Happy reading
Jangan lupa komen dan vote💜***
Siang itu hari jumat, tanggal sebelas juni dua ribu dua puluh satu. Hari di mana kasus pelecehan anak di bawah umur yang Suzy tangani akhirnya memperoleh keputusan sidang yang memuaskan. Terdakwa pidana dijatuhi hukuman penjara seumur hidup dengam denda seratus juta won. Korban yang mana seorang anak berusia sembilan tahun menjalani rehabiliatas mental di sebuah rumah sakit dan mendapat pesangon seumur hidupnya—walau hal itu tak sebanding dengan yang ia dapat—setidaknya hidup Woori, si korban pelecehan bisa lebih mudah kedepannya.
Bae Suzy merupakan seorang pengacara di sebuah kantor hukum yang dipimpin oleh seniornya saat kuliah, Lee Jongsuk. Perempuan yang banyak ditakuti para jaksa penuntut umum ini dikenal cerdas dan sulit dikalahkan, sering kali Suzy mendapat ancaman pembunuhan atau penculikan karena banyak yang tidak menyukainya di bidang ini. Walau begitu tak membuat Suzy gemetar atau takut sama sekali. Perempuan ini tidak kenal takut.
"menang lagi 'huh?"
Suzy tersenyum miring dengan gestur pongah. Baru saja keluar ruang persidangan sudah diajak tanding lagi oleh musuh bebuyutannya, Hong Kangjin, sang jaksa penuntut umum.
"sepertinya senior sedang gigit jari. Sudah delapan kali aku kalahkan ya? Apa kasus ini sulit untukmu, senior Hong?"
Selain terkenal hebat berdebat, Bae Suzy pun dikenal dengan sebutan si kurang ajar karena sering kali perempuan itu tidak menunjukan sikap sopan santun pada senior-seniornya terdahulu. Contohnya ya Hong Kangjin ini, dulu lelaki itu seorang pengacara disebuah Law Firm milik seorang pengacara kondang Korea Selatan yang sekarang sudah pensiun kebetulan dia menjadi senior Suzy di sana. Namun, Hong Kangjin beralih profesi menjadi lawannya pengacara, Jaksa Penuntut Umum.
Hong Kangjin tertawa hambar, ia melangkah mendekati kuping Suzy dan berbisik. "tidak usah sombong, lihat saja di kasus selanjutnya jika kita bertemu lagi, aku akan menghabisimu." Ancamnya sebelum berlalu.
Suzy menggeleng dengan cibiran, sudah biasa dia dan senior Hong saling adu mulut semacam ini. Dari lelaki itu masih menjadi kuasa hukum pun mereka sudah jadi saingan tapi sejauh ini apapun ancaman dari senior Hong tidak pernah terjadi alias lelaki itu tukang membual.
"hari ini aku mengadakan makan malam tim," ketua Law Firm tempatnya bekerja muncul entah dari mana. Lelaki bermarga Lee itu memasukan kedua tangan ke saku, tersenyum manis pada Suzy.
"seperti yang bapak tahu, saya kaum rebahan. Oleh karena itu saya undur diri-"
Lee Jongsuk memotong cepat, "tempatnya di Sky Lounge, aku traktir daging sapi paling mahal."
"deal!" Bae Suzy mengulurkan tangan layaknya menyetujui sebuah perjanjian jual beli tanah. Well, siapa yang akan melewatkan traktiran makanan mahal? Ya walau dia juga mampu beli sendiri tapi yang namanya di traktir itu rasanya akan berbeda.
Lawan bicaranya menujukan raut 'sudah ku duga kau tak akan menolak' lalu memberi beberapa berkas kasus baru yang tadi pagi masuk ke kantor mereka. "beres satu kasus bukan berarti pekerjaanmu selesai. Pelajari ini, bukan hal besar sih cuman perebutan harta warisan keluarga berujung saling membunuh."
Suzy membaca sekilas kasus pembunuhan yang Jongsuk beri, decakan keluar dari mulutnya ketika mengamati paragraf empat dimana di situ tertulis anak pertama di tikam pisau bertubi-tubi oleh anak ke-empat. Bagaimana bisa ada manusia macam itu di muka bumi ini? Tentunya pasti ada, meski begitu tetap saja Suzy tak habis pikir.
"cukup beresiko, by the way."
Suzy menoleh.
"lihat di bawah, dari mana asal si pelaku."