Terimakasih vote dan komennya🙏
***Myungsoo sedang sibuk-sibuknya kerja, ada beberapa kasus yang sedang ia tangani. Dari beberapa itu ada yang membuatnya harus pulang pergi ke luar negeri karena pelaku kejahatannya tidak tinggal di Korea.memang yang paling menyebalkan adalah kasus internasional.
"aku kirim fotonya padamu, ya. Kucingnya lucu sih, jenis munchkin yang kaki pendek. Tapi aku juga suka kucing bengal, terlihat seperti cheetah." Suzy berbicara pada seseorang di telfon, hari ini dia sedang memilih kucing untuk di adopsi. Myungsoo tak bisa menemaninya karena tidak sedang di Korea.
Perempuan itu lantas menotret dua ekor kucing yang ia sebutkan tadi. "bagaimana? Aku sampai bingung memilihnya, tolong beri pencerahan."
'kucing bengal terlihat keren, tapi apa dia galak? Kucing itu terlihat akan mengigtmu ketika memegangnya.'
Desah berat Myungsoo menggelitik Suzy, untuk ukuran pria berbadan besar Myungsoo cukup penakut juga. Padahal gigitan kucing tidak akan sampai memutus jari telunjuknya.
"kau takut? Tak ku sangaka."
'bukan takut, hanya waspada saja. Lagipula aku suka kok kucing itu, cuman sebelum adopsi pastikan dia tidak rabies atau punya penyakit semacamnya.'
"Myungsoo, kucing di sini 100% sehat dan bersih. Aku sudah memastikannya dari jauh-jauh hari tak usah khawatir." Suzy memelankan suaranya karena satu meter di depannya ada pemilik rumah adopsi hewan. Beliau akan tersinggung kalau mendengar percakapan mereka.
'ya sudah yang bengal saja, tapi kalau mau pelihara dua kau boleh ambil kucing muchikin juga.'
"hngg.. menurutku kita pelihara seekor dulu saja, kita berdua kan tidak pernah punya pengalaman mengurus binatang sebelumnya. Ditakutkan ada sesuatu yang tak diinginkan, lebih baik satu saja dulu."
'kau benar. kalau begitu aku akan cari mainannya di sini ya.'
Yang Myungsoo maksud di sini itu, di Hong Kong. Pria itu sedang berada di Hong Kong.
"oke, aku akan membawa pulang kucingnya. Kau cepat pulang, kita harus segera memberinya nama."
'besok aku pulang. Sudah sangat kangen, ya?"
Seketika saja kedua pipi Suzy menghangat, dengan malu-malu perempuan itu menjawab. "iya." Sudah hampir sepekan mereka tak bertemu. Myungsoo sedang sibuk-sibuknya, Suzy pun sama. Kali ini dia sedang mengurus kasus sengketa tanah.
Oh iya, kini mereka pun sudah tinggal bersama. Sebelum kepergian Myungsoo, Suzy memindahkan beberapa ke apartemen pria itu.
Di sebrang sana Myungsoo terkekeh, dia bisa membayangkan ekspresi malu-malu Suzy saat ini.
'Suzy, untuk bahan makanan serta tagihan air, listrik dan sewa rumah sudah aku transfer ke rekeningmu ya. Tolong bayarkan.'
Suzy mengerjap, "kenapa tidak bilang? Aku kan mau petungan juga." Myungsoo itu memang sesuatu, sedari sebelum mereka tinggal bersama Suzy sudah mewanti-wanti bahwa dia juga akan ikut membayar tagihan listrik dan sewa. Myungsoo tidak membeli penuh apartemannya karena pria itu sedang mengumpulkan uang untuk membangun sebuah rumah di tempat lain.
'ssstt, untuk urusan itu biar aku yang urus. Kau jangan mencemaskannya.'
Suasana hati Suzy menjadi buruk, dia cukup kesal dengan pemikiran Myungsoo. Padahal dirinya juga mampu jika harus ikut membayar, lagipula Suzy tidak suka menjadi perempuan yang merepotkan, dia terlihat seperti beban.