Penantian Yang Terbayar

399 92 28
                                    

***

Sewaktu Junsu masih ada, lelaki itu selalu menjadi tempat curahan hati Suzy. Semua Suzy ceritakan dari hal besar sampai hal terkecil. Kakak lelakinya itu bagaikan rumah dengan perapian di tengah badai salju, atau bisa dibilang tempat ternyaman. Sepeninggal Junsu, Suzy kehilangan rumah nyamannya tersebut. Perempuan itu terus mencari sosok Junsu pada siapapun dan berlabuh di Jung Haein.

Haein sangat familiar dengan Junsu, Suzy melihat Junsu hidup dalam raga Haein. Pada awalnya Haein memperlakukannya dengan baik, selayaknya pacar yang mencintainya habis-habisan. Tapi perlahan Haein mulai berubah saat posisinya menjadi lebih tinggi, pria itu tidak lagi memberi Suzy perhatian, melupakan sosoknya dan asyik pada dunia barunya sampai Haein benar-benar terlihat sepeti bukan Haein.

Meski sedang bersama Haein, Suzy sering merasa sepi. Perlahan, bayangan Junsu pun tak lagi terlihat pada Haein. Suzy kehilangan lagi rumah nyamannya untuk kedua kali.

Kesedihan Suzy tak memerlukan waktu lama tatkala dirinya bisa melihat lagi rumah dengan perapian di tengah badai saljunya yang baru. Rumah nyaman itu kini ada di sampingnya, terlihat fokus mendengar Lee Seung Chul bernyanyi di atas panggung.

Rumah itu adalah.. Kim Myungsoo.

Dia bukan dari keluarga konglomerat macam Haein, tidak juga setangguh Junsu jikalau sedang melindunginya. Myungsoo hanya pria biasa, namun caranya membuat Suzy bahagia teramat sederhana. Hanya duduk di sebelah pria itu saja, Suzy merasa cukup. Semua kekhawatiran bak hilang seketika.

"woah.. hebat." Kim Myungsoo beberapa kali mengungkap kagum untuk seseorang yang bernyanyi di atas sana. Pertemuan keduanya yang tak di sengaja berakhir pada kata, 'kita nonton bersama saja' dikarenakan keduanya tidak membawa orang lain lagi selain diri mereka sendiri.

Kenapa Suzy bisa sampai tidak menduga? Myungsoo punya ketertarikan berlebih pada penyanyi lawas, tentu saja pria itu akan ada di konser ini. Lihatlah sekarang, bahkan Myungsoo terlihat seperti bocah yang disuguhi gulali. Suzy tertawa diam-diam melihat pria di sebelahnya yang masih terkagum-kagum.

Lebih baik tidak mengganggu seorang fans yang sedang terfokus pada idolanya. Suzy pun memilih ikut menikmati konser tersebut.

***

"kau terlihat sangat menikmatinya." Suzy berujar saat konser sudah selesai. Mereka berdua berjalan bersama menuju pintu keluar.

Suzy tersentak ketika Myungsoo merangkul bahunya, seolah menariknya mendekat. "hati-hati." Pria itu menatap segerombolan orang yang hendak menabrak Suzy.

"tentu saja menikmati. Lee Sungchul salah satu penyanyi favoritku." Jawab Myungsoo untuk pertanyaan Suzy sebelumnya. Pria itu tidak menyadari Suzy sedang tertegun atas perhatian kecilnya barusan.

Myungsoo berjalan lebih dulu, sementara Suzy menatap punggung lebarnya dari belakang dengan lamat-lamat. Dalam diam, Suzy tersenyum kecil. Pria itu masih pria yang sama dengan sebelas tahun lalu. Pria yang tak akan pernah berubah, pria yang diam-diam selalu memperhatikannya.

"kenapa diam? Ayok." Myungsoo berbalik, berjalan ke arah Suzy yang tertinggal lalu menarik lengan perempuan itu agar berjalan bersamanya.

"meski sudah dewasa, kau tetap bisa hilang di tengah keramaian seperti ini. Makanya terus ada didekatku." Oceh pria itu tanpa menatap ke arahnya.

Lagi-lagi Suzy hanya tersenyum. Sepertinya Suzy kini punya hobi baru, yakni menatap Myungsoo lama-lama. Seakan pria itu objek yang menarik dan tidak membosankan. Meski wajahnya hanya terlihat setengah karena ditutup topi, Myungsoo masih kelihatan tampan walau dengan balutan kasual hanya sebatas kaus putih dan celana jeans. Pria itu tidak perlu effort penuh untuk membuat dirinya menarik.

Once Upon a Time [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang