Happy Reading
Jangan lupa vote dan komen💜***
2010, Seoul.
(Malam sebelum pentas seni)
Hectic. Tidak ada seorang pun yang diam saja malam itu. Meski jam sudah ada di tangah malam, semua panita Pentas seni—mau yang suka rela atau pun anggota BEM—disibukkan dengan tugas masing-masing. Ada yang membuat graffiti, mengecat panggung dan mendekorasi, ada juga yang mendirikan stand-stand snack jualan mereka untuk besok. Melihat ke belakang panggung, Park Jiyeon sedang bersitegang dengan Hyungsik—seperti biasa—tentang kenapa kabel-kabel dibawah berbelit karena bisa mencelakai orang yang lewat dan menyalahkan laki-laki itu, mereka memang seperti Tom and jerry. Sepertinya dikehidupan sebelumnya dua orang itu sepasang suami istri.
“speaker, soundsystem dan semacamnya aman tidak?” Lee Jongsuk yang terihat rusuh bertanya pada Suzy. Perempuan berkacamata bulat itu mengacungkan jempol dan kembali mengecek apa saja yang sudah siap pada tulisan memo ditangannya.
“Suzy, untuk konsumsi sudah pesan ke restoran belum?”
Suzy menengadah ketika Yoon Daewoong—teman satu angkatan yang sukarela jadi panitia—bertanya perihal komsumsi yang diluar ranah divisinya. “aduh Daewoong aku tidak mengurusi komsumsi, kau bisa tanya Hani, ya.”
“oke, thanks!” ucap lelaki itu sebelum melesat. Kembali lagi Suzy dengan memonya, kerutin di dahinya timbul ketika umlah mic hanya ada tujuh buah seharusnya delapan, lantas satu lagi kemana?
Satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh.. Suzy menghitung kembali takut-takut hitungan sebelumnya salah. Namun tetap saja ada tujuh! Perempuan itu memijit kening, ia merasa pening mengurus tugasnya yang tak habis-habis, Suzy juga kurang istirahat dan asupan gizi.
“senior, microphone hanya ada tujuh. Satu lagi tidak tahu kemana.”
Lee Jongsuk yang sedang membawa speaker besar ditangannya berhenti ketika Suzy mencegat langkahnya. Laki-laki itu juga tak kalah lelah, sangat kentara dari rambut berantakan serta kelopak mata hitamnya. “tanya ke Hyungsik atau Jiyeon, tadi aku lihat mereka bertengkar saling melempar mic.” Katanya dan buru-buru pergi lagi.
Ya tuhan. Bisakah cobaan hidupnya diringankan?
Desahan frustasi lagi-lagi Suzy keluarkan, si Hanna yang kemarin Suzy marahi tidak datang hari ini karena yang ia dengar dari Jongsuk, perempuan itu sakit hati dengan ucapan Suzy dan mogok kerja. Jongsuk sempat menceramahinya untuk tidak terlalu keras ke sesama teman, Suzy pun mengiyakan dan menjelaskan bahwa wataknya memang seperti ini sedari dulu dikarenakan didikan sang ayah yang mana orang militer. Tapi nanti Suzy akan mencoba minta maaf pada Hanna.
“lihat kak Jiyeon atau kak Hyungsik?” tanya Suzy pada siapapun yang lewat, mereka serempak menggelengkan kepala. Duh tom and jerry itu kemana sih?
Mencoba cari di fakultas Hukum, Suzy melewati beberapa orang yang menyapanya. Dia sekarang cukup terkenal kerena ikut organisasi yang notabenennya sering dibicarakan mahasiswa-mahasiswi di kampus. Ketika dirinya melewati mini market dekat kantin, segerombol laki-laki yang Suzy tidak kenali memanggil namanya.
“Bae Suzy, ada yang ingin kenalan!” Suzy berhenti sejenak, memperhatikan dari atas hingga bawah pada kumpulan laki-laki yang amat terlihat berandal tersebut.
“ini, Kim Woobin. Ingin kenal denganmu, katanya.” Lelaki berambut gondrong mendorong-dorong temannya yang bernama Woobin itu.
Kim Woobin tersenyum miring, tidak mengatakan apapun dikala teman-temannya menyorakinya. Agaknya Suzy risi kemudian bergegas pergi dari situasi aneh tersebut. Apa-apaan mereka itu?! Suzy mencoba acuh dan berfokus kembali mencari Jiyeon atau Hyungsik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Once Upon a Time [END]
Storie d'amoreketika kau bertemu lagi dengan cinta pertama mu