2011 : Perubahan

381 82 25
                                    

Happy reading
Jangan lupa vote dan komen💜

***

2011, Seoul.

Hari ini Suzy janji akan menemani Myungsoo mencari kado untuk Yeeun. Ya, pekan depan gadis itu berulang tahun. Di kelas, laki-laki itu sibuk dengan ponselnya dan menggerutu sendiri. Di sebelah Myungsoo, Suzy bertanya ada apa gerangan, ternyata sahabatnya itu sedang bingung mau membelikan apa untuk Yeeun.

"apa yang biasanya para gadis sukai?" Myungsoo bertanya, nadanya lemah seakan belum mengisi perut satu minggu lamanya.

Suzy menjawab mantap, "uang. Tentu saja uang."

Ya itu sih untuk kaum matrealistis macam Suzy.

Dapat hadiah tatapan tajam dari Myungsoo, Suzy terkikik geli. Dia mencibir, bagaimana bisa Myungsoo bingung untuk hal sekecil itu. Apa Myungsoo tidak pernah berkencan sebelumnya?

"kami—para gadis—suka hal yang berbau romantis. Cukup beri bunga dan boneka, aku jamin Yeeun tidak akan berpaling."

Seulas senyum terbit seketika di wajah Myungsoo. Raut sendunya berganti tatkala diberi ide cemerlang dari Suzy. Padahal kan harusnya sebagai laki-laki Myungsoo harus tahu hal dasar seperti itu. Kini Suzy makin yakin kalau Myungsoo mantan jomblo akut.

"begitu kah? Lantas apa kau tahu di mana aku bisa membeli boneka yang besar?"

Tentunya Myungsoo harus bertanya pada orang asli Seoul. Meski sudah terhitung satu tahun lebih dia tinggal di Seoul, Myungsoo masih kesulitan mencari tempat.

Seoul sangat besar. Kata lelaki itu. Dan setelah itu Ceye mengejeknya kampungan.

Hening. Bae Suzy tidak menjawab pertanyaannya. Di depan suara Profesor Sung sedang menerangkan Asas Praduga Tidak Bersalah seakan masuk kuping kanan Myungsoo dan keluar kuping kiri. Sama halnya dengan Suzy, perempuan itu malah asyik chatting entah bersama siapa.

"psstt!" Sikut Myungsoo menyenggol lengan Suzy pelan.

Tetap saja, perempuan itu enggan menoleh.

Decakan keluar dari mulut Myungsoo, dia mundur sedikit sampai punggungnya menyender pada kursi. Ujung mata lelaki itu mengintip ponsel Suzy yang ada di balik buku tebal, menyipit mata, Myungsoo sudah mendapatkan sebuah nama yang terpampang di atas kolom pesan milik Suzy.

Kim Woobin

Terdengar asing. Kedua alis Myungsoo mengerut, kemudian memperhatikan gerak-gerik Suzy yang kentara sekali sedang jatuh cinta. Myungsoo menjauh perlahan dan menghembuskan nafas cukup keras. Tangan lelaki itu meraih pena, mencoret asal di atas kertas. Pikirannya melayang entah ke mana sampai Profesor Sung menyerukan namanya lantang.

"Kim Myungsoo!"  Seketika dia mendongak. Semua mata sudah menatap ke arahnya. Bahkan Suzy berisyarat 'mati kau' dengan mimik sangat menyebalkan.

Amat terkesiap, Myungsoo menjawab. "iya, prof?"

Profesor Sung, dosen kepala plontos dan terkenal galak itu berjalan menuju tempat Myungsoo duduk. Seperti biasa tanggannya memegang buku tebal yang biasa beliau gunakan untuk menimpuk mahasiswa yang cari masalah dengannya. Myungsoo sudah ketar-ketir di tempat, sementara Suzy seketika jadi murid rajin dengan pura-pura baca buku.

"Nona Jung selaku Warga Negara Korea Selatan, melakukan tindak pidana di negara kita. Kemudian dia melarikan diri ke luar negeri."

Glek. Habislah sudah. Ciri khas Profesor Sung, jika ada mahasiswa yang terlihat tidak memperhatikan, beliau akan memberikan kuis dadakan pada mahasiswa tersebut.

Once Upon a Time [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang