisa nya lo yang urus ya. Jangan ada yang kececer.." kata Aya.

"Mas Angga udah bisa bawa mobil sendiri Mba?"

"Udah. He's all fine now.."

"Trus ini mau kemana?"

Aya memicingkan mata ke Naya, "Banyak banget sih pertanyaan lo. Kita udah ga ada jadwal lagi kan?"

Naya terkekeh.. "Mau tau aja gituu.. seneng aja akhirnya Mba Aya sama Mas Angga bisa happy bareng-bareng."

Aya tersenyum lebar sekali mendengar perkataan Naya. "Apalagi gw Nay. Udah ah.. byeeee.."dengan langkah riang, Aya meninggalkan Naya yang menatap boss nya dengan pandangan tak kalah bahagia nya.

Di luar gedung, Aya celingukan mencari mobil Angga. Dia mengeluarkan hp nya, bermaksud menelepon Angga, "Tadi katanya udah di lobby.." desis Aya.

"Gayatri."

Aya menoleh dan melihat Angga berjalan ke arahnya sambil membawa segelas kopi hangat. "Aku tadi beli kopi dulu di coffee shop dalam. Nunggu lama?" Tangan Angga melingkar di pinggang Aya sambil mengecup kepala Aya perlahan.

Aya kaget juga dengan perlakuan Angga. Masalahnya ini ada di luar ruangan dengan banyak orang. Mata Aya melebar menatap Angga.

"What? Aku ga boleh cium pacar aku sendiri?" Tanya Angga, sekarang sudah melepas tangannya.

"Ini rame.." desis Aya.

"Kenapa? Kamu takut ketahuan pacaran sama aku?" Angga menyesap kopi nya.

"Bukan.. dulu mana pernah kamu mau turun nyamperin aku tiap jemput dari kerjaanku. Dulu.. kamu mana mau keliatan bareng sama a.."

"Itu dulu. Ga usah dibahas." Serobot Angga. "Sekarang kan kita sudah mau nikah, jadi gapapa dong." Mata Angga berkeliaran kemana-mana kecuali ke arah Aya dan telinga nya otomatis memerah.

Aya nyengir melihat Angga malu-malu seperti itu. Dia mengaitkan lengannya ke lengan Angga, "Kalau gitu ayo kita pergi."

Angga hanya tersenyum kecil merasakan gelendotan Aya di tubuhnya, lalu dia membawa wanita nya itu pergi karena bisikan dan tatapan orang ke arah mereka sudah terlalu banyak. Angga sebenarnya risih, tapi dia tahu.. ini membuat Gayatri nya bahagia.
.
.
.

"Gayatri.."

"Hm?" Aya sibuk mengunyah. Mereka sedang makan di sebuah restaurant all you can eat. Tiba-tiba Aya ingin makan shabu-shabu katanya.

Destiny (JINRENE AU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang