Thirty - Five (END)

4.7K 330 83
                                    

Happy Reading.

***

Jenny terus mondar mandir seperti setrikaan. Berkali-kali ia menghafal seluruh kata yang akan ia sampaikan di atas altar nanti tetapi pikirannya kalang kabut, bagaimana jika nanti Amelia kabur di acara pernikahan karna dia membuat kesalahan sedikit saja?

"Tenanglah Jenny!" seru Regi memijat pelipis hidunya pening melihat sang putri terus saja mondar mandir.

Vania yang geregetan langsung mencengkram kedua bahu Jenny dan menaruh anaknya duduk di depan meja rias.

Jenny menatap pantulan dirinya di cermin. rambut pendeknya di ikat membentuk konde dan menyisahkan sedikit rambut di sisi kanan dan kiri menutupi kupingnya, ia memakai mahkota yang senada dengan gaun pernikahan cantiknya. Riasan di wajahnya juga tampak natural karna Jenny tidak suka jika tampil terlalu menor.

"Ma ini kayanya jelek deh nanti kalo Amelia ga suka sama Jenny gimana" ucapnya memelas.

Vania memutar mata, sedari pagi Jenny selalu berbicara seperti itu membuatnya bosan.

Mereka sudah sampai di Hawaii sejak subuh tadi tetapi Jenny belum di perbolehkan keluar dari kamar begitupun dengan Amelia.

"Hello guys!!!!" teriakkan Lisa memenuhi ruangan, ia masuk bersama Dita dan Casey.

Ketiga wanita itu memakai jas yang berwarna sama, abu-abu. Jenny sudah hampir menangis karna iri pada stylean mereka.

"Mama, Jenny mau pake tuxedo deh biar nanti kalo Amelia kabur Jenny gampang ngejarnya" rengek Jenny membuat ketiga temannya tertawa sedangkan Vania mendelik kesal.

"Permisi Tuan, Nyonya, Lady and Nona-nona, semuanya sudah siap" lapor sang bodyguard di depan pintu.

Vania mengangguk "Ayo sayang" ajak Vania menggenggam tangan Jenny yang tampak masih sangat gugup.

"Tenanglah tahan kegugupanmu, beberapa menit kemudian hidupmu akan berubah jauh lebih bahagia. Papa mengerti perasaanmu" bisik Regi menguatkan anaknya dari pikiran pikiran yang mengganggu otaknya.

Jenny mengangguk, jantungnya berdegub kencang padahal ia belum melihat Amelia atau berdiri di altar tetapi jantungnya sudah mau copot sekarang juga.

"Pikirin malam pertamanya aja Jen" bisik Casey setelahnya berdiri di samping Lisa dengan setangkai bunga mawar merah yang ada di genggamannya.

Jenny langsung menyeringai mendengar kata 'Malam pertama' dan ia dengan semangat keluar dari kamar di dampingi oleh kedua orang tuanya. Lisa, Casey dan Dita berjalan di belakang mereka seperti pengawal pengantin.

Para pewira menyambut mereka di depan pintu kapal, mereka membukakan pintu yang berada di sisi kiri belakang kapal dan keduanya berjalan keluar. Mereka berjalan di atas jembatan yang lumayan besar, Jenny memalingkan wajahnya ke kanan dimana tepat di ujung sana terdapat jembatan yang sama dan Amelia keluar di dampingi oleh kedua orang tuanya serta Laura, Sari, Izzie, Jennie berada di belakang.

Suara piano yang di mainkan tanpa lagu mulai terdengar membuat Jenny kembali menatap lurus kedepan dengan gugup. Ia sedikit melongo melihat ribuan kepala di bawah sana memenuhi pulau, entah Regi atau Robert membeli pulau ini atau menyewanya tetapi itu berhasil membuatnya kagum melihat betapa megah pernikahannya dan Amelia.

Jenny sudah mencapai tangga yang membuatnya turun dan menginjak pasir pantai. Altar tepat berada di depan mereka dan ia kembali menatap Amelia yang berjalan menuju lantai di pantai itu.

Tangannya sudah keringat dingin sangking gugupnya menatap kekasihnya yang terlihat sangat cantik memakai gaun pernikahan mereka.

Tangannya sudah keringat dingin sangking gugupnya menatap kekasihnya yang terlihat sangat cantik memakai gaun pernikahan mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Forever With You (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang