43 ||Berakhir atau kembali

52K 5.2K 1.4K
                                    

Heh seminggu lebih gak up☺️👍

Keasikan ngebucin guys mon maap😠hahha bercanda, aku lagi pas bestai😌✋

Jangan sepi ya, ntar aku trauma update awokwookk 🔪

Jangan lupa  vote+spam komen di setiap paragraf nya
❤️

••••

Brukk!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Brukk!

"Revira! Kok kamu ada di sini lagi?" tanya Gladis shock setelah menabrak Revira.

Revira gelagapan, mengambil kantin plastiknya yang jatuh.

"Bu, keadaan Vea tidak stabil," celetuk suster yang baru saja datang.

Revira menjatuhkan kembali kantong plastiknya, berlari meninggalkan Gladis yang termenung di tempat.

"Ve-Vea," gumam Gladis.

Langkah Gladis yang terburu-buru, membawa wanita itu menuju Revira pergi. Gladis menutup mulutnya spontan, memundurkan tubuhnya saat menatap ke dalam ruangan yang terdapat Vea dengan alat-alat di tubuhnya.

"Agav gak boleh tau," gumam Gladis, lalu bergegas pergi.

Gladis mengusap matanya yang berair, masuk ke dalam ruang Agav dengan sorot mata yang sendu.

"Dari mana bund?" tanya Agav.

Gladis tersenyum kaku, menatap Agav nanar. "Bunda tadi habis ke WC."

Agav mengernyit heran. "Di sini juga ada WC nya bund, kenapa harus keluar lagi?"

Dengan cepat Gladis menjawab. "Tadi air nya habis Gav, kerannya tadi mati."

"Oh."

"Agav mau ketemu Vea," ujar Agav membuat Gladis diam.

"Enggak!" jawab cepat Gladis.

"Bunda udah bilang semalam, kalau Agav boleh ketemu Vea hari ini," kata Agav tegas.

"Tapi dokter belum bolehin kamu pulang."

"Gak usah bilang-bilang," sahut Agav.

Gladis menatap putranya marah. "Kalau bunda bilang enggak, ya enggak Agav!"

"Bund," ujar Agav menatap bundanya aneh.

Gladis keluar dari ruangan, menghela nafas gusar dengan perasaan yang kacau. Berharap jika Agav tak mengetahui jika Vea sedang sakit! Sungguh ia tak mau jika Agav nantinya kesakitan lagi karena tak bisa di beritahu. Gadis berjalan menuju kantin mungkin ia akan membeli makanan ringan yang bisa Agav makan.

"Yah pake habis lagi airnya," ujar Agav menatap gelas yang kosong di atas meja.

Tangan Agav memegang tiang infus nya, berdiri dengan perlahan lalu berjalan keluar. Satu tangannya membawa gelas kosong, ia haus sekarang, dan tidak ada air minum di ruangannya.

AGAVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang