FOLLOW akun WATTPAD ini terlebih dulu!
Kisah tentang Agav, seorang ketua basket SMA Airlangga dan mantan ketua geng motor yang punya musuh di mana-mana.
Awal pertemuannya dengan Vea, tanpa sadar membawa Vea ke dalam masalah.
Star 28 September 2021
Setelah kemarin kalian di gantungkan, tadinya hari ini aku mau lanjut nge ghosting😑☺️✌️
Tapi gak jadi!
Seperti biasa besti 😚 Tembusin 400 vote bisa gak?
••••
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Setelah semalam Agav dan yang lainnya mencari jejak Vea, mereka memutuskan untuk beristirahat di markas. Agav tak tidur semalaman, cowok itu memikirkan keadaan Vea saat ini.
Siang sudah berganti malam lagi, Agav menghela nafas karena belum satu pun petunjuk keberadaan Vea.
"Ve lo dimana sayang," gumam Agav.
Sega menampilkan sebuah Vidio di layar laptopnya. "Mereka membawa Vea ke club."
Brakkk!
Agav menggebrak meja dengan kekuatan penuh.
Iko, Angga, Raka, Melvin dan Sega menghela nafasnya.
"Kita sekarang kesana," ucap Agav tegas.
Zergas datang dengan kedua tangan di dalam saku celananya.
"Saya juga ikut bersama yang lain, pastikan jangan membuat keributan di tempat yang salah Agav," kata Zergas.
Agav keluar dan mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi, ia berharap jika Vea sekarang baik-baik saja.
Di club, Steven terus menyiksa Vea. Vea merasakan sesuatu di kakinya, ia menatap Steven dengan tatapan jiji.
"Lepas hiks hiks, lepasin gue brengsek," teriak Vea membuat Steven mengelus kaki Vea yang di borgol.
"Mulus," ucap Steven dengan seringai tipis di bibirnya.
"Hiks hiks jangan sentuh gue, gue mohon," ucap Vea dengan suara yang bergetar, keringat bercucuran membasahi tubuhnya.
Steven mendekat, ia menarik rambut Vea keras. "Cantik sayang."
Steven mendekat, ia mengelus wajah Vea hingga ke leher gadis itu.
"Ahh mari bermain-main sebentar sayang," kata Steven di samping telinga Vea.
Tangan Steven bergerak mengusap perut Vea lembut, cowok itu menyium leher Vea membuat Vea semakin memberontak.
Vea berusaha menjauhkan lehernya dari Steven.
"Cup, cup, sayang jangan terlalu memberontak," kata Steven.
Steven membuka satu borgol di tangan Vea, Steven menaruh kunci itu di atas meja. Vea yang tak mau kehilangan kesempatan itu mendorong tubuh Steven menggunakan satu tangannya, Vea berusaha meraih kunci itu di atas meja.