GAYATRI
.
.
.
.
.Aku menenggak minumanku langsung dari botolnya. Beer botol ketiga yang kuhabiskan sambil melihat tv di ruang tengah yang sebenarnya juga tak tahu apa yang kutonton. Pikiranku ada dimana-mana.
Kata-kata Angga masih terngiang di kepalaku. Kangen katanya. Hah!! Apa-apaan dia, sehabis bercerita soal perempuan lain, dia bilang kangen padaku? Belum lagi perkara dia mencampakkanku begitu saja. Keterlaluan laki-laki itu.
Ngomong-ngomong, aku juga sudah bertemu dengan Sandy dan Pandu, ditemani oleh Wanda. Ga sengaja, karena pas aja Wanda mengajakku bertemu dan dia sedang bersama Sandy dan Pandu. Mereka sudah cerita semua soal Angga dan Laras. Cinta pertamanya Angga. Sahabatnya yang sangat dicintai dan kenapa mereka harus berpisah.
Aku teringat saat Pandu dan Sandy menceritakan soal hubungan sahabat mereka.
Angga dan Laras bersahabat sejak mereka sama-sama kuliah S1 Hukum di sebuah Universitas Negeri ternama di Jakarta. Karena mereka merasa cocok, mereka terus bersama sampai melanjutkan kuliah S2 dan S3 nya di New York sampai bekerja disana. Dari sahabat, tumbuhlah cinta..
Angga tahu, suatu saat dia harus pulang dan mengurusi firma hukum bapaknya. Jadi dia melamar Laras dan memintanya untuk ikut pulang ke Indonesia. Tapi Laras menolak. Karirnya bagus disana dan dia tak mau melepaskannya, bahkan untuk Angga sekalipun.
Angga akhirnya kembali ke Indonesia dengan patah hati. Lama sekali Angga tak membuka hati untuk wanita.
"Sampai elo dateng, Ay." Kata Pandu. "Cuma elo yang bisa ngeluarin Angga dari hubungan toxic nya dia sama Laras. Dari jaman sahabatan sampe pacaran, mereka sering banget berantem baikan berantem baikan. Angga ngalah banget sama Laras dan kaya ga bisa marah ke dia. Padahal Laras yaa kaya iya-iya ngga-ngga ke Angga."
"Buat Laras, Angga akan selalu jadi kuncian terakhirnya dia. Karena dia tahu, Angga ga akan pernah bisa nolak Laras " kata Sandy. "Dan itu yang bikin gw seneng banget Angga ketemu elo. Cuma elo yang bisa narik Angga balik ke kenyataan. Dia ga akan bisa bahagia sama Laras."
Aku hanya tertawa lirih, merasa sungguh bodoh tak pernah melihat tanda-tanda kalau Angga punya masa lalu yang sama seperti ku. Sama-sama susah move on from toxic relationship. And it sucks! Aku tak yakin bisa menarik Angga seperti yang dikatakan oleh Sandy. Aku sadar diri, bagaimana posisiku di hati Angga. Apalagi dibandingkan dengan cinta pertama nya.
Lagian, siapa sih aku pakai segala disuruh ngeberesin hubungan toxic orang, wong aku sendiri aja belum becus masalah hati.
Drrrt..drrrtt..
Aku melirik ponselku yang bergetar dan hampir keselek gara-gara melihat nama Angga disitu. Haruskah kuangkat teleponnya?Tentu saja kalau aku lagi waras, aku akan memilih untuk menghindarinya. Tapi karena aku sedikit mabuk, maka tak lama segera kujawab telepon itu.
"Halo.."
"Gayatri?"
"Iya lah, ini Gayatri.. kenapa pakai tanya.." jawabku sambil terkikik. Ya Allah, otak dan mulutku kenapa bisa ga sinkron begini..
"Gayatri, where are you? Kamu mabuk?"
Aku terkikik lagi, "di apartemen. Ngga mabuk. Aku cuma minum beer 3 botol masa mabuk."
"Di apartemen sama siapa?"
"Sendiri laaahh.." nadaku meninggi. Sungguh ga banget, tapi aku ga bisa berhenti.
"Telepon Wanda. Suruh dia ke tempatmu. Atau aku yang telepon?"
"Aku ga kenapa-kenapa ih! Aku kan bukan anak kecil lagi. Apa-apa suruh Wanda temenin. Suruh Naya temenin. Kenapa sih kamu selalu anggap aku ga bisa ngapa-ngapain sendiri?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny (JINRENE AU)
RomanceDisaat dua insan manusia berusaha saling menghindar tetapi malah semakin tenggelam dalam hidup satu sama lain.. Bisakah mereka terus menghindari takdir? Angga. "Ngga mungkin lah aku bisa suka sama perempuan seperti ini. No no no. Big no! She's not m...