***
Suzy pernah melakukan kesalahan fatal di masa lalu. Kesalahannya adalah tidak mendengarkan peringatan Myungsoo soal keberengsekan Kim Woobin. Berkali-kali Myungsoo menasehitanya kalau Woobin itu bukan pria baik, Suzy harus meninggalkannya. Tapi karena saat itu Suzy masih muda dan mudah terbuai kata-kata Woobin, perempuan itu pun mengabaikan Myungsoo.
Kini Suzy ada disituasi yang sama. Ditindas oleh keluarga kekasihnya dan Myungsoo yang mencoba—lagi—menyelamatkannya, Suzy mengalami pergejolakan batin dalam diamnya. Semakin Myungsoo terlihat jauh, semaki Suzy ingin berlari mengejar pria itu. Tapi, jika dia mengikuti kata hatinya, akankah semua menjadi berbeda?
Tak lama Suzy berbalik kembali masuk ke rumah besar keluarga Haein, berlari secepat mungkin menuju area pesta. "dari mana saja kau? Tidak lihat di sini sangat sibuk?" Jung Jaerim kembali memarahinya.
"sudah menggoda laki-lakinya? Kau benar-benar rubah, tahu saja mana bibit yang bagus." Nyonya jung menyindirnya terang-terangan, sementara Suzy bisa melihat perubahan sikap Harin yang menjadi tidak bersahabat. Sepertinya adik Haeun itu tidak menyukai kedekatannya dengan Myungsoo.
Suzy mengabaikan mereka, membawa tasnya bersiap pergi.
"pura-pura tidak dengar? Bae Suzy, aku akan melaporkan kelakuanmu pada putra—"
Suzy memotong ucapan Nyonya Jung cepat, "laporkan saja, aku suah benar-benar muak dengan sikap kalian."
"a-apa? Berani-beraninya kau.." Nyonya Jung hendak menamparnya, namun segera saja Suzy menepis tangannya yang sudah di udara. "berani menamparku, akan ku pastikan Haein mengetahui kelakuan kalian selama ini padaku. Aku yakin, dia tidak akan senang mendapati aku yang terus kalian jahati."
Jung Jaerim terlihat menyeramkan, kedua matanya seakan siap menerkam Suzy saat itu juga. Tapi Suzy tidak perduli, meski disudutkan ramai-ramai begini. Perempuan itu sudah memutuskan untuk melawan mereka.
"maaf atas sikap ketidaksopananku, selamat siang." Perempuan itu meminta maaf, tapi dengan nada tegas dan berani. Segera Suzy berlalu meninggalkan rumah nerakan itu. Beberapa ornag terlihat terkejut dengan aksinya, apalagi Nyonya Jung yang sudah memegangi kepalanya yang sakit.
"akan ku pastikan dia tidak bisa menikahi putraku." Ucap wanita tua itu.
Di sisi lain, Myungsoo masih diam di mobil miliknya, sambil menangkupkan kepada ke atas setir. Pria itu mengatur nafasnya pelan-pelan, menghilangkan emosi yang sempat merajainya. Bae Suzy, kenapa perempuan itu masih bebal seperti dulu? Demi Tuhan, Myungsoo tidak terima melihatnya menderita. Bisa tidak sih Suzy menjadi pintar sedikit?
"menyebalkan.." desis pria itu.
Tiba-tiba saja ada yang membuka pintu mobilnya dengan tergesa, sontak Myungsoo menoleh kaget. "apa-apaan?"
Perempuan berambut pendek itu duduk di kursi samping, menarik sabuk lalu memakainya tanpa bicara apa-apa. "Bae Suzy..?"
"bawa aku pergi." Timpal Suzy sambil menatap lurus ke depan.
Sepuluh detik Myungsoo hanya diam, menatap lamat-lamat ke arah Suzy. Setelah mencerna apa yang mungkin sudah terjadi pada perempuan itu, Myungsoo menyungging senyum.
"mereka akan ribut karena sikap kurang ajarmu." Myungsoo tertawa kecil.
Suzy melirik keluar jendela, "masa bodoh."
"aku akan membawamu ke tempat yang jauh." Ujar Myungsoo sebelum menginjak gas.
***
Suzy kira Myungsoo akan membawanya ke ujung semenanjung Korea. Pria itu tadi bilang tempat yang jauh kan? Tapi, bisa-bisanya mereka berakhir di sebuah tempat yang hanya berjarak 10 menit dari rumah Haein. Benar-benar sesuatu.