•2021•

444 87 51
                                    

Happy reading
Jangan lupa vote dan komen💜

***

2021, Seoul.

Suzy membuka perlahan pintu kamar tidur orang tuanya. Keadaan di sana gelap gulita, hening tidak ada suara, meski begitu bukan berarti tidak ada manusia di dalamnya. Berdiri lamat-lamat memperhatikan punggung bergetar yang sedang berbaring di atas tempat tidur, Suzy mendekat, memeluk sang Ibunda dari balik selimut. Ibunya pun membalas pelukan Suzy, mengusap puncak kepala anak bungsunya lalu tak lama terisak.

"Ibu sangat merindukannya." Ucap wanita paruh baya yang tidak kuasa keluar kamar tidur untuk mengikuti penghormatan kematian putra pertamanya, Bae Junsoo.

"semua orang merindukan Kak Junsoo." Jawab Suzy masih di dalam pelukan Ibunya.

Suzy dan Ibu Bae jarang akur, sering kali mereka bertengkar hal-hal kecil. Faktanya Ibu Bae lebih dekat dengan Soobin, Kakak perempuannya. Namun kini Soobin tinggal di Jepang bersama suaminya dan pulang satu tahun dua sampai tiga kali. Untuk penghormatan kematian Junsoo pun dia akan datang esok pagi dikarnakan jadwal kerja yang bentrok. Meski Suzy dan Ibunya jarang klop, mereka berdua sebenarnya sangat saling menyayangi-walau terhalang gengsi-apalagi di saat-saat duka seperti sekarang ini, mengenang Junsoo tidak pernah habis-habisnya kesedihan di benak keluarga Bae.

Mendiang Junsoo dikenal banyak orang sebagai anak yang baik dan berbakti, sewaktu sekolah Junsoo sangat aktif organisasi dan populer di kalangan perempuan karena ketampanannya. Intinya semua orang menyukai Bae Junsoo. Walau raganya tidak pernah di temukan, semua keluarga serta teman-teman dekatnya tidak pernah absen berziarah ke Pantai Sokcho, tempat Junsoo meninggal dunia.

"andai saja Junsoo kita masih di sini, dia mungkin sudah menikah dan punya anak.." tangis Ibu Bae pecah, sama halnya dengan Suzy.

"seharusnya waktu itu Ibu lebih tegas melarangnya pergi."

Suzy tidak berkutik. Perempuan itu pun merasakan hal yang sama dengan sang Ibu. Keduanya masih penuh penyesalan.

Sepuluh menit kemudian Ibu Bae duduk, menyeka air matanya dan mengibas selimut. Suzy memperhatikannya sambil berbaring, kedua alisnya menukik tatkala mendapati Ibu Bae turun dari tempat tidur.

"Ibu rasa sudah saatnya menyapa Junsoo." Ucapnya menjawab raut heran Suzy. Perempuan itu mengagguk, mengikuti gerak Ibunya untuk bangkit.

Mereka keluar dari kamar tidur menuju ruang tengah, sedikit demi sedikit bisa mendengar obrolan Kim Myungsoo dengan Ayah Bae yang sebenarnya lebih di dominasi Myungsoo karena Ayah Bae hanya menjawab seadanya saat Myungsoo mengajak beliau berbicara.

"woah, saya juga sangat menyukai The Beatles, paman. Lagu-lagu mereka tidak ada duanya, apalagi yang Goodbye. I can see the pain living in your eyes~" Myungsoo menyanyikan sepenggal lirik Goodnye dengan tidak tahu malu, tak sadar kalau dia telah salah bicara.

Masih. Laki-laki itu masih mencoba dekat dengan Ayah Bae.

Balasan dari Ayah Bae berupa tatapan tajam bersamaan raut heran dan risi ketika menangkap ucapan Myungsoo barusan.

"Goodbye bukan milik Beatles. Lagu itu karya Air Supply." Ayah Bae agak ketus. Myungsoo seketika kikuk, menggaruk tengkuk yang tidak gatal. Bisa-bisanya dia cari masalah sama fans setia The Beatles.

Dan lagi, Ayah Bae mematikan obrolan keduanya.

Di sebrang mereka, Ibu Bae menoleh pada Suzy. "siapa laki-laki bodoh itu?"

"teman lama. Dia memang sedikit, ya.. Ibu bisa menilai sendiri." Tukas Suzy agak malu mendengar ucapan Myungsoo yang salah menyebut sebuah judul lagu. Suzy dan Ibunya mengambil tempat di antara Ayah Bae dan Myungsoo.

Once Upon a Time [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang