- 31 -

1.2K 172 33
                                    

Hope is the only thing stronger
than fear.
-Carolyn Harrington

3rd POV

Seumur hidup Aya, bisa dihitung dengan jari dimana dia benar-benar mengharapkan sesuatu.

Ya, hidup memang terbilang mudah untuk seorang Gayatri yang terlahir dari keluarga harmonis dan bergelimangan harta. Tentu saja itu membuatnya tak terlalu pusing ingin ini itu. Hidupnya mengalir begitu saja, seperti semua sudah tersaji di depannya dan dia tinggal menjalani.

Tapi akhirnya datang juga harinya dimana dia bersujud di hadapan sang Maha Esa dan memohon dengan sepenuh hati.

"Jangan ambil Mas Angga.. Tolong Mas Angga, aku mohon ya Allah.." pinta Aya sambil menangis bercucuran air mata setelah selesai sholat di musholla rumah sakit.

Sudah 12 jam setelah Aya mendapat kabar bahwa Angga mengalami kecelakaan dan berada di ICU karena tidak sadarkan diri. Mobil Angga kecelakaan di jalan tol sepulangnya dia dari bandara, karena supirnya mengantuk. Lalu mobilnya menabrak pembatas jalan hingga terpental dan membuat Angga sekarang berada dalam kondisi koma. Itupun sudah keajaiban dia masih bertahan hidup dan tak ada cacat permanen di tubuhnya.

"Raka aku mau ke rumah sakit." Pinta Aya sehabis Wanda meneleponnya tadi.

"Buat apa? Kamu doain aja, Aya. Kamu ga perlu berurusan sama dia lagi."

Aya menggeleng, "Aku mau ke rumah sakit. Aku mau lihat Mas Angga."

"Ngga. Aku sebagai calon suami kamu ga kasih kamu ijin untuk lihat dia. Aku harap kamu bisa nurutin aku dan mengerti alasan aku."

"Aku harus ke rumah sakit. Aku harus lihat Mas Angga." Aya beranjak , ingin meninggalkan Raka.

Lelaki itu menarik tangan Aya dengan keras. "Kalau kamu pergi selangkah aja keluar dari sini, aku akan batalin pernikahan kita."

Aya menarik tangannya dari genggaman Raka, "Aku sudah ga perduli, Raka.. terserah kamu mau bagaimana." Lalu Aya pergi meninggalkan Raka yang terdiam seribu bahasa dan muka pucat pasi. Dia sadar, dia sudah kehilangan Aya nya.

Dan disinilah Aya sekarang.. memohon dengan sangat dan desperate kepada Tuhan agar menyelamatkan nyawa Angga. Dokter sudah bilang kalau kondisi Angga kritis dan walaupun tidak ada luka luar yang rusak fatal, tapi Ada pendarahan di dalam kepala Angga yang menyebabkan dia tidak sadarkan diri seperti sekarang.

"Mba Aya.."

Aya menoleh ke arah kanannya. Anin, adik Angga sudah membereskan mukenahnya. Aya sampai lupa kalau dia sholat bersama Anin. Aya mengangguk, pertanda dia juga akan menyelesaikan doa nya.

"Mba, Mas Angga sayang sekali sama Mba Aya. I hope you know that."

Air mata Aya menggenang mendengar perkataan Anin.

"Aku emang jarang sekali ngobrol panjang sama Mas Angga semenjak dia sibuk gantiin Bapak. Tapi Mba Aya itu satu-satunya perempuan yang bisa dia ceritain panjang lebar ke aku. Waktu kalian putus, aku tahu dia down sekali. Sampai sekarang, aku tahu.. cuma Mba Aya yang ada di hati Mas Angga. Jadi sekiranya.. sekiranya Mas Angga masih dikasih umur sama Allah.." Anin tercekat, air mata mulai mengalir deras di pipinya.

Aya memejamkan matanya mendengar kata-kata Anin, mencoba menahan air mata yang nyatanya lolos juga tak bisa dibendungnya.

"Aku minta Mba Aya mempertimbangkan perasaan Mas Angga. Kalau masih ada sedikit saja perasaan Mba Aya ke Mas Angga.." Anin sekarang hanya bisa terisak, memikirkan kalau ada kemungkinan kakak satu-satunya itu tidak bisa membuka mata lagi.

Destiny (JINRENE AU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang