Bab 34 : End

165 31 5
                                    

"Semua barang sudah diangkat, tinggal beberapa lagi."

"Naikan!"

"Lihat, ada pesawat luar angkasa."

"Ufoo..."

Di sini menjadi sangat ramai, suara bising mesin, teriakan anak kecil, suara lain yang saling bersahut-sahutan. Aku menutup mulutku, ini sangat pagi untuk berangkat, apa aku harus pergi nanti saja? Dimana Roh? Kenapa dia sulit sekali untuk tepat waktu disaat begini.

"Bunda dan ayah masuk dulu, kau mau menunggu Roh?" Bunda menepuk pundak ku.

"Iya."

"Segera masuk, waktu kita tak banyak."

"Hmm... Pasti kakak sedang perpisahan dengan teman-temannya."

"Kau juga."

Bunda dan ayah masuk ke dalam pesawat, aku harus menunggu berapa lama lagi untuk menunggu anak itu. Roh tidak lupa jadwal kami ke Pluto kan?

"Ra!!!!"

Mataku membulat setelah tahu dua sosok datang bersama seorang anak laki-laki.

"Kau sudah mau pergi?" Urka mengendong si kecil. Jika hitungan ku benar, anak ini baru berumur kurang dari dua tahun.

Wajahnya mirip Lodan dengan rambut Urka. Lucu sekali.

"Aku menunggu kakakku."

"Tadi, Roh sedang mencari temannya." Lodan menatapku.

Aku masih belum terbiasa akan kehadirannya. Tapi, itu bukan karena aku masih menyukainya. Itu hanya sebuah kecanggungan semata.

"Oh ya, mungkin ini pertemuan terakhir kita. Aku juga tidak tahu kapan aku akan kemari jadi aku ingin mengucapkan selamat tinggal pada kalian. Aku juga tak tahu harus berkata apa lagi." Jika aku tiba di Pluto aku tak tahu kapan aku bisa bertemu kembali dengan mereka.

"Itu cukup Ra, maaf untuk semua perbuatan kami dan terima kasih telah menjadi teman kami." Urka memelukku lembut.

"Aku juga, terima kasih telah menjadi temanku. Aku... Aku pasti merindukan saat bekerja di pabrik dan pergi makan bersama. Bergosip juga."

"Kau kan tak suka gosip."

"Sekarang aku suka, Lodan jaga Urka dan si kecil ya! Kau harus jadi ayah yang baik untuk putramu!"

"Baik Ra! Aku pastikan anak ini tidak seperti ayahnya." Lodan tersenyum pada anaknya yang sedang tertidur lelap.

Walau disini berisik sepertinya anak kecil ini menikmatinya. Kuharap dia tak mewarisi sifat Lodan, itu harapan terbesarku.

"Hahaha... Jangan lupa kirim pesan, Luo punya alat bagus yang pasti akan melancarkan komunikasi kita. Minta saja padanya karena suruhan Kyra. Dia pasti langsung memberikannya"

"Baiklah, jaga dirimu di Pluto. Jangan lupakan kami ya!" Urka mulai terisak.

Beberapa waktu kami sempat bertemu beberapa kali, itupun karena aku sedang menuju wilayah sipil. Banyak orang disana sedang mengungsi ke pegunungan. Ternyata aku tak sengaja bertemu mereka.

"Iya."

Aku memeluk mereka semua untuk terakhir kalinya, kabar baiknya aku tidak lagi membenci mereka. Lodan juga sudah meminta maaf padaku dan aku tidak mau memperpanjang masalahnya. Lebih mudah diibaratkan sebagai cinta remaja belum dewasa. Aku melambaikan tanganku dan mengamati keluarga kecil itu pergi tertelan lautan manusia lainnya. Kuharap kalian bahagia selalu.

Aku harus menunggu keluarga Bibi Aru juga. Mungkin Roh mencari mereka. Keluarga mereka akan punya dedikasi lebih untuk Earte. Semoga saja Luo tak marah padaku membuatnya punya banyak pekerjaan ekstra. Ire juga, aku harap dia berhasil dengan pelatihan militernya. Untuk keluarga Bio, mereka menolak bekerja di pemerintahan. Alasannya simpel, mereka hanya ingin hidup sederhana bersama anak mereka.

NOPE! : Red Moon ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang