Ten

4.5K 483 180
                                    

Happy Reading.

***

"Biar saya saja" ucap Jenny dingin sambil berjalan kesisi kanan mobil.

Penjaga lebih tepatnya bodyguard itu ingin menentang namun ia urungkan ketika melihat aura mengerikan yang di keluarkan Jenny padanya.

Jenny membukakan pintu mobil dengan senyuman termanisnya pagi ini. Amelia menerima uluran tangan Jenny untuk membantunya keluar dari dalam mobil.

"Loh non Amelia kok duduk disamping supirnya? bukannya duduk dikursi belakang?" tanya bodyguard itu terheran-heran.

Amelia terkekeh melihat raut wajah Jenny seakan mencela bodyguardnya.

"Ieu kabogoh aing" sarkas Jenny sambil melirik name tag yang terpasang di kanan atas jas bodyguard itu, Dean Anderson.

Dean mengerjabkan matanya beberapa kali dengan mulut yang sedikit terbuka, pasalnya ia tidak memahami apa yang Jenny ucapkan padanya.

"Hei supir jelek lebih baik kau segera memarkirkan mobil nona Amelia, dasar tidak sopan" celetuk Dean karna ia berpikir Jenny mengejeknya.

"Heh botak gue tandain lu ye" sinis Jenny semakin membuat Dean kebingungan karna ia memakai bahasa indonesia.

Amelia terkekeh geli sebelum Jenny mengeluarkan kata-kata pedas dengan bahasa inggris ia langsung menyetopi pertengkaran wanitanya dengan bodyguardnya itu.

"Udah ah masuk yuk" ucap Amelia menggenggam tangan Jenny agar mengikutinya yang mana itu semakin membuat Dean kebingungan sekaligus kesal dengan Jenny yang ia pikir supir pribadi Amelia.

"Pecat dia saya membutuhkan bodyguard baru" perintah Amelia pada Jane asistennya yang sudah menunduk menyambut Amelia di lobby kantor.

"Baik bu" jawab Jane dan memerintah bawahannya agar menyeret Dean keluar dari gedung Chedid Company.

Jenny melayangkan senyum kemenangannya pada Dean yang sudah ditarik paksa keluar dari lingkungan kantor.

Amelia tidak suka jika Jenny atau orang terdekatnya yang lain di rendahkan, dan ia juga tidak suka mengotori tangannya sendiri untuk membalas seseorang yang tidak tahu apa-apa malah merocos seperti dukun yang tahu semuanya, lebih baik ia langsung menyingkirkan orang itu dalam hidupnya.

"Good morning Amelia" sapa seorang pria tampan berjas merah maroon merentangkan tangannya yang disambut dengan pelukkan Amelia sambil menyatukan pipi kanan dan pipi kiri mereka bergantian.

"Leher kamu kenapa?" tanya pria yang bernama Alfred Thomas ketika ia melihat kejanggalan pada tubuh Amelia saat mereka sudah melepaskan pelukkan.

Amelia mengerutkan dahinya bingung sambil memegang lehernya sendiri, saat otaknya menangkap sesuatu ia langsung terkejut sendiri dan matanya melirik Jenny yang tersenyum tipis seperti tidak tahu apa-apa.

"Ohh ini semalem gue digigit nyamuk terus ngegaruknya agak kenceng jadinya biru" jawab Amelia membanggakan dirinya sendiri karna bisa memilih jawaban yang tepat namun tidak masuk akal itu.

Alfred mengangguk tanpa curiga sama sekali karna yang ia tahu Amelia tidak pernah punya pacar dan teman-temannya juga perempuan semua.

"Who's she?" tanya Alfred menatap Jenny dari bawah sampai atas.

"Oh ini Jenny, Jenny ini Alfred" jawab Amelia memperkenalkan.

Tak ada satupun yang berniat ingin menjabat tangan, keduanya saling tatap semakin lama semakin tajam entah mengapa membuat Amelia kikuk sendiri dengan situasi ini.

Forever With You (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang