Happy Reading.
***
Suasana bandara tampak ramai orang yang berlalu lalang dengan kesibukan malam mereka. Ke-tujuh wanita cantik dan yang pastinya menarik perhatian itu sedang melewati pintu ruang VVIP bandara.
Para awak media langsung mengerumuni mereka ketika sudah berjalan menuju parkiran. Beruntung para bodyguard itu dengan sigap bikin formasi membentuk lingkaran lebar untuk melindungi orang-orang penting yang berada di tengah mereka.
"Madame Amelia bisakah anda memberitahu kami bayi siapa yang sedang anda gendong?"
"Kami mendengar kalian baru saja bertunangan di London, bisa anda memberitahu kapan tanggal pernikahannya?"
Dari puluhan wartawan lebih banyak menanyai tentang Liam. Bayi laki-laki itu menangis di dalam gendongan Amelia yang sedang berusaha keras membuat anaknya tenang.
Seorang bodyguard memayungi Amelia yang menggendong Liam agar bayi itu tidak langsung terkena salju yang sedang turun. Desak-desakan mulai tak terkendali, para bodyguard sampai dibuat kuwalahan karna reporter dan paparazi mulai bertambah banyak.
Lisa melindungi Jennie dalam dekapannya. Dita, Sari dan Laura saling berpelukkan untuk melindungi satu sama lain. Mereka sudah memohon berkali-kali untuk memberikan ruang, ketujuh wanita itu sudah banjir keringat padahal ini masih musim dingin, oksigen juga mulai menipis karna terus terdorong sana sini.
Jenny mengkhawatirkan kondisi Liam, wajah bayi laki-laki itu mulai memerah dan keringat juga membanjiri tubuh mungilnya. Jenny yang geram langsung merangkul Amelia membuat Amelia sedikit menunduk melindungi Liam dalam dekapannya.
"Tolong beri kami jalan. Jika terjadi sesuatu yang buruk pada putra saya, saya pastikan kalian semua tidak akan memiliki pekerjaan lagi! jangan menganggap remeh perkataan saya karna saya bisa melakukan apapun untuk keselamatan anak dan calon istri saya!" ucap Jenny tegas dan lantang cukup menjawab semua pertanyaan wartawan.
Mendengar itu tentu saja para reporter tercengang mendengarnya tetapi dengan patuh mereka memberikan akses jalan untuk ke-tujuh wanita cantik itu.
Lisa mengumpat merasakan tubuh Jennie yang bergetar, kekasihnya itu memiliki Panic Attack jika di kerumuni oleh orang-orang, ia mengusap lengan Jennie sambil menuntunnya masuk kedalam mobil dengan posisi masih berpelukkan.
Dita, Laura dan Sari melihat sebentar keadaan Liam yang masih menangis, mereka memandang para reporter dengan galak tanpa mengucapkan satu patah katapun mereka langsung berlari memasuki mobil.
Jenny masih merangkul Amelia melindungi kekasihnya, sedangkan Amelia masih berusaha menenangkan Liam sambil menepuk-nepuk pelan pantat Liam agar sedikit tenang, mereka ikut memasuki mobil.
Para bodyguard memecahkan segerombolan wartawan, mereka langsung membuat iring-iringan seperti biasa. Kali ini bukan hanya 1 mobil yang berada di tengah tetapi 3 mobil inti sekaligus yang menjadi prioritas keselamatan yang harus mereka jaga.
20 menit kemudian Jenny, Amelia, Liam, Sari dan Laura sudah tiba di Chedid Apartemen. Lisa, Jennie dan Dita pulang kerumah mereka masing-masing karna mereka harus mempersiapkan diri untuk besok, ya besok adalah acara kelulusan mereka, kecuali Dita.
Jenny keluar dari walk in closet dengan piyama berwarna biru gelap bermotif bulan dan bintang. Wanita itu tersenyum ketika melihat Amelia sedang berbaring miring menatap Liam, 4 kancing teratasnya terbuka menampilkan satu payudara besar yang sedang di hisap oleh Liam.
"Liam berbagilah dengan Dada, Dada juga haus" rengek Jenny mencolek-colek punggung Liam saat ia sudah masuk kedalam selimut.
Erangan dari Liam membuatnya terkekeh, ia mensejajarkan posisi kepalanya hingga bersentuhan dengan kepala Amelia tubuh mereka sedikit renggang karna malaikat kecil yang sedang menyusu berada di tengah-tengah mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forever With You (End)
RomanceThrowback 2011 - 2013. "Ketika racun adalah jawabannya." JENMEL FANFICTION. WARNING GxG.