Happy Reading
Jangan lupa vote dan komen💜***
-2021, Seoul pukul 09:10-
Tidak ada yang tidak mengagumi kecantikan perempuan bersetelan blazer dan celana chino bereana sama yakni berwarna biru langit tersebut. Rambut coklat tua miliknya di kepang kuda setelah ia tata sedemikian rupa menyerupai gelombang laut. Anting-anting panjang berhiaskan berlian asli yang bulan lalu ia beli di paris bergoyang indah menyesuaikan drngan langkah cepatnya menuju gedung bertuliskan LJS & Partner Law Firm.
Sebelum benar-benar memberikan waktunya bergelut dengan kasus pembunuhan pemilik perusahaan raksasa di Korea, Bae Suzy menyimpang tujuan ke sebuah coffee shop yang ada di lantai bawah gedung law firm termpatnya bekerja.
"americano dua." Pesan Suzy pada gadis imut yang sudah lama bekerja paruh waktu di sana. Bola matanya kembali menjelajahi ponsel, membaca rentetan pesan dari Kim Myungsoo.
Kim Myungsoo :
Aku akan menjemput ke kantormu saja, kita pergi bersama.
Kemarin malam ketika dia keluar habis bersembunyi di kamar mandi dikarenakan takut akan balasan pesan Myungsoo, dirinya dikejutkan oleh kalimat yang Myungsoo berikan di kolom balasan pesan. Laki-laki itu meminta bertemu. Sempat sebentar saja Suzy merasa berbunga, namun ia mengembalikan logika pikirannya pada realita. Mungkin Myungsoo hanya ingin memberikannya tagihan kerusakan mobil sport lelaki itu yang kemarin ia tabrak. Tidak lebih, tidak kurang.
Bae Suzy :
Ok. Jam berapa?
Kim Myungsoo :
Selesai jam kerja, pukul lima sore.
Suzy menyimpan kembali ponsel ke dalam tasnya dan tidak berniat membalas pesan Myungsoo. Dia melirik arloji bermerk Fossil yang mengalung cantik di tangan kanannya, dirinya terlambat lima belas menit. Pasti diomeli Lee Jongsuk. Oke, salahkan sopir taksi yang tiba-tiba kebelet ketika jam-jam macet sampai Suzy harus menunggu sopir itu selesai dengan urusannya.
Alasan dirinya naik taksi? Tentu saja mobil putih kesayangan Suzy sedang di rawat inap di sebuah bengkel karena mobilnya tidak kalah rusak sama mobil Myungsoo yang harus dipoles mulus.
"selamat pagi, Ibu Direktur."
Nah kan, baru juga melangkah masuk sudah di sindir oleh Jongsuk. Laki-laki itu tersenyum penuh arti sambil menggenggam berkas di tangannya. "kenapa terlambat, bu direktur? Bibi di rumah telat menyiapkan sarapan?" Tak puas hanya satu kalimat, lelaki itu mencecar Suzy terus menerus.
Sebenarnya Jongsuk itu sangatlah baik, apalagi pada Suzy yang sudah ia kenal selama lebih dari sepuluh tahun. Lelaki yang sebentar lagi akan jadi ayah itu sering meneraktir anak buahnya dan kerap memberi bonus akhir tahun yang tidak tanggung-tanggung. Namun namanya juga manusia, makhluk tidak sempurna dibalik kebaikan dan jiwa nasionalisnya tentu ada setitik kekurangan. Kekurangan Jongsuk hanya satu. Nyinyir bin julid.
Jongsuk bisa jadi atasan menyebalkan bila kinerja anak-anak buahnya kurang memuaskan, seperti contoh Suzy yang telat ini. Lelaki itu terlihat keki, tangannya sekarang terlipat di depan dada serta ketukan sepatu di bawah berkali-kali menandakan Jongsuk butuh penjelasan atas keterlambatan Bae Suzy.
Kalau sudah begini..
"eiy senior, aku sudah sampai kok sedari tadi. Hanya saja harus mengantri di Starbuck demi membeli kopi untuk senior!"