16 ||Rumah sakit

63.8K 6.7K 134
                                    

WAJIB FOLLOW!
Ig: hsnlho__
Tiktok: bokcin.wp

Wajib follow akun Wattpad ini!

Jangan lupa vote 🌟

Jangan lupa vote 🌟

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

••••

"Ve, ayo bangun," ucap Agav yang menatap khawatir wajah pucat Vea

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ve, ayo bangun," ucap Agav yang menatap khawatir wajah pucat Vea.

"Vea," ujar Revira di depan pintu menatap putrinya. Revira mendekat membuat Agav berdiri dan menjauh.

Tatapan Agav jatuh pada tatapan tajam Alex, papa Vea. Agav menundukkan kepalanya, ia mengakui kesalahannya.

Alex berjalan melewati Agav, laki-laki perih baya itu mengecup kening putrinya lembut.

"Uhukk, uhukkk." Vea terbatuk, tangannya memeras perutnya yang sakit.

"Sayang, kamu kenapa nak, mana yang sakit? Bilang sama mama," ucap Revira menggenggam satu tangan putrinya.

Agav keluar dan memanggil dokter dan dokter masuk, cowok itu lebih memilih menunggu di luar karena takut memperumit keadaan.

Plakkk!

"Bunda," ucap Agav menatap di mana bundanya berdiri dengan wajah menahan marah.

"Apa yang kamu lakukan Agav?" tanya Gladis  penuh penekanan.

"Bund, Agav," gumam Agav berdiri dengan wajah penuh penyesalan.

"Gang motor, umpan! Apa itu semua Agav?" kata Gladis kecewa dengan putranya.

"Maaf, Agav salah dan Agav pantas bunda benci, tapi Agav mohon bund, Agav mohon maafin Agav," ucap Agav memegang tangan bundanya, mata cowok itu terlihat berkaca-kaca.

Gladis menggelengkan kepalanya kecewa. "Kenapa anak bunda jadi kayak gini, kenapa?" tanya Gladis pada diri sendiri.

Gladis membawa Agav kedalam pelukannya. "Kenapa kamu jadi gini Gav, kenapa nak? Bunda gagal jadi orang tua."

"Enggak bund, enggak! Bunda gak gagal, Agav yang salah. Agav bodoh, Agav brengsek, maafin Agav bund, maaf," ujar Agav melepaskan pelukan bundanya, cowok itu berujud di depan kaki Gladis dengan air mata yang terus mengalir.

AGAVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang