Dadaku terus berdegup kencang, aku sangat takut keluar kamar. Bagaimana jika setelah ini kami tak bisa membuat Neon pergi? Aku menutup mataku, merasakan udara semakin dingin. Apa akan pergantian musim?
Aku belum pernah merasakannya, setitik warna putih turun pelan menghantam kaca. Di luar sudah banyak awal media dan penjabat yang diundang Neon. Sayangnya musim tak dapat diprediksi. Sekarang dunia sudah mengalami perubahan tiba-tiba.
"Ra, salju turun sekarang. Aneh, sekali. Apa mereka merusak sistemnya? Harusnya sekarang masih musim panas."
"Sepertinya bukan sistem Vivian. Ini bumi yang melakukannya."
Salju pertama yang kulihat secara langsung. Dingin sekali, sedingin rasa ingin mengubur diriku sendiri.
"Aku akan mendandani mu, kemarilah. Di luar sana sangat dingin."
"Apa masyakarat sudah tahu akan hal ini? Ada banyak orang yang tak punya persiapannya. Apa kau bisa menghubungi Neon?"
"Untuk apa?"
"Di luar tembok ini, ada orang yang kukenal. Meraka masih merasakan musim panas. Tapi jika salju turun tiba-tiba, mereka belum punya persiapan. Aku hanya ingin meminta bantuan Neon untuk memberikan bantuan kepada mereka."
Aku khawatir dengan bibi yang sendirian. Dia tak punya banyak kayu untuk memasak. Apalagi bahan makanan yang siap untuk beberapa bulan nanti.
"Aku akan memberitahunya. Sekarang kau duduk saja, ini acaramu."
"Apa masih akan dilangsungkan?"
"Hmm, di dalam gedung. Acaranya dipindahkan."
"Baiklah."
🌻🌻🌻
Entah apa yang Tuhan berikan sekarang, saljunya semakin menebal. Aku mengigit bibirku, Neon sudah tahu dan mengirimkan orang untuk membantu persiapan masyakarat di luar. Dia sempat berdebat dengan seorang dari pemerintahan. Bahkan Neon harus menggunakan dana nya sendiri guna menolong mereka. Entahlah, kukira pusat pemerintahan kekurangan dana sampai Neon harus menggunakan dana pribadinya.
"Keparat, beraninya mereka tak mengeluarkan uang sepeserpun!"
Neon masuk dengan wajah marah.
"Bagaimana?"
"Aku mengirimkan anak buahku, mereka sudah mulai membagikan perapian dan sembako untuk beberapa minggu. Jika salju ini masih turun kita akan memberikannya lagi. Masalahnya bukan hanya di pusat saja, di seluruh dunia hampir sebagian mengalami musim ini."
"Indonesia?"
"Ya, bumi yang kau sukai sudah sangat aneh Ra."
Neon melonggarkan dasinya, aku jadi tahu sekarang gunung yang berada di lingkaran api sedang didinginkan. Aku menatap jalanan yang penuh dengan salju putih. Kami harus tertahan disini, jika kami melewati jalan udara sana dengan kondisi bersalju itu tidaklah baik. Kami harus melewati jalanan kecil baru sampai ke gedung untuk acaranya.
"Ini memakan waktu, tidurlah Ra. Ini masih lama."
"Apa kita kembali saja Neon?"
"Tamu sudah datang, Ra."
"Hmm, ayah dan bunda bagaimana?"
"Mereka baik, tadi aku memberitahu ada sedikit kendala."
Sampai kapan kami harus tertahan disini. Udara sangat dingin, suhu turun seketika. Kuharap semua orang selamat menghadapi badai ini.
Perlu 1 jam kami terjebak tanpa adanya akses lainnya. Gedung sudah penuh dengan orang-orang. Aku turun pelan, Neon menggandengku masuk. Banyak sekali flash kamera yang terus berdatangan. Sangat silau, tak jarang aku perlu menutup mataku dan menyerahkannya pada Neon untuk menuntunku.
KAMU SEDANG MEMBACA
NOPE! : Red Moon ( END )
Science FictionAku terjebak kembali!!! Orang yang kuanggap bagian penting dari hidupku ternyata hanyalah orang asing. Jakarta hancur, tempat yang kutinggali selama ini telah hancur diterjang gempa besar. Lalu, Bumiku hanya akan jadi debu bila aku tak melawan merek...