Happy Reading.
***
3 April 2012, 12:09 PM, Los Angeles, California.
GUBRAK!!!
Amelia terlonjak kaget saat buku-buku tebal itu di banting tepat di atas meja kantornya, ia menghela nafas melihat Lisa, Laura, Sari dan Jennie sudah berdiri di depannya dengan mimik wajah yang tidak bersahabat.
"Jelasin sama kita sekarang sedetail-detailnya" ucap Lisa dingin.
"Harus banget sekarang?"
Ke-empat wanita yang menatap nyalang itu menggeleng tak percaya.
"Ya jelas sekaranglah, lo ga tau sehancur apa Jenny pas di tinggal sama lo" kesal Laura.
"Lo ninggalin dia 2 bulan Mel bukan 2 hari" ucap Sari menarik nafasnya menahan emosi yang bergejolak "Lo berhasil buat dia hampir gila karna lo"
Amelia tertawa sambil menggelengkan kepalanya.
"Mel lo waraskan? demi apapun ini ga ada lucu!" bentak Lisa hilang ke sabaran menghadapi temannya itu.
"Kalian lagi ngejokeskan?"
Laura mengepalkan tangannya di bawah sana "Kita rela cabut jam mata kuliah cuma untuk nemuin lo, ini masalah serius Mel, Jenny kena gangguan mental pas lo ninggalin dia dan lo pulang dengan santainya ngomong kaya gitu?" tanya Laura menggebu, Lisa mengusap punggung gadis itu agar tenang.
Sari mengeluarkan map putih berstempel rumah sakit dari dalam tasnya dan menghempaskannya di atas meja Amelia "Dua minggu setelah lo ninggalin LA Jenny di diagnosis mengalami depresi berat, lo ga percaya? wajar, gue juga sempet ga percaya kenaoa bisa secepat itu Jenny mendapati penyakitnya. Sebulan yang lalu dia mengalami koma karna overdosis, setelah sembuh Jenny kembali mendapati penyakit Panic Attack, seharusnya Jenny mendekam di rumah sakit jiwa karna kejiwaannya mulai keganggu, itu karna siapa? YA KARNA LO, DIA SAMPAI RELA INGIN MENGAKHIRI HIDUPNYA CUMA KARNA LO MEL!" bentak Sari di akhir kalimatnya, air matanya tak terbendung lagi akibat terlalu banyak menahan emosi.
Tangan Amelia bergetar membaca satu persatu surat rumah sakit mengenai keadaan Jenny, air matanya perlahan jatuh membasahi kedua pipinya karna apa yang ia baca, semuanya sesuai dengan apa yang diucapkan Sari.
Jennie berinisiatif memeluk Amelia sambil mengusap punggung wanita itu untuk menenanginya, ia tidak ingin ikut tersulut emosi karna bagimanapun juga mereka harus mendengar penjelasan Amelia terlebih dahulu.
"Stop nyiksa dia Mel, fisik dan hatinya sudah benar-benar berantakan" pinta Lisa menahan dirinya untuk tidak menangis.
"Gue bisa memperbaiki semuanya" ucap Amelia menutup wajahnya dengan kedua tangannya, tangisnya pecah seketika membasahi surat rumah sakit Jenny yang terletak di atas meja kantornya.
"Ga usah di perbaiki kalau pada akhirnya lo bakal ninggalin dia lagi. Udah cukup Mel selama 2 bulan dia mengkonsumsi kimia, di ikat pas lagi kumat, 24 jam kita ngejagain dia yang selalu pengen mati!" lirih Laura mengusap air matanya dengan kasar.
"Please kasih gue kesempatan, i really love her" ucap Amelia menangis lirih.
"Gue heran kenapa Jenny bisa cinta mati sama lo" seru Lisa memberikan Amelia tisu "Sekarang jelasin semuanya biar kita tau kenapa lo ninggalin dia"
Amelia mengangguk menghapus air matanya berusaha meredakan tangisnya, ia masih belum bisa percaya bahwa Jenny terkena gangguan mental karnanya, dia sudah benar-benar menyakiti kekasihnya dan Amelia membenci itu.
Di rasa sudah sedikit tenang Amelia bangkit dari duduknya, ia berjalan menuju jendela kantornya yang memperlihatkan kesibukan kota Los Angeles dibawah sana, Amelia menghela nafasnya kemudian mulai bercerita tanpa menatap ke-empat wanita di belakangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forever With You (End)
RomansaThrowback 2011 - 2013. "Ketika racun adalah jawabannya." JENMEL FANFICTION. WARNING GxG.