Pemberhentian Masa Lalu

296 80 35
                                    

(in case u guys lupa part sebelumnya, maka aku kasi cuplikannya yap)

"bayi, bayiku. Myungsoo. Bayiku baik-baik saja, kan?" tanya Suzy cemas.

Myungsoo sempat mengira dirinya salah dengar, namun tatkala matanya tertuju pada perut Suzy yang membesar, seketika itu juga dirinya dihantam kenyataan menyakitkan.

Amat menyakitinya.

***

Ketika itu di tahun 2013 adalah masa yang paling menyulitkan bagi Suzy. Hidupnya hancur, tidak ada satupun orang yang memihaknya. Bahkan Myungsoo membuangnya ketika tahu Suzy sedang mengandung. Pria itu meninggalkannya seorang diri di tepi jalan, tanpa berbicara apapun. Yang Suzy lihat sebelum Myungsoo berbalik hanyalah bulir air mata yang mengalir dari kedua bola mata pria itu.

Dan, itulah kali terakhir Suzy melihat Kim Myungsoo.

Kekacauan itu tak sampai di sana. Saat pulang ke rumah setelah video tak senonohnya beredar, Suzy mendapat tamparan keras hingga wajahnya terluka. Ayah sangat murka sementara Ibu menangis hebat dan membawa Suzy.

"siapa saja yang berani menolong dia, akan ku usir dari rumah ini!" ancam Ayah pada Ibu dan Kak Soobin ketika Suzy tergeletak lemas di lantai setelah tamparan itu mendarat di pipinya.

"dan kau, anak tidak tahu diuntung! Sudah aku bilang jaga martabat keluarga ini, jaga nama baikku dan Ibumu dan jangan kecewakan Junsu. Ta-tapi.. kenapa.. kau.." Ayah tak sanggup melanjutkan ucapannya, pria paruh baya itu tak kuasa menahan lemas di kedua kakinya hingga berlutut di lantai. Tangis pilu Ayah yang amat menyesakkan, teriakan histeris Ibu dengan tangan yang memukul dadanya berkali-kali serta aksi diam membeku Kak Soobin membuat Suzy menutup mata.

Suara isakkan perempuan itu tak keluar, Suzy merasa tidak pantas bahkan untuk mengeluarkan suara pun Suzy tak berani.

"bagaimana bisa kau sampai hamil.. kenapa? Apa aku gagal mendidikmu? Apa selama ini aku salah, Hyerim?" parau Ayah lagi kepada istrinya.

Hyerim—Ibu—hanya bisa menangis ketika Ayah menarik koper besar dari kamar tidur Suzy, di dalamnya berisi pakaian serta barang-barang Suzy yang ia bereskan buru-buru.

"pergi. Pergi dari rumah ini dan jangan pernah kembali. Aku memutuskan hubungan keluarga dengamu, mulai sekarang kau bukan putriku lagi." Perintah Ayah untuk Suzy.

"Ayah!" Soobin menengahi, Kakak perempuan Suzy itu akhirnya berlutut depan Ayah. "jangan seperti ini Yah, kalau Ayah mengusirnya Suzy mau tinggal dimana? Marahi atau pukul aja aku, sebagai Kakak tidak bisa menjaga adiku satu-satunya." Soobin meraih kedua kaki Ayah, memeluknya erat.

"minggir Bae Soobin!"

Melihat Soobin ikut terseret sampai didorong kasar oleh Ayah yang tidak bermaksud melakukan itu, Suzy akhirnya bangkit. Dengan tenaga tersisa, kakinya yang bergetar hebat berjalan ke arah koper di sisi Ayah. Tangan ringkih Suzy meraih koper besar itu, lalu Suzy membungkuk meminta maaf sedalam-dalamnya pada Ibu dan Ayah serta Kakaknya.

"bahkan kata maaf pun terasa tidak berguna. Ayah, Ibu, Kakak. Aku sudah menyakiti kalian, aku akan pergi sejauh mngkin dan tidak akan memperlihatkan wajah pembawa sial ini lagi selamanya. Terimakasih sudah merawatku hingga saat ini." Suzy masih dalam posisi membungkuk 90 drajatnya dengan isak tangis yang tidak berhenti.

Semua yang ada di sana bergeming, Ibu bahkan sudah hampir pingsan kalau Soobin tidak menahannya.

Ayah menunjuk ke arah pintu, "silahkan keluar." Ucapnya dingin.

Di hari bersalju itu, tanpa pakaian hangat Suzy pergi dari rumah dengan ongkos seadanya. Membawa serta bayi yang ia kandung entah kemana tanpa tujuan. Satu-satunya pilihan hanya pergi ke motel, kalau menyewa hotel uang yang ia pegang akan cepat habis. Tapi tetap saja Suzy tak mungkin selamanya tinggal di motel, ia harus mencari tempat tinggal dan pekerjaan paruh waktu untuk membiayai kehidupan sehari-harinya.

Once Upon a Time [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang