29 ||Bucin di kantin

54K 5.1K 149
                                    

Vote dulu besti🌟

Spam komen gitu kek😑

••••

Vea menyusun buku-bukunya yang berserakan di meja sehabis belajar, bel istirahat sudah berbunyi sejak 5 menit yang lalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vea menyusun buku-bukunya yang berserakan di meja sehabis belajar, bel istirahat sudah berbunyi sejak 5 menit yang lalu.

"Ve, kantin yuk," ucap Belva.

Vea mengangguk, ia mengambil handphone di tas lalu melangkah pergi ke kantin bersama yang lain.

"Ikut gue!" Melvin menarik tangan Nara secara tiba-tiba.

Mata mendelik kaget, ia menatap teman-temannya yang hanya diam membiarkannya di bawa oleh Melvin.
Melvin membawa Nara ke lab kimia, ia menatap mata Nara lekat.

Jantung Nara rasanya ingin lompat dari tempatnya, tangan yang tadi Melvin tarik belum cowok itu lepas.

"Lo salting?" tanya Melvin menatap wajah Nara yang memerah.

Nara refleks menarik tangannya dari pegangan tangan Melvin, ia memegang kedua pipinya yang memanas.

"Eng-enggak kok!"

Melvin mengangkat bahunya acuh. "Jangan salting, ntar ribet gue tanggung jawabnya."

Deg.

Nara menatap cowok itu sinis. "Gue gak salting ya!"

"Gak usah ngelak, gue ajak lo kesini cuman mau kasih lo bahan materi buat lomba 2 Minggu lagi." Melvin menyodorkan tumpukan kertas tebal.

"Hah, kok gue?" tanya Nara sebal.

"Lo gak sendirian, bareng gue," sahut Melvin, cowok itu pergi meninggalkan Nara yang mematung di tempat.

"Sial, baru gini aja gue udah deg degan apalagi lama-lama," gumam Nara sambil memegang dadanya.

Nara keluar dengan perasaan senang, ia menyusul yang lainnya yang sekarang sudah bisa di pastikan sudah berada di kantin.

"Gue lo pada pesenin kan?" tanya Nara pada teman-temannya.

"Iya nyonya," jawab Jessi.

Vea mendongak saat merasakan usapan lembut pada kepalanya. Jantungnya berdebar saat Agav tersenyum manis padanya.

"Gak pake sambal kan?" tanya Agav yang duduk di sebelah Vea.

"Pake lah, kalau gak pake gak enak," jawab Vea. Ia berusaha mengatur nafasnya yang ngos-ngosan akibat terlalu banyak memberi sambal di mangkok baksonya.

Agav menggeser mangkuk milik Vea, di gantikannya dengan mangkuk miliknya. "Makan punya gue, biar gue yang makan punya lo."

"Agav!" sentak Vea cemberut.

"Muka lo udah merah Vea, makan punya gue yang gak ada sambalnya aja," ujar Agav menatap gadisnya garang.

"Tapi punya gue kan udah gue makan, mana tau tadi ada jigong gue yang jatuh," ucap Vea.

AGAVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang