31 ||Keputusan Alex

47.9K 4.7K 269
                                    

Jangan lupa vote
❤️

••••

"Tumben lo kemarin seharian kagak ngebucin? Hari ini juga gue lihat lo sama Vea gak ngobrol bareng, ada masalah?" kepo Angga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tumben lo kemarin seharian kagak ngebucin? Hari ini juga gue lihat lo sama Vea gak ngobrol bareng, ada masalah?" kepo Angga.

"Hm." Agav berdeham.

"Cuman mau kasih tau, dua hari ini gue lihat muka Vea kelihatan pucat, lo gak khawatir?" tanya Angga lagi, pasalnya kemarin ia melihat wajah Vea yang pucat dan hari ini wajah gadis itu juga kelihatan pucat.

Belva sedari tadi berdiri di depan kelas Agav bersama yang lainnya. Vea duduk di bangku yang tersedia di depan kelas Agav.

"Angga!" panggil Belva takut-takut.

Angga menoleh, ia keluar kelas dan menemui Belva. Agav yang teringat harus mengembalikan jas di lab kimia pun berdiri dan keluar.

Vea menoleh saat ada yang keluar. Manik matanya bertatapan langsung dengan mata Agav. Vea memutuskan pandangannya, ia takut jika Agav masih marah dengannya. Agav menghela napas berat, benar kata Angga, jika wajah Vea pucat.

Tak ingin berlama-lama Agav berlalu pergi melewati Vea, Agav ingin menyapa gadis itu, menanyakan keadaannya dan memeluknya erat.

"Bel, gue pulang duluan ya. Papa gue udah jemput," ucap Vea.

"Jam pulang sekolah masih 2 jam lagi, bolos?" tanya Angga menelisik.

"Kepo, Vea tuh mau ada acara keluarga," ucap Belva menjitak kening Angga.

Vea berjalan santai menghampiri papa dan mamanya yang ada di dalam mobil. Hari ini mereka akan pergi ke rumah keluarga Alex.

Tatapan Revira kosong, sejujurnya ia takut untuk masuk ke dalam rumah Alex. Mengingat 17 tahun lalu orang tua Alex yang menentang akan pernikahannya. Belum lagi saat Vea berumur 15 tahun. Sarah, orang tua Alex sangat membenci putrinya.

"Tenang," ucap Alex.

Alex memarkirkan mobilnya di halaman rumah keluarga besarnya. "Kalian masuk duluan, aku ada perlu sebentar."

Prokkk.....prokkk.....

Sorakan tepuk tangan saat Revira dan Vea masuk, tatapan itu tatapan kebencian keluar Alex pada Revira.

Vea menyalimi tangan Sarah, namun Sarah menepisnya dengan kasar. Vea hanya dapat tersenyum simpul.

"Bagaimana keadaan mu wanita murahan?" tanya Sarah dengan nada mengejek.

Revira hanya diam, menatap lurus ke depan dengan mata yang berkaca-kaca.

"Nenek!" ucap Vea sedikit keras karena tak suka mendengar neneknya berkata seperti itu.

"Cihhhh, tidak jauh beda dengan putrinya, cacat! Dan murahan," ucap Sarah membuat Vea bingung.

"Cacat?" cicit Vea.

AGAVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang