Happy reading
Jangan lupa komen dan vote, terimakasih💜***
Pada awalnya Woobin bisa dibilang laki-laki yang sabar dan pengertian. Suzy suka cara berpikir lelaki itu yang berbeda dari orang kebanyakan, Woobin selalu punya cara tersendiri dalam menyikapi sesuatu yang menurut Suzy cukup rumit. Dia juga pu ya seribu satu cerita konyol di keluarganya atau dari dirinya sendiri. Seperti dia pernah pingsan di kamar mandi dan tidak ada satupun orang rumah yang sadar lalu pada akhirnya dia bangun sendiri seakan tidak terjadi apa-apa. Atau soal kelakuan anehnya kalau sedang mabuk dan melakukan hal konyol dengan menari samba.
Ah, atau ketika Woobin pernah menggadaikan mobil sportnya demi membeli kado ulang tahun untuk sang ibunda karena saat itu dia sedang dihukum sang ayah karena sudah mengacau dan uang sakunya dihentikan.
Woobin sebenarnya sangat lucu. Tapi tidak dengan tempramen emosi meledak-ledaknya.
Suzy terkejut, sangat, tatkala kekasihnya itu membentak dirinya karena menolak pergi bersamanya. Di depan gang sempit saat penuh riuh dan kekacauan demonstrasi, Woobin memaksa Suzy pulang naik mobil polisi yang mana utusan Ayah Woobin. Kalau Suzy belum pernah cerita, Ayah Woobin merupakan seorang Jenderal Polisi dan Ibunya salah satu anggota Dewan Perwakilan Rakyat makanya dia punya kekhususan di Negara ini.
"please, Suzy. Kalau kau di sini terus akan sangat membahayakan. Tidak kah kau paham bagaimana cemasnya aku? Jangan berbuat bodoh dan cepat naik!" Woobin menarik Suzy agar memasuki mobil patroli Polisi di depan mereka, namun tetap saja Suzy enggan menurut.
"kalau aku pergi, bagaimana dengan yang lain? Mereka juga terluka! Dimana rasa empatimu?" Desis gadis itu tak mau kalah. Tidak mungkin Suzy pergi dan meninggalkan Myungsoo, temannya itu butuh pertolongan, belum teman-temannya yang lain mereka juga harus segera dilarikan ke rumah sakit. Sungguh Suzy tidak bisa pergi begitu saja tanpa memikirkan nasib orang-orang, dia tak seegois itu. Mereka pergi bersama, maka pulang pun harus sama-sama.
"gadis bodoh, tidak punya otak! Demi kau aku rela di maki ayahku, meminta perlindungan ajudan seperti ini tidak semudah yang kau bayangkan. Harusnya kau menghargai perjuanganku, Bae Suzy."
"aku tidak pernah memintanya!" Bentak Suzy.
Bruk!
Suzy tersungkur ketika Woobin mendorong tubuhnya ke aspal. Terkejut dengan apa yang lelaki itu lakukan Suzy mengaga, bahkan Woobin tidak merasa bersalah dan menatapnya tajam.
"apa karena Kim Myungsoo kau tidak mau ikut aku? Sebenarnya apa hubungan kalian berdua sampa dia lebih istimewa dari aku, hah?!"
Masih dalam posisi yang sama, Suzy tak menyadari kalau dia sudah gemetar. Kilatan amarah itu sebelumnya tidak pernah Woobin perlihatkan, makian serta perlakuan kasar baru sekarang ia terima dari laki-laki yang sudah dikencaninya dua bulan belakangan ini. Ini sebenarnya Woobin yang berubah atau memang dia baru memperlihatkan sifat aslinya?
"Apa yang kau lakukan, Kim Woobin!"
Haein, laki-laki itu ternyata sedari tadi melihat semua pedebatan Suzy dan Woobin dari belakang. Pada awalnya Haein tidak perduli sampai ia rasa harus bergerak tatkala Woobin mulai menunjukkam gelagat keberengsekan. Tidak suka menemukan perempuan yang di kasari, segeralah ia mendekat, membantu Suzy berdiri dan membersihkan pakaian gadis itu dari kotornya aspal."kau baik-baik saja?" Tanyanya sambil memeriksa badan Suzy. Kemudian matanya menatap Woobin tak suka, "jangan berbuat kasar, ku peringatkan!" Desis laki-laki itu.
Haein dan Woobin sudah berteman sejak bangku sekolah menengah pertama. Bisa dibilang teman dekat namun beda jalan hidup saja. Kalau Woobin memilih menjadi berandal, maka Haein sebaliknya. Walau seperti minyak dan air, tak jarang keduanya nongkrong bersama. Woobin teman yang mengasyikan, hanya satu hal yang Haein tak suka dari Woobin.