- 26 -

1.2K 173 42
                                        

2 YEARS LATER.
.
.
.
.

ANGGARA

How I describe my life in these past 2 years? Miserable? Peaceful? Well I guess it's something in between.

Aku pernah berada dalam fase meratapi kepergian Gayatri dari hidupku. Dimana setiap hari yang kulakukan hanya melamun, bersedih mengingat kenanganku bersama nya, meracau ditemani Pandu dan Sandy dan kadang Wanda. Mereka tak banyak bicara, hanya aku saja yang bicara sana sini. Menyesali semua yang telah terjadi.

Seperti kata orang.. penyesalan memang selalu datang terlambat, bukan?

Lalu setelah beberapa bulan, aku masuk dalam fase mengubur semua ingatan tentang Gayatri. Mendesak semua kenangan tentangnya ke bagian otak ku paling belakang. Sungguh sulit karena dia wara wiri di majalah, televisi, dan di pikiranku juga. But as you can see.. I survived.

Sekarang sudah 2 tahun sejak perpisahan kami. Sepertinya aku sudah move on. We literally never met each other. Our path never cross even for once. Aku juga bingung, seakan takdir sudah mengatur agar kami tak bersinggungan jalan lagi. Ini tentu saja memudahkanku untuk melupakannya.

Terdengar mudah dilewati, bukan? Haha.. but you have no idea.. bagaimana aku mencurahkan hati dan pikiranku ke dalam pekerjaan  agar aku tak memikirkan Gayatri terus-terusan. Aku menetap di beberapa negara yang sedang kupegang kasusnya lebih lama dari yang seharusnya. Aku bekerja dari pagi ke malam, begitu terus-terusan sampai aku sempat jatuh sakit dan dirawat selama 3 hari di rumah sakit.

Lalu ada malam-malam yang kuhabiskan dengan menangis sendirian di apartemen. Yes, I do crying. Bukankah emosi itu harus dilepaskan dan tak boleh ditahan?

Seumur hidupku, aku hampir selalu menahan yang kurasakan. Belum lagi profesiku sebagai lawyer, harus bisa menahan emosi dan terlihat tenang selalu. Aku selalu membiasakan untuk tak terlihat over reaction atas semua hal. Tapi setelah kepergian Gayatri, I never been the same again.

But now.. after all that I've been through.. I'm finally moving on.

Or so I thought.

Before I read message from Sandy yang baru aja masuk ke hp ku.

"Gw sama Wanda mau nikah. Lo jadi best men gw ya. Tapi ga usah kabur.. karena lo pasti tahu kan siapa maid of honor-nya Wanda. Gw kasi tau lo duluan biar lo ga shock kalo nanti ketemu Aya."

Aku menelan ludah membaca nama itu di hp ku. Takdir memang lucu..
.
.
.
.
.

GAYATRI

Wanda panjang lebar menjelaskan rencana pernikahannya dengan Sandy and I'm so happy for her. Believe me, I do. Tapi kenapa rasanya kepalaku pusing ya mendengar ceritanya?

Bukan.. bukan karena aku iri dengannya. Well, sejujurnya tentu saja aku iri dengan kehidupan percintaannya yang semulus jalan tol bersama Sandy. Who would've thought, Wanda akhirnya memilih untuk settling down dan menikah dengan lelaki yang kukenalkan padanya?? Tapi kembali lagi, pusing di kepalaku bukan disebabkan oleh ocehan Wanda soal rencana lamarannya bulan depan.

"Jadiiii.. gw mohon banget lo ga ngehindar dulu dari dia. Lo pasti tahu kan maksud gw.. lo tahu kan, Angga pasti jadi best men nya Sandy?"

Ya.. nama itulah yang membuat kepala ku pusing sedari awal Wanda bercerita.

2 tahun sudah kami tak bertemu. Seperti yang sudah pernah kubahas sebelumnya, jalan kami memang tak akan pernah bertemu kalau saja bukan karena rencana perjodohan orang tua.

Aku mencoba menenangkan diri dengan cara menarik nafas dan membuangnya secara perlahan. Namun cara itu gagal. Bayangan 2 tahun ke belakang langsung berkelebat di kepalaku.

Destiny (JINRENE AU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang