Bab 3 : Pada Akhirnya

88 24 2
                                    

"Sialan!"

Tempat pernikahan kami bergetar, aku merasakan tubuhku terhuyung-huyung. Ayah membantuku berdiri dan Neon sibuk dengan pasukannya. Apa yang terjadi?

"Apa yang kalian lakukan? Cepat periksa!" Titah Neon marah. Raut wajahnya sudah sangat marah.

Semoga itu adalah sumbu utamanya. Jika iya, pernikahan ini akan batal. Eric datang dengan terburu-buru.

"Sepertinya sumbu utamanya rusak, kami akan coba perbaiki!"

"Rusak? Yang benar saja! Kita sudah kehabisan waktu!"

Neon menarik Eric pergi dan aku memperhatikan mereka sampai beberapa pelayan datang mengantar kami pergi dari tempat pernikahan. Sepertinya Roh dan jenderal Zee berhasil melakukannya tanpa diketahui.

Mereka membawa kami ke tenda, di sana bunda memelukku erat diiringi tangis ketika menatap wajah ayah. Mereka memeluk satu sama lain, ada sebuah kerinduan yang sulit diutarakan dengan kata-kata.

"Ayah, bunda, sepertinya pernikahanku dan Ra harus diundur. Ada sedikit masalah dan kita harus menundanya."

Kami hanya terdiam, aku tak bisa merespon apa-apa.

"Kalian akan diantar ke pusat pemerintahan dan aku harus mengurus sesuatu."

"Aku akan menyusulmu nanti, sayang." Neon mencium keningku dan pergi.

Kuusap keningku pelan, menjijikan. Tubuhku lemas, kakiku hampir tak bisa berjalan. Bukan hari ini, bukan hari ini. Earte masih tetap hidup, aku masih bisa bernapas.

🌻🌻🌻

Neon melakukannya, kami semua diantar di pusat pemerintahan. Pertama kali dalam hidupku melihat tempat sangat terawat, begitu banyak bangunan besar dan pepohonan. Sangat berbalik dengan rumahku. Kami berkerja untuk mereka dan mereka menikmati hal yang kami butuhkan. Para petinggi itu! Mereka bodoh atau gila? Tidak punya hati rupanya, banyak orang lebih membutuhkan dan mereka bersenang-senang di tempat ini.

"Ada banyak hal yang harus ku urus, beristirahat lah!" Neon datang memelukku dari belakang dan pergi kembali.

Aku sudah mulai terbiasa rupanya, aku tak banyak merespon setelah datang kemari. Semua perlakuannya hanya semu bagiku. Aku tak mencintainya, itu faktanya. Apa Lodan tahu semua ini? Seperti di film yang pernah bunda berikan, seorang pahlawan datang menyelamatkan tuan putri. Apa Lodan melakukannya juga? Tidak, dia tak akan datang walau tahu aku berada di tempatnya juga. Mereka di sini, atau dimana mereka. Urka dan keluarga bibi Aru, semoga mereka sehat sampai hari ini.

Aku keluar dari kamar, melihat interior rumah. Aku tidak melihat ayah dan bunda, sepertinya mereka ditempatkan di tempat lain. Mungkin Neon takut aku akan melarikan diri bersama orangtuaku.

"Sepertinya kau menikmatinya?"

Seorang perempuan datang. Dia tersenyum sinis dan memandangiku. Aku hanya memakai baju putih panjang, terlihat seperti gaun.

"Siapa kau?"

"Vivian, mantan tunangan Neon. Itu cerita lama, ternyata dia memang ingin memiliki Earte."

"Kau dari Pluto?"

"Ya." Vivian sangat cantik dimataku, dia begitu tinggi seperti model ternama.

Apa masyakarat Pluto dihadiahi paras menawan?

"Siapa namamu?"

"Kyra, panggil saja Ra."

Dia mengangguk.

"Aku hanya ingin menyapa, semoga kau bisa bertahan dengan Neon."

"Aku sebenarnya tidak menyukainya!" Kataku menatap Vivian.

Aku tahu dia masih menyukai Neon, dia terlihat sedih saat melihatku. Bagaimanapun mereka pernah bertunangan kan?

"Hahahah... Aku juga tak menyukainya, Ra. Kami hanya berpura-pura. Yang kusesalkan adalah dia memilih menghancurkan Earte. Itu saja. Selamat beristirahat!"

Vivian pergi, kukira dia mencintai Neon. Bisa saja aku bisa kabur dengan bantuannya. Ternyata mereka tidak seperti apa yang kubayangkan. Pikiranku berkecamuk, bagaimana keadaaan Roh dan jenderal Zee? Mereka selamatkan?

🌻🌻🌻

Sampai malam tidak ada yang terjadi, Neon tak kembali dan itu menandakan dia akan lama dengan urusannya. Vivian juga tak datang lagi setelahnya? Apa benar dia hanya menyapa?

Aku melihat langit malam, bintang saja bisa terlihat di sini. Bagaimana bisa mereka terlihat sangat cantik? Kepalaku bersandar di kaca, aku selalu penasaran dengan hidupku. Bagaimana? Apa?

Sepertinya anak-anak lain tak seperti ini? Mereka tak merasakan sesak seperti ini. Aku menangis, seharusnya waktu itu aku tak membantu Trees yang sedang tersesat. Harusnya keluargaku tidak melakukannya. Tumbuh rasa penyesalan begitu besar.

Tidak, Ra!

Ini bukan hal yang kau inginkan!

Aku keluar kamar dan memperhatikan sekitar, tak ada penjaga. Hanya ada beberapa pelayan. Mungkin mereka dari Pluto.

"Putri, ada yang bisa saya bantu."

"Aku sedikit lapar, bisakah buatkan aku sesuatu."

"Baik, saya buatkan."

Aku duduk di meja panjang, meja ini bisa berisi lebih dari 10 orang. Aku membuka pintu keluar, terkunci. Dimana tempat ini? Jika aku melihat keluar jendela, tempat ini berada disebuah gedung. Mungkin lantai 15 atau lebih.

Tak ada akses lainnya. Hanya pintu utama saja. Seorang pelayan datang membawa nampan berisi steak atau apalah dengan berbagai hidangan lainnya.

"Terima kasih, bibi aku ingin bertanya."

"Silahkan, putri."

"Apa kau dan orang-orang di tempat ini berasal dari Pluto?"

"Tidak, sebagian berasal dari Earte. Saya sendiri berasal dari Pluto."

"Hmm... Seperti apa Pluto?"

"Indah, kami hidup berkecukupan di sana. Hanya saja Pluto perlu energi untuk membangkitkan daya. Karena kami jauh dari matahari dan kami perlu energi lain."

"Contohnya?"

"Bebatuan, minyak bumi, berlian, emas, dan semua hal dari alam. Pluto kerap kali mencarinya sampai ke planet tak berpenghuni demi energi itu."

Aku bertanya berbagai hal, apa sama seperti yang bunda bacakan padaku. Beberapa hal sama hanya detail-detail kecil yang menggangguku saja. Bagaimana orangtua Neon, mereka baik katanya. Walau otoriter, tapi semuanya baik. Orangtua Neon juga tak mengharapkan Earte karena mereka masih punya cadangan energi lebih.

Seharusnya Earte masih bisa diselamatkan.

Aku menyelesaikan makanku dan segera pergi. Ada hal yang harus kupikirkan dengan tenang.

"Putri?"

"Ya?"

Pelayan itu tersenyum.

"Semoga bahagia!"

"Terima kasih."

🌻🌻🌻

Salam Thundercalp!🤗

Terima kasih telah membaca.

NOPE! : Red Moon ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang