Happy Reading.
***
Hiruk pikuk pagi menyapa telinga, mentari sudah mulai menerangi bumi walaupun bulan belum sepenuhnya tenggelam.
Aktivitas pagi hari di rumah sakit cukup ramai, beberapa dokter ataupun kerabat pasien keluar masuk dari kamar rawat hanya untuk memberi sarapan pada pasien-pasien yang sudah sadar.
Kini bulan Oktober hadir dengan kekosongan yang di rasakan oleh Dita, sama saja seperti hari-hari sebelumnya. Dita menghela nafas membuang pandangannya keluar jendela yang mana wartawan berlari menyerbu mobil yang sedang di tumpanginya.
"Heh anak baru! masih pagi ini lesu banget sih kaya belum makan setahun" ucap seorang pria dengan sedikit nada ketusnya.
Dita memutar matanya menatap atasannya yang sudah menepikan mobilnya di parkiran rumah sakit "Kan emang belum sarapan, abang nyuruh saya cepat-cepat mandi di pagi buta kaya gini boro-boro sarapan shampoan aja engga!" jawab Dita ketus.
Irham memicingkan mata "Kamu beneran belum sarapan?"
"Ya masa aku bohong sih mas? mau liat nih isi perut aku cuma ada darah" ucapnya kembali memutar matanya.
Irham tersenyum tipis, ia merogoh kantong celananya mengambil ponsel "Mau makan apa?"
Dita mengerjabkan matanya beberapa kali "Hah?"
"Hah heh hoh, cepetan mau makan apa biar saya pesankan pada Rita" ucap Irham gemas.
"Bubur nasi?"
"Ya iyalah bubur nasi yakali bubur sayur" celetuk Irham mengetikkan sesuatu pada ponselnya.
"Pakai sumpit apa pakai sendok?"
"Pakai tangan aja mas makasih biar kaya makan nasi padang" jawab Dita dengan tawa paksanya.
Irham lagi-lagi tersenyum tipis menatap wanita di sampingnya yang sedang berdumel tak jelas, baginya sangat lucu jika melihat polisi wanita itu sedang kesal padanya.
Selintas ide gila muncul di otaknya, ia menyeringai. Irham memajukan badannya membuat Dita mendadak mundur hingga mentok pada sandaran kursinya, Irham menahan tawanya melihat Dita yang sudah menggigit bibir bawahnya itu benar-benar membuatnya gemas.
Irham semakin mendekatkan tubuh mereka, tangannya terulur meraba ujung kursi Dita dan menekan sesuatu disana hingga membuat seatbelt Dita terbuka. Irham bisa merasakan tubuh Dita yang menegang, ia kembali menatap Dita tanpa mengubah posisinya.
Irham tak pernah berpikir bahwa jantungnya akan berdetak sekencang ini padahal niatnya barusan hanya ingin mengerjai wanita yang sedang menahan napas di depannya. Melihat Dita dari dekat seperti ini membuat wanita itu terlihat sangat cantik di mata Irham, ia tersenyum sebelum kembali pada posisinya.
"Ayo masuk" ajak Irham keluar dari dalam mobil.
Dita menghembuskan napasnya lega, ia menggelengkan kepalanya menatap Irham yang sedang berusaha memutari mobil tanpa terhimpit oleh banyaknya wartawan. Bersama Irham selama 6 bulan ini ia merasa ada sesuatu yang menghangatkan hatinya, entahlah ia hanya merasakan ini saat bersama Irham walaupun setiap bertemu selalu ada perdebatan diantara mereka.
Irham membuka pintu sambil memasang badan menghalangi para wartawan yang sudah mau menyerbu Dita.
"Nona Dita bagaimana perkembangan kasus The Couple Girls Of Cyanide?"
"Apakah benar darah di sprei hotel itu adalah darah perawan Madame Amelia atau Lady Jenny?"
"Nona bisakah ceritakan sedikit bagaimana awal mereka bertemu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Forever With You (End)
RomansaThrowback 2011 - 2013. "Ketika racun adalah jawabannya." JENMEL FANFICTION. WARNING GxG.