Belom. Cerita ini belom tamat kok💜
***
Myungsoo pernah membayangkan, menjadi kekasih Suzy pasti akan sangat menyenangkan. Mereka bisa berkencan, trip bersama, nonton di bioskop atau makan malam. Mengasyikan bukan? Menghabiskan waktu bersama perempuan itu seharian ialah salah satu keinginan dalam hidupnya. Makanya sejak memutuskan berkencan dengan Suzy, Myungsoo sampai tak bisa tidur malamnya, dia terlalu antusias dengan apa yang harus mereka lakukan lebih dulu.
Myungsoo sangat tak sabar. Ya, dirinya masih bersemangat sebelum dipatahkan kenyataan.
"Suzy, harus semuanya ya?" Myungsoo mendesah berat, teramat berat.
Matanya seolah tak kuasa melihat ratusan sayuran toge yang ada di depan mata. Jadi begini, sehari sesudah mereka memutuskan berkencan, Suzy menghubungi Myungsoo untuk datang ke apartemennya. Myungsoo sangat senang pada awalnya karena berpikir mereka akan kencan menghabiskan waktu seharian dengan nonton film atau apapun yang dilakukan sepasang kekasih.
Namun keinginan Myungsoo hanya menjadi angan saja ketika Suzy menyuruhnya memisahkan ratusan kepala toge dengan batangnya. Ya, baru juga sampai rumah, sudah di suruh pekerjaan yang.. menyusahkan. Hebat sekali ya, kencan pertama mereka sungguh tak bisa diprediksi.
"iya, jangan sampai ada yang terlewat ya? Tolong." Sahut perempuan yang sedang ada di dapur itu.
"dan terimaksih, pacar." Lanjutnya membuat sedikit semangat Myungsoo menyala.
Myungsoo tersenyum kecil karena dipanggil pacar. Sekarang mereka benar-benar berkencan, ya? Sepasang kekasih? Semakin memikirkannya, Myungsoo semakin semangat mencabut kepala toge. Hingga kerutan muncul di alisnya, seperti sedang mengerjakan sebuah kasus pidana yang sulit.
Suzy berjalan ke arah Myungsoo sembari membawa saringan, perempuan itu tertawa kecil sedikit berlari dan.. cup! Ia mencium pipi Myungsoo lalu segera terbirit ke dapur.
Tentu Myungsoo terkejut, perempuan itu malah mengulas senyum lebar hingga memperlihatkan deretan giginya. Myungsoo membuang nafas dan bangkit, dia mendekati Suzy untuk memeluknya dari belakang. "apa-apaan tadi itu, huh? Sengaja menggodaku ya?" bisik pria itu tepat di sebelah telinga Suzy.
Suzy berbalik, mereka jadi berhadapan. "imbalan karena kau semangat sekali mencabut togenya." Perempuan itu membawa tangannya di kedua pipi Myungsoo, mengusapnya lalu mencium bibir pria itu berkali-kali.
"jangan kaget ya? Aku memang sedikit agresif."
Myungsoo lantas tertawa mendengar penuturan Suzy.
"..aku suka perempuan agresif."
"begitu? Boleh dong cium lagi?" Suzy memang tidak punya malu kalau sudah jadi budak cinta. Malahan yang malu justru Myungsoo. Pria itu tersipu memalingkan muka ke kanan. "tidak ada yang larang." Cicitnya.
Suzy memandang Myungsoo yang sedang tersipu, tersenyum kecil lalu melepas pelukan pria itu. "nanti dulu, deh." Dia kembali sibuk menyiapkan makan siang. Perempuan itu memang sengaja memancing Myungsoo lalu melepaskannya. Biar saja, agar pria itu kesal.
"hey, sikapmu benar-benar!" Myungsoo gerah karena sudah dipermainkan. Pacarnya kembali menghadap Myungsoo, menarik pria itu ke pelukannya lalu bersandar kepala di bahu Myungsoo.
"rasanya sangat nyaman dan menenangkan, bahumu." Perempuan itu kemudian mendongak sampai wajahnya dan wajah Myungsoo saling berdekatan.
"kita.. pacaran diam-diam dulu, ya?" tanyanya dengan berat hati.
Myungsoo tergelak, "kenapa?" nada suaranya melemah, wajahnya pun terlihat keberatan.
"Ayah tidak akan suka. Bukan karena tidak mungkin menyukaimu, tapi dia sekarang sedang membatasi aku dekat dengan pria setelah masalah Haein tempo lalu."