Bab 8 : Pelarian

89 25 1
                                    

"Nona, kau harus menunduk jika ada pemeriksaan!" Jov memberiku selimut.

"Ya."

Aku menerima selimut itu, aku mengambil barangku dan menyelimutinya dengan selimut pemberian Jov.

"Semua sudah masuk?" Tanya Zea menutup pintu mobil.

"Aku lupa sesuatu, sebentar tasku tertinggal."

Jov memberiku kunci rumah, aku masuk dan mengambil selimut yang mirip dengan punyaku. Ku selimuti sebuah bantal dan memberikan kepala panci penutup syal ku.

Aku masuk ke dalam mobil dan memasukan bantal berserta panci ke dalam terlebih dahulu.

"Kepalaku pusing aku akan tidur sebentar."

"Ya, tidurlah. Pasti kau lelah."

Aku tersenyum dan keluar melalui kolong tempat duduk dan menutup pintu pelan.

"Ayo, berangkat!"

Mereka pergi sembari membawa bantal itu. Selamat tinggal!

Aku melempar selimutnya asal dan mengendap-endap pergi dari rumah mereka. Sebisa mungkin aku menghindar dengan melewati pembatas tembok. Aku mendapatkan pistol dan berbagai makanan kaleng. Dimana rumah Roh dan Jenderal Vico?

"Kita akan berjaga kemana sekarang?" Suara seseorang menghentikan ku.

"Rumah Jenderal Vico, banyak mata-mata Neon. Kita harus membunuhnya!"

"Baiklah, kuharap aku bisa ke rumah Jenderal Zee."

"Kenapa?"

"Dia cukup pintar membuat rumahnya seterang mungkin dan membawa berbagai Animoid di depan rumahnya. Dia cukup gila!"

"Kapan dia sampai?"

"Tadi pagi, dia membuatnya baru saja. Ayo berangkat!"

Masih ada waktu, aku diam memperhatikan sekeliling. Mereka akan ke rumah Roh, tapi aku harus ke tempat lainnya. Jika rumah Jenderal Zee sangat terang, mungkinkah?

Kerja bagus!

Aku melihat sebuah rumah begitu terang dan menyilaukan. Bahkan ada Animoid Jerapah yang menjulang tinggi sedang makan tumbuhan.

Aku berlari kesana sangat cepat, orang-orang tak banyak berlalu lalang tengah malam begini. Aku perlu rencana lain, bagaimana aku masuk ke sana?

"Kau sudah menangkap berapa orang?"

"Tiga mungkin, berada di atas sana."

Dua orang berdiri di ujung sebuah rumah dengan membawa senapan Laras panjang mereka.

Ini sama saja misi bunuh diri, aku sudah melihat rumahnya. Tapi percuma saja masuk ke sana. Aku akan mati sia-sia.

"Jenderal Zee dimana?"

"Dia berada di rumah di bawah, dia juga mau menangkap orang!"

Aku berdiri dan mendobrak pintu rumah sekuat tenaga.

"Siapa kau?!"

Seorang menodong senjata.

"Ra?"

"Jenderal Zee!"

"Ya ampun!" Jenderal Zee memelukku erat.

Akhirnya, aku menemukannya. Aku memeluknya sangat erat.

"Maafkan kan aku Ra!"

"Tidak apa-apa! Aku hanya perlu bersembunyi dari Neon."

"Kau dari sana?"

"Yah, kau melihat beritanya?"

NOPE! : Red Moon ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang