ANGGARA
.
.
.
.
."Pak Angga! Kok malah senyum-senyum sih?"
Aku tersentak dan langsung melihat muka kesal Kinan. Tadi kan aku lagi bayangin muka Gayatri, kenapa yang ada di depanku si anak bawel ini?
"Pak, saya lagi tanya. Bapak mau makan siang apa? Kenapa malah senyam senyum?"
Astagaaa.. aku pasti melamun. Habisnya, bayangan tadi pagi masih melekat dengan jelas di pikiranku. Harum tubuh Gayatri, wangi shampoo nya, badan kecilnya yang enak sekali kupeluk.. bibirnya yang..
"Pak Angga! Astaghfirullah.. Pak Angga kemasukan setan apa yaa, kok malah senyum-senyum lagi.."
Aku menghela nafas mendengar ocehan Kinan, "kamu bisa ga keluar dari ruangan saya?"
"Ya bisa aja sih pak. Cuma makan siang bapak gimana?"
Aku cuma menatapnya dan dia langsung tahu kalau aku ga mau diganggu..
"Bapak pesen sendiri ya? Ok kalau begitu.. saya mau makan di luar nih pak sama anak-anak. Kalau mau titip, telp saya aja ya.." Kinan mundur teratur.
"Ganggu aja.." desisku setelah dia menutup pintu ruanganku.
Aku bersender ke kursiku. Ingatanku kembali lagi ke pagi tadi.
Gayatri Iswara Hadikusumo. Wanita yang membuat hidupku jungkir balik sejak mengenalnya.
Sejak Laras, belum ada wanita yang membuatku seperti ini. Ralat. Bahkan Laras pun tak bisa membuatku merasakan hal yang aku rasakan sekarang pada Gayatri. Dia berbeda.
Dengan Laras semua terasa baik-baik saja, lancar dan mudah sedari awal. Tapi tidak dengan Gayatri. Dunianya yang berbeda denganku dan kepribadiannya yang berkebalikan dariku membuatku tak bisa berhenti memikirkannya.
Sungguh, aku sudah berusaha menyingkirkannya dari otakku. Sejak pertama kali kami bertemu, dia telah menggerakkan hatiku yang kukira sudah kebas dengan wanita. Aku tak menyangka, Gayatri lah yang merubah pikiranku.
Berulang kali aku mencoba menghindari wanita ini, tapi berulang kali juga hatiku kembali padanya. Bahkan setelah Laras muncul tiba-tiba di Indonesia, aku tak bisa berhenti merindukan Gayatri.
Kemarin malam, entah keberapa kali aku harus berbohong hanya sekedar untuk mendengar suaranya. Mengatasnamakan Anin kali ini. Memang sih anak itu sudah merengek minta dikenalin dengan Gayatri dari lama, jadi aku ga bohong-bohong amat kan..
Mendengar suara mabuk Gayatri kemarin, aku khawatir sekali. Apalagi waktu tahu-tahu telepon terputus dan dia tak mengangkat sewaktu aku meneleponnya lagi. Jadi langsung saja aku ke apartemennya. Siapa yang menyangka bahwa aku akan menyerah seperti tadi pagi.
Ah aku jadi ingin mendengar suaranya sekarang.. kuambil hp dan kutekan speed dial no.1 di hp ku.
"Ya Mas?" Jawabnya tak pakai lama.
"Dimana?"
"Kantor."
"Sama Naya?"
"Iya. Sama siapa lagi. Mau ketemu pak boss sih tapinya."
"Mau ngapain?"
"Aku lagi diinterogasi atau gimana sih ini?"
Aku tersenyum kecil, "Ya abis kamu jawabnya singkat-singkat. Jadi kan aku nanya terus."
"Posesif banget deh.."
"Memang." Sambarku. "Jadi, kamu mau ngapain ketemu boss mu?"
"Ngomongin kontrak sama klien baru. Aku kan masih susah dapet klien.. jadi banyak yang harus diomongin."
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny (JINRENE AU)
RomanceDisaat dua insan manusia berusaha saling menghindar tetapi malah semakin tenggelam dalam hidup satu sama lain.. Bisakah mereka terus menghindari takdir? Angga. "Ngga mungkin lah aku bisa suka sama perempuan seperti ini. No no no. Big no! She's not m...