Hi everyone..
Semoga sehat-sehat semua yaa..
Remember, cuci tangan sering-sering atau jangan lupa pakai sanitizer yaa.
Don't go anywhere unless it's necessary.
We have responsibility to not get others sick.
Semoga penyakit ini bisa cepat mereda ya.Buat nemenin kalian semua di rumah.. here goes chapter 19.
Happy reading all!3rd POV
.
.
.
.
.Aya menatap dua orang yang baru saja memasuki coffee shop tempatnya janjian dengan Angga. Yang laki-laki tertawa lepas mendengar sang wanita yang sedang bercerita dengan seru nya.
Aya memegang dadanya yang tiba-tiba terasa nyeri. Apakah dia berlebihan, jika dia tak suka melihat adegan yang baru saja terlihat oleh matanya. Tapi bukankah dia sudah setuju untuk menjalani ini semua?
Bukankah dia sudah menetapkan hatinya untuk terus bertahan dan berusaha menjadi satu-satunya wanita yang akan membuat Mas nya itu bahagia dan lupa dengan cinta pertamanya? Aya menelan ludahnya. Bahkan jika itu akan membuatnya makan hati, bukankah harusnya Aya sudah siap?
Merasa ada yang menatap, sang lelaki pun menoleh ke arah Aya. Dia terlihat kaget tak menyangka Aya sudah sampai di tempat janjian mereka setengah jam lebih cepat dari waktu janjian.
"Gayatri.." panggil Angga.
Aya hanya tersenyum sambil melambai.
Angga menoleh ke Laras, "aku kenalin ke Gayatri yuk."
"Maksud kamu, pacar kamu?" Tanya Laras.
Ya. Angga memang sudah bercerita soal Aya ke Laras. Dia bercerita tentang Aya yang sudah beberapa bulan ini resmi menjadi pacarnya.
Angga dan Laras berjalan menuju tempat Aya duduk.
"Kamu udah sampai? Kok ga bilang?" Tanya Angga begitu sampai di dekat meja Aya.
"Sengaja. Siapa tau kamu lagi sibuk. Toh kita ga buru-buru."
Angga mengusap rambut Aya dengan lembut, "sudah lama?"
Aya menggeleng sambil tersenyum, lalu menoleh ke arah Laras. Angga baru teringat kalau belum memperkenalkan mereka secara resmi.
"Gayatri, ini Laras. Laras, ini Gayatri. Pacarku."
Aya dan Laras bersalaman dan tersenyum seadanya lalu mereka terdiam. Awkward.
"Eh Ngga, kita order dulu gimana? Kasihan anak-anak nunggu lama nanti." Kata Laras.
"Boleh. Kamu bisa order sendiri?" Tanya Angga.
"Aku lupa tadi pada nitipnya apa aja."
"Yaudah aku yang order." Kata Angga lagi. "Gayatri, aku order dulu ya."
Aya yang daritadi memperhatikan, hanya mengangguk. Angga pergi meninggalkan Aya dan Laras berdua.
"Duduk Mba." Kata Aya.
Laras mengangguk lalu duduk di depan Aya.
"Sudah berapa lama kenal Angga?" Tanya Laras tiba-tiba.
"Kurang dari setahun." Jawab Aya dengan tenang tapi siaga.
"Oh baru ya."
Aya tersenyum kecil.
"Saya sahabatnya Angga dari.."
"Saya tahu. Mantan pacaranya juga kan? Pernah diajak nikah juga kan? Mas Angga sudah cerita semuanya."
Laras sedikit terkejut mendengar Angga sudah menceritakan soal Laras ke Aya. "Bagus kalau begitu.. jadi saya tidak perlu mengulang cerita kami."
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny (JINRENE AU)
RomanceDisaat dua insan manusia berusaha saling menghindar tetapi malah semakin tenggelam dalam hidup satu sama lain.. Bisakah mereka terus menghindari takdir? Angga. "Ngga mungkin lah aku bisa suka sama perempuan seperti ini. No no no. Big no! She's not m...