***
Myungsoo terus menghisap tembakau yang terselip di sela jarinya, pria itu terlihat sedang banyak pikiran wajahnya pun sangat kacau. Sesekali Myungsoo membuang nafas seolah menanggung beban yang sangat berat di pundaknya, hal tersebut membuat Chanyeol frustasi bukan main.
"kenapa? Ada apa? Sungguh mendengar helaan nafasmu membuatku kesal." Gerutu pria bersuara bass itu.
Sumber kekesalan Chanyeol menoleh dengan wajah datar, ia lalu menekan rokok pada asbak sampai apinya mati. "aku sedang tidak nyaman dengan situasi ini."
"situasi yang mana?" Chanyeol mulai memusatkan antensi sepenuhnya pada Myungsoo.
Masalah hidup Kim Myungsoo itu hanya ada dua, kalau tidak soal pekerjaan ya soal Bae Suzy. Karena karir Myungsoo sedang bagus-bagusnya maka hanya ada satu pilihan lain.
"Suzy.."
Nah, kan.
"hubunganku dan Suzy, aku benar-benar tidak nyaman kalau terus bersembunyi." Kim Myungsoo mulai meraih kembali kotak rokoknya, membawa salah satu lalu membakarnya. Kalau dilhat dari situasi ini, Chanyeol bisa memprediksi kesabaran Myungsoo sudah siaga satu.
Myungsoo itu penyabar, sangat sabar menghadapi apapun. Termasuk sabar menunggu Suzy selama sebelas tahun, menunggu waktu mempertemukan mereka di masa yang tepat, bisa dibilang pria itu anak Tuhan sekali. Tapi, kalau sudah seperti ini artinya kesabaran Myungsoo sudah di ambang-ambang.
"pasti perihal orang tuanya."
Myungsoo mengiyakan.
"kemarin aku tak sengaja bertemu Paman dan Bibinya, Suzy memperkenalkan aku sebagai teman. Aku kira aku akan baik-baik saja, ternyata cukup menyakitkan juga," jelas Myungsoo, kedua sorotnya memperlihatkan kelelahan luar biasa.
"lalu mau bagaimana? Pilihanmu hanya dua," Chanyeol mendekatkan kursinya ke arah Myungsoo yang tertarik dengan ucapan Chanyeol.
"putus atau perjuangkan, hanya itu." Terangnya.
Sementara itu Myungsoo diam seribu basa, berpikir keras dengan ucapan Chanyol yang kelewat realistis. Ceye tidak salah, ucapannya seratus persen benar, daripada mengeluh terus, Myungsoo harus memilih salah satunya atau hubungannya hanya jalan di tempat tanpa arah.
"pilihanku.." Myungsoo menggantung ucapannya sejenak. Chanyeol mendekatkan kuping ketika Myungsoo membisikkan sesuatu.
"ah, begitu?" tanya Chanyeol retoris mendengar jawaban Myungsoo, pria itu bangkit lalu menepuk pundak Myungsoo pelan beberapa kali.
"aku mendukungku, yang penting kau bahagia." Ucap Chanyeol sebelum mendatangi Lily yang sibuk hitung menghitung di meja lain.
***
"Suzy, Bibi tidak bodoh untuk tahu kalau dia itu kekasihmu."
Bibi berkata seperti itu ketika di pernikahan Jieun, setelah diusut ternyata Hajun itu keponakan Bibi Jung-istri Paman Bae, secara tidak langsung ia dan Jieun menjadi saudara jauh.
"maaf tidak jujur, Bi. Tahu sendiri kan Ayah bagaimana."
"iya, Bibi mengerti. Kau tidak usah khawatir soal itu, akan Bibi rahasiakan." Bibi Jung meraih tangannya,menatap Suzy serius agar Suzy mempercayainya.
"tapi Paman-"
"Pamanmu mudah dibodohi, tenang saja. Ngomong-ngomong pacarmu sangat tampan, ya." Wanita paruh bayi itu kemudian terkikik menutup mulutnya.
Suzy hanya senyum masam, mengetahui fakta kalau Bibi Jung seorang penggosip ulung membuat perasaannya tak tenang.
Aksi pembodohan itu gagal total, dan Suzy harus bersiap menghadapi amukan Ayah kalau sudah mendengar tentang Myungsoo dari mulus lemes Bibi Jung. Mana bisa Suzy percaya sama Bibi itu? Dulu ketika Suzy terkena skandal video asusila pun, Bibi Jung orang nomor satu yang menyebarkannya pada seluruh keluarga. Apalagi masalah ini!