Twenty - Three

3.9K 360 116
                                    

Happy Reading.

WARNING 21++!!!

***

4 April 2012, 10:02 PM, New York, Amerika.

Mobil Porsche Cayman kuning itu kini memasuki wilayah kota New York lebih tepatnya di daerah Southampton.

Selama perjalanan dari Los Angeles ke New York, Amelia tidak pernah merasakan kantuk ia terus menemani Jenny, mengobrol, bercanda, makan sncak bersama, seperti tidak ada waktu bosan jika sudah berdua.

"Sayang itu ada apa ramai-ramai?" tanya Jenny ketika melihat kesisi kanan jalan.

Amelia mengalihkan pandangannya keluar jendela kemudian kembali menatap Jenny sambil mengangkat kedua bahunya "Ada festival malam kayanya" jawab Amelia memakan yupi untuk yang kesekian kalinya.

"Mampir yuk"

Tanpa persejutuan Amelia, Jenny memasuki parkiran festival malam yang penuh dengan kendaraan lain.

"Serius? ini udah malam loh Jen, lagi pula kita masih jadi buronan" ucap Amelia tak percaya.

Jenny menatap Amelia cemberut "Hotelnya udah ga jauh dari sini kok. Sekali aja, siapa tau kita terakhir kalinya kesini"

Amelia menghela nafas "Okay, tapi jangan sampai malam ya" ucapnya yang langsung diangguki dengan semangat oleh Jenny.

"Mau pakai masker?" tawar Jenny.

"Hmmmm ga usahlah ya, gerah" tolak Amelia memakai jaket levis hitam Jenny.

Jenny hanya terkekeh, jelas-jelas udara disini sangat dingin. Jenny memakai topi hitamnya lalu keluar dari dalam mobil membukakan pintu untuk Amelia.

"Manis banget sih" gemas Amelia mencubit perut kiri Jenny dengan tawanya.

"Awsh sakit!" erang Jenny mengambil tangan Amelia untuk ia genggam.

Keduanya memasuki festival malam setelah membeli tiket. Banyak sekali wahana permainan seperti bianglala, kora-kora, komidi putar, sketan, alun-alun, ombak banyu dan masih banyak lagi permainan yang lain.

"Kesana yuk kayaknya enak" ajak Jenny antusias menarik Amelia ke tempat orang-orang berjualan seafood bakar.

"Aaaa lucuu gemes banget Mel, kita beli semua ya tapi jangan di makan, pajang aja di apartemen" ucap Jenny berbinar mengambil 7 tusukan gurita bakar.

Amelia mencibir "Ih apanya lucu bolong-bolong gitu merinding aku liatnya" ujar Amelia mengusap bulu kuduknya yang sudah meremang akibat melihat tentakel gurita yang Jenny makan.

"Norak kamumah" desis Jenny melahap kepala gurita itu "Emmm, enak banget Mellll" ucapnya melompat-lompat sangking senangnya.

"Jenny itu belum di bayar" gerutu Amelia menampar lengan kiri kekasihnya.

Jenny tak menghiraukan Amelia ia sibuk mengunyah guritanya dengan mata terpejam, mulutnya terus mengecap memberitahukan betapa nikmatnya gurita itu. Amelia yang sedang memperhatikan Jenny makan menalan ludahnya membayangkan enaknya rasa seafood itu.

"Apa? mau?" tanya Jenny menggoda.

Amelia tanpa sadar menganggukkan kepalanya membuat Jenny terkekeh, ia mengarahkan gurita tusuk itu kedepan mulut Amelia agar kekasihnya bisa mencicipi.

"Enak ga?" tanya Jenny tidak sabaran menatap Amelia yang masih mengunyah.

"Emmmm, iya enak banget mau lagiiiiiiii" pinta Amelia memukul-mukuli tangan Jenny agar menyuapinya kembali.

"Yaampun sakit Melllllll" erang Jenny berlari dari tamparan lengan Amelia.

"NON NON NON NONA ITU GURITANYA BELUM DI BAYAR" teriak sang penjual melihat Amelia dan Jenny sudah berlari jauh.

Forever With You (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang