- 5 -

1.2K 175 21
                                    

GAYATRI

Sudah sekitar 20 menitan aku duduk di meja makan. Omelette yang kubuat sampai dingin, belum habis termakan karena aku sibuk melototin hp. Mencari clue siapa Anggara Setyo Prawiro ini.

Bukan.. bukannya aku naksir jungkir balik sama orang ini. Tapi karena orang ini nyebelinnya minta ampun. Bisa-bisa nya dia cuekin seorang Aya kemarin malam.

Sialnya lagi, ga banyak yang bisa ku dapat dari social media nya. Akun instagram nya tak dikunci sih dan followers nya mencapai ribuan.  Tapiii.. isi instagram nya jarang banget ada wajah Angga. Isinya foto pemandangan lah, street view lah.. sekalinya ada wajah Angga, pasti lagi sama teman-temannya. Ada juga sih yang berdua sama perempuan, tapi dari tanggal posting nya itu sudah lama.. years ago lah. Mantan nya mungkin atau sahabatnya? Ih kenapa juga harus dipikirin.

Aku sekarang beralih ke twitter dan mencari nama Anggara Setyo Prawiro. Ada sih akun nya.. tapi kenapa ga pernah nge-tweet ya. Cuma retweet berita-berita yang berkaitan dengan hukum. Ku-scroll terus ke bawah.. ada tweet foto nya bareng perempuan dengan caption happy time. She's the same woman I saw on his Instagram. Aku melihat laki-laki yang tersenyum lebar sambil merangkul perempuan itu.

Bisa juga tu orang senyum. Ga kaya semalem, dataaar aja tu muka. Disenyumin ga balas, diajak ngobrol cuma jawab seadanya. Mana bisa Gayatri digituin. Ga ada ya sejarahnya laki-laki nyuekin gw..

ANGGARA

Aku menatap cover majalah yang ada di meja ruang meeting kantor klien kami. Kebetulan aku dan Kinan hari ini ada jadwal meeting mengenai rencana klien kami untuk mengakuisisi perusahaan lainnya.

Gayatri Iswara Hadikusumo. Keluar dari jalur pewaris perusahaan sewaktu memutuskan untuk menjadi model sejak kuliah di luar negeri. Yes, I did my research about her. Gimana ga research -or stalking- whatever you name it, kalau sepanjang jalan sejak pulang dari rumah Om Wisnu, bapak sama ibu ngoceeeeh terus betapa mereka suka dengan perempuan itu.

Aku meraih majalah tersebut, dimana dia menjadi model cover nya lalu pikiranku melayang ke pertemuan beberapa hari yang lalu.

Aku meraih majalah tersebut, dimana dia menjadi model cover nya lalu pikiranku melayang ke pertemuan beberapa hari yang lalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Angga, ayo kenalan dulu dengan Aya." Ibu sedikit mendorong badanku ke depan. Astaga.. kenapa aku diperlakukan seperti anak kecil begini. Bisa kulihat wanita di depanku tersenyum kecut karena diperlakukan sama.

Aku maju dan menyalami dia yang kali ini tersenyum ke arahku dan hanya kubalas anggukan. Keep it simple, dinner and out.. Pikirku.

Setelah basa basi, kami duduk di ruang makan berdampingan. Kulihat dia banyak bicara dengan kakak dan kakak iparnya yang tadi juga diperkenalkan. Kakak pertama nya tak bisa datang, padahal aku berharap bisa bertemu dengan Bagas. At least aku sudah mengenalnya dan ngobrol sekali dua kali.

"Angga lagi sibuk apa?"

Aku tersadar dari lamunanku dan menoleh ke arah suara. Dia menatapku dengan mata bulatnya. Setidaknya, dia tak menatapku dengan 'mata gila' seperti yang biasanya perempuan lain tujukan padaku. She seems.. how do I say this.. umm.. normal.

"Helloo.." dia mengibaskan tangan di depan muka ku. Aku jadi malu ketahuan melamun.

"Banyak. Lagi sibuk banyak." Jawabku seadanya.

"Ooh.. ok." Dia kembali menyantap makanan nya. Bisa kulihat dia sedikit tak puas dengan jawabanku.

"Aya, kamu harusnya manggil Angga pakai mas loh. Angga kan hampir seusia Bagas yaa.." kata mama nya. Aku hanya tersenyum.

Aya menoleh lagi ke arahku lalu mengangguk, "iya Mas Angga.."

Aku menelan ludah. Entah kenapa ada yang menggelitik mendengarnya memanggilku seperti itu.

Setelah makan, kami 'dipaksa' untuk ngobrol berduaan. Kenapa sih orang tua ini kelihatan jelas sekali jodoh-jodohin nya.. belum lagi muka ibu yang sumringah itu. Aya membawa ku ke teras belakang rumah orang tua nya.

"Mas Angga pengacara?" Tanya nya basa basi.

Aku hanya mengangguk.

"Ngurusin apa? Pernah ngurusin perceraian artis?" Tanya nya penuh selidik.

"Saya ga ngurusin yang gitu-gitu."

"Kenapa??"

"Ga penting buat saya."

"Ga asik ah." Cibirnya. Lalu kami kembali terdiam dan suasana kembali canggung. Beruntung ada email masuk dari klien ku. Aku sibuk dengan hp ku dan tenggelam ke pekerjaan seperti biasa. Aku sampai tak sadar, sudah berapa lama kami berdiaman dan saat ku menoleh ke arahnya.. dia sudah tak ada. Aku ditinggal sendirian.

"Pak! Pak! Pak Angga!"

Suara Kinan menyadarkanku dari lamunan dan membuatku menoleh ke arahnya.

Kinan melirik majalah yang tadi kutatap. "Tumben liatin perempuan. Itu si Gayatri ya?"

"Kamu kenal?"

"Siapa sih yang ga kenal dia sekarang? Top model. Apalagi pecinta fashion macam saya."

Angga hanya menggeleng.

"Pak Angga suka?"

"Ha?"

"Pak Angga suka sama Gayatri? Tumben-tumbenan ngeliatin perempuan. Kirain ga doyan."

"Maksud kamu??"

Kinan terkekeh, "bercanda Pak."

"Lagipula bukan urusanmu."

"Iya iya tau.. lagian kayanya Pak Angga juga ga cocok sih sama Gayatri. Dia kan model, supel, ramah kayanya sih.. kalo Pak Angga.. yaa gini deh.. kaku beneeer.."

"Kamu masih mau kerja atau ga ya, Kinan?"


Beberapa hari kemudian.

3rd POV

"Ma, ini ga salah ya?" Omel Aya lewat telepon.

"Salah apa nya?"

"Jangan pura-pura ga tau deh ma. Ini apa ya.. tau-tau Naya kasih aku jadwal macam gini." Aya ngamuk lihat sabtu ini ada jadwal pergi bareng mama nya ke pameran batik punya ibu nya Angga.

"Yaa kamu kan jarang-jarang nemenin mama liat pameran begini."

"Ya terus kenapa harus ke tempat ibu nya Angga?"

"Mas, Aya.. kamu panggil nya mas."

"Maaa aku seriuuus.. kan Aya udah ikutin mau mama pas dinner kemarin. Ini kenapa lagi harus diginiin.."

"Ih kamu kepedean deh. Kan kita perginya nemuin Tante Widi. Angga nya belum tentu bisa ikutan. Dia kan sibuk.."

"Basi ah ma."

"Seriusan.. ini ada pameran produk lokal. Tante Widi ikutan pameran batik. Nah kita dateng aja berdua.. Angga mah belum tentu ada disitu. Temenin mama ya. Mama udah tanya Naya dan katanya kamu belum ada jadwal hari itu. Jadi ya mama bilang ke Naya supaya masukin jadwalnya."

Aya menimbang-nimbang, apa ini jebakan dari mama nya? Malas juga kalau harus bertemu Angga lagi, apalagi dia dan mama nya yang nyamperin tempat pameran ibu nya Angga. Nanti dikira dia yang kepengen ketemu.

"Aya, udah ah mama mau mandi dulu nih. Jangan lupa Sabtu ini kamu pergi sama mama. Jangan coba-coba cancel plan ya. Nanti mama ngamuk sama kamu."

Aya menghela nafas lalu mematikan telp nya, bingung harus bagaimana. Jujur dia ga mau bersinggungan sama Angga lagi. Laki-laki yang nyuekin dia semaleman dan lebih milih untuk main hp daripada ngobrol sama dia. Juga laki-laki yang sama yang  bikin dia  stalking social media nya seharian.

Tapi di satu sisi, bikin mama nya ngamuk juga not a good idea. Bisa-bisa dua bulan baru ditegur lagi dan Aya ga suka dicuekin begitu.. Akhirnya dia memutuskan untuk ikut pergi. Berdoa agar Angga tidak ada disana.


Happy reading, you guys...

I love you all 😘

Destiny (JINRENE AU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang