"Ntar malam, gue sama orang tua gue kerumah lo ya," ujar Agav mengelus punggung telapak tangan Vea.
"Mau ngapain?" tanya Vea bingung, biasanya jika Agav datang tidak pernah bilang seperti ini.
"Liat aja nanti malam," kata Agav.
"Terserah deh, mau bawa satu kampung juga gak papa."
Agav mengacak-acak rambut Vea pelan, sesekali ia mencubit pipi gadisnya.
"Kenapa hm?"
"Jalan yuk," ajak Vea memanyunkan bibirnya.
"Kan ini udah jalan," kata Agav sembari membenarkan tali sepatunya.
"Pengen jalan ke tempat lain, gue ngerasa nya lo bakal jauh lagi dari gue, ayo ya jalan plisss," ujar Vea merengek memasang wajah imutnya itu.
Agav menggelengkan kepalanya tak setuju, pasalnya waktu sudah hampir larut, dan Vea sudah keluar bersamanya selama 2 jam yang lalu.
"Besok aja lagi ya," ucap Agav sembari mengelus kepala Vea.
Bahu Vea merosot kebawah seakan-akan ia tak terima penuturan cowok itu, lantas gadis mungil itu memeluk Agav erat sambil memainkan rambut-rambut pendek di leher belakang Agav.
"Lo gak akan pergi kan?" tanya Vea.
"Kenapa tanyanya gitu? Kan gue ada di sini," jawab Agav.
"Bukan sekarang Agav, tapi nanti!" ujar Vea ngegas penuh penekanan.
Agav tersenyum simpul, mengusap lembut punggung Vea. "Enggak, gak akan pergi."
"Pulang, udah malam. Gak enak sama papa, tadi izinnya cuman sama mama doang," kata Agav.
"Iya-iya pulang," jawab Vea sambil melepas pelukannya kesal.
Vea berdiri dengan Agav yang merangkul kekasihnya, mencubiti pipi Vea yang menurut Agav sedikit mengembang, sepertinya gadis itu sedikit berisi.
Drttt......drtt.....
Langkah mereka terhenti saat handphone milik Agav berbunyi dan bergetar di saku celananya.
"Angkat dulu, takutnya penting," ujar Vea sambil memainkan jari-jari tangan kiri Agav.
Agav mengangguk, mengambil handphone dan mengangkat telepon tersebut. Sudah jelas di layar handphonenya itu tertera nama sang bunda.
"Halo bund."
"Agav, kenapa belum pulang?" tanya Gladis bundanya dari telepon.
Agav tersenyum menanggapi itu, berjalan kembali sambil menggandeng tangan Vea. "Ini mau pulang bund, sabar. Mau antarin calon mantunya bunda pulang dulu."
"Agav!" ucap Vea kesal.
"Ya udah cepet pulang ya, ingat nanti malam," kata Gladis.
"Iya, Agav matiin ya telepon nya," ujar Agav, cowok itu langsung mematikan telepon nya lalu menaruhnya kembali pada saku celananya.
Agav membukakan pintu mobil untuk Vea, cowok dengan wajah tampannya itu bersikap sangat romantis hari ini.
"Tadi gue denger ucapan bunda, bunda bilang ingat nanti malam, emang nanti malam mau ngapain sih Gav?" tanya Vea penasaran.
"Surprise buat lo nanti malam, biar kaget," kata Agav.
Wajah manis Vea itu memberenggut kesal. "Udah gak surprise, gue terlanjur kesel."
"Idihhh ngambek," sahut Agav.
Selama perjalanan Vea diam, gadis itu merebahkan kepalanya ke kursi memejamkan matanya rapat. Tanpa sadar gadis itu tertidur nyenyak, Agav tersenyum-senyum sendiri membayangkan hal apa yang akan terjadi di malam ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
AGAV
Teen FictionFOLLOW akun WATTPAD ini terlebih dulu! Kisah tentang Agav, seorang ketua basket SMA Airlangga dan mantan ketua geng motor yang punya musuh di mana-mana. Awal pertemuannya dengan Vea, tanpa sadar membawa Vea ke dalam masalah. Star 28 September 2021