"RA!!!"
Tubuhku terguncang menyebabkan keringat dingin mengucur deras diseluruh badanku. Mimpi itu selalu hadir tiap malam dan menggangguku. Baru hari ini rasanya aku tak bisa bangun dari mimpi. Merasa terjebak di dalam ketidakberdayaan. Baru kuingat perjuanganku untuk sekadar bangun dari alam bawah sadar yang memaksaku menangis. Memori seakan berlomba-lomba mencapai kesadaranku dan merebut jiwaku. Tubuhku bergetar hebat, ini tidaklah nyata.
"Ra!"
Ire memelukku erat, aku takut menghadapinya sendirian. Kekuatan yang kubangun runtuh didekapannya. Hatiku tersayat menerima semua ini. Untuk beberapa waktu aku merasakan namanya keterpurukan.
"Aku ada di sini! Tenanglah!"
"Jangan pergi!" Pintaku terus memeluknya.
"Tidak, aku ada bersamamu. Sekarang tidurlah, sudah malam. Itu hanya bunga tidur."
"Jangan pergi!"
"Aku akan menunggumu sampai tidur!"
"Jangan pergi!"
"Iya, tenanglah. Aku di sini!"
Mimpiku hanyalah bunga tidur namun tetap menumbuhkan ketakutan terbesar. Aku takut kembali, bila aku tidur lagi mimpi itu kembali menyerangku. Memakanku hidup-hidup secara perlahan membunuhku. Ire menepati janjinya menungguku sampai tidur. Setelah dia pergi semuanya kembali menyerangku. Sendirian kembali di tengah malam. Hari ini semuanya akan berubah!
Nanti sore, jalan apa yang harus kuambil?
🌻🌻🌻
"Wajahmu lesu sekali ada apa?" Tanya Uzi menatapku yang baru keluar dari tenda. Aku baru saja membereskan barang-barangku untuk dibawa nanti sore.
"Efek kurang tidur, mungkin."
"Kata Ire kau mimpi buruk."
Pemuda itu terlalu baik mengatakan kebenaran yang kualami.
"Hm, hanya bermimpi dikejar singa."
"Siga?"
"Singa, semacam serigala dengan tubuh dipenuhi bulu lebat dekat kepala."
Membicarakan ini tidak ada habisnya, aku harus berjalan-jalan sebentar atau mengunjungi Luo. Aku yakin pemuda itu menyimpan beberapa informasi lain dan aku harus menemukannya. Sayangnya agendaku gagal karena namaku dipanggil seseorang. Tatapan matanya dingin dan menusuk mataku. Mata hitam elang itu harus segera dirubah.
"Sudah beres rupanya."
"Iya, ada apa?" Tanyaku sedikit menariknya menjauhi Uzi. Gadis itu akan semakin berniat menggodaku bila mendengar percakapan kami.
"Hanya berkunjung memeriksa para pengungsi, mereka akan didata nanti."
"Ah, jenderal apa kalian menemukan bundaku?"
Kemarin aku meminta agar diberitahu mengenai keluargaku sesegera mungkin. Itu permintaanku sebelum menyerahkan data diriku. Aku harus tahu kabar bunda dan lainnya. Berharap bunda berada di tempat aman sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
NOPE! : Red Moon ( END )
Science FictionAku terjebak kembali!!! Orang yang kuanggap bagian penting dari hidupku ternyata hanyalah orang asing. Jakarta hancur, tempat yang kutinggali selama ini telah hancur diterjang gempa besar. Lalu, Bumiku hanya akan jadi debu bila aku tak melawan merek...