Thirty

3.4K 337 97
                                    

Sutttttt jangan marah-marah dulu, baca nih

Happy Reading.

***

Amelia menuangkan air hangat kedalam botol susu kecil di tangannya, ia mengocok botol itu agar serbuk susu putih di dalamnya melarut.

"Ga nyangka gue ternyata lo udah jadi mama muda sekarang" ledek Dita membuka kulkas dan meminum susu kotak milik Jenny.

"Berisik lu"

"Mel Liam itu belum ada 2 hari loh masa lo mau kasih dia susu formula? ga baik buat kesehatan tubuhnya. Kenapa ga ikut Induced Lactation aja sih?" tegur Sari yang baru saja memasuki dapur.

Amelia bersandar pada westafel sambil menghela napasnya "Dari semalam gue juga mikirin itu. Bakal sakit ga ya kalo di suntik?" tanya Amelia memegang payudaranya sendiri.

Dita tersedak susu kotaknya antara menahan tawa dan keterkejutannya menjadi satu "Anjrit obrolan kalian jorok banget gue ga mau denger ah" ucapnya menutup kuping.

Amelia dan Sari mendesis tanpa meladeni Dita.

"Kira-kira tempat suntik payudara untuk mengeluarkan Asi yang terbaik itu dimana Sar?" tanya Amelia.

"Di rumah sakit gue ada kok programnya" jawab Sari merogoh kantong jas kedokterannya "Nih kartu nama dokter Nazwa yang udah menjadi ahlinya dalam bidang itu. Habis Konferensi Pers lo kesana aja sama Jenny kalau di tunda-tunda lagi nanti malah kelamaan, kasihan tuh Liam udah kelaparan"

Amelia mengambil kartu nama itu dan mengantonginya di piyama tidurnya "Gue bakal omongin dulu sama Jenny kalau dia setuju gue akan ikut program ini demi Liam."

"Utututuu Mommy yang baik" ejek Sari mendapatkan tamparan di lengannya oleh Amelia membuat keduanya tertawa cekikikan.

"Anjay nanti pas Jenny nete pasti keluar susu" celetuk Dita yang langsung di tempeleng kuat oleh Sari.

"Filter dikit kenapa sih" gerutu Amelia menahan malu membuat kedua temannya tertawa terbahak-bahak.

"Gue ke kamar dulu ya" pamit Amelia membawa botol susu dan segelas susu coklat di tangannya.

Amelia membuka pintu kamar yang langsung memperlihatkan Jenny yang sedang tungkerap memainkan laptopnya dengan Liam yang tertidur di sisi kirinya.

"Astaga sayang kamu bangun-bangun udah skripsian aja" ucap Amelia menaruh botol susu dan segelas susu itu di meja depan televisi.

Amelia mematikan irama lagu piano yang mengalun tenang di kamar mereka. Kamar itu mendadak senyap, Amelia membuka gorden kamar membuat cahaya matahari pagi langsung menerobos masuk kedalam kamar mewah itu.

"Bersih-bersih dulu yuk kita ada acara pagi ini" ucap Amelia perlahan membuka satu persatu baju mungil yang melekat di tubuh Liam.

Jenny mematikan laptop kampusnya dengan satu tangan yang membekap mulutnya karna menguap. Di rasa nyawanya sudah terkumpul ia mulai bangkit dari baringnya menyusul Amelia yang sudah memasuki kamar mandi.

Amelia terlonjak kaget saat sebuah tangan melingkar di perutnya, ia tersenyum menyadari Jenny yang sebenarnya belum sepenuhnya sadar, lihatlah kekasihnya itu langsung menaruh dagu di atas pundak kirinya sambil meraih sikat giginya yang sudah di beri odol dan menyikat giginya dalam keadaan mata merem melek.

Keduanya menyikat gigi dengan gaya aneh yang membuat mereka tertawa, Amelia dan Jenny saling mentap dari pantulan cermin westafel yang berada di depan mereka, Liam masih setia memejamkan matanya di gendongan lengan kiri Amelia.

Forever With You (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang