Happy reading
Jangan lupa vote dan komen***
2010, Seoul.
—H-3 pentas seni—
Kalau bisa dibilang, semua anggota BEM sedang sibuk-sibuknya mengurus persiapan pentas seni yang akan dilaksanakan tiga hari lagi. Kim Myungsoo, lelaki itu berkali-kali lipat sibuknya lebih dari Suzy seperti menyerahkan semua jiwanya pada organisasi kampus bernama BEM yang padahal kalau di pikir-pikir juga dibayar tidak capek saja yang didapat. Entah memang dia mau-mau saja atau terpaksa tapi kalau dilihat Myungsoo begitu enjoy menjalani kesibukannya.
Kala itu ada beberapa mahasiswa di sekre, Suzy salah satunya. Dia diperintahkan Lee Jongsuk untuk menemui jasa penyewa panggung, perempuan itu berdecak ketika lagi-lagi tak mendapat panggung. Ini sudah jasa penyewa ke delapan di Seoul yang ia telfon dan belum ada satupun yang bisa ia dapatkan. Apa memang sedang musim pesta?!
"kehabisan lagi?" Jongsuk bertanya di sampingnya, Suzy menggeleng frustasi. Mereka harus segera dapat panggung sore ini kalau tidak bisa kena omel ketua BEM yang terkenal galak itu. Memang sebenarnya salah divisi perlengkapan sih tidak booking dari jauh-jauh hari karena mereka pikir cari panggung dan perintilannya akan mudah.
Kalau saja saat itu booking via aplikasi sudah ada mungkin dalam waktu lima menit saja sudah dapat.
"bagaimana ini, senior?" Suzy memelas.
Jongsuk mengerjap ketika ponselnya berdering, lelaki itu segera berbincang entah dengan siapa sangat begitu serius membuat Suzy, Hanna melirik penasaran.
Setelah Jongsuk menyimpan kembali ponsel ke saku celananya, Hanna bertanya. "ada apa senior?"
Lelaki jangkung itu tersenyum, "kita mendapatkan panggung. Tapi masalahnya ada di chuncheon."
Baru saja tersenyum sumringah, Suzy dan Hanna melemas lagi. Chuncheon? Sangat jauh. Percayalah kau butuh dua jam untuk sampai sana. "kalian bisa ke Chuncheon? Aku sepertinya tak bisa kesana, di sini masih banyak yang harus diurus." Jongsuk terlihat menyesal.
"bagaimana ya senior, ibuku sedang rawat inap di rumah sakit aku harus menjaganya karena tidak punya keluarga lagi."
Memang ya si Hanna ini paling bisa terlihat menyedihkan. Bukannya Suzy terlihat jahat dan tak punya empati, tapi kemarin perempuan ini beralasan sama dan malamnya tertangkap oleh Suzy sedang berpacaran. Tipe-tipe tidak ingin susah.
Jongsuk dan Hanna menatap Suzy bersamaan lekat-lekat. Suzy tahu ujung-ujungnya pasti dia lagi yang pergi, walau begitu dia masih tidak terima kalau harus pergi sendiri, enak saja!
"lantas aku ke sana sendiri, begitu? Tidak mau ya! Anggota divisi perlengkapan kan banyak, senior. Kenapa harus aku terus yang kesana-kemari. Lagi pula aku pun banyak kesibukan bukan kalian saja, dan jelas-jelas kesibukkanku ya kerjakan tugas bukan pacaran." Sindirnya untuk Hanna. Raut wajah perempuan yang lebih tua satu tahun darinya sangat tidak mengenakan sepertinya sakit hati dengan ucapan Suzy. Tapi masa bodoh, Suzy sudah terlewat dongkol.
Nafas Suzy berderu cepat, dia amat kesal dengan situasi macam ini. Masalahnya bukan sekali dua kali Kang Hanna seperti ini, dia harus diberi tahu biar intropeksi diri. Di hadapannya Jongsuk dan Hanna saling diam, tidak berkutik apapun. Perempuan itu bahkan tak ingin menatap Suzy.
"ya sudah, aku cari anak-anak yang bisa pergi denganmu ya. Jangan marah-marah begitu, tidak enak."
Suzy melipat tangan di dada, "ya siapa yang tidak kesal. Yang namanya kelompok itu semua kerja, jangan cuman di limpahkan satu orang saja! Kalau mau enak terus jangan ikut organisasi lah diam saja di rumah rebahan atau pacaran."