Bab 2 : Menjauh Pulau

458 73 2
                                    

"Ayo, Ra!"

Urka menarik tanganku cepat, kakiku bergerak maju terdorong oleh orang-orang yang sama antusiasnya dengan temanku ini. Lodan disampingku juga ikut terbawa arus maju, dia sama sepertiku yang tidak tertarik pada pengumuman mencari potensi baru kota ini. Dia berpikiran bahwa untuk apa ke pusat pemerintahan yang katanya lebih baik jika kota ini membutuhkan tenaganya. Aku setuju pendapatnya, karena pada kenyataannya ayahku meninggal setelah ke pusat pemerintahan. Semua orang tidak tahu kenapa ayahku meninggal. Kata ibu saat usiaku 7 tahun ayah direkrut dan dua bulan kemudian. Jasad ayah dipulangkan dalam peti, semua orang tidak diperbolehkan melihat bahkan kami keluarganya sekalipun.

Aku rasa ada yang salah disana!

Kami dikumpulkan pada gedung yang bersebrangan dengan kantin. Semua pos masuk ke gedung yang isinya berbentuk spiral. Kami berada disisi dinding dan menyisakan ruang hampa ditengah gedung. Ruang hampa di tengah digunakan sebagai lift para pemberi pengumuman pada para pekerja. Aku, Urka, dan Lodan saling berdampingan satu sama lain. Kuharap bukan temanku yang pergi kesana! Egois, anggaplah manusia zaman sekarang semuanya egois.

"Selamat datang! Wahai para kawan!" Dari tengah muncul dua piringan. Yang satu ditempati ketua pabrik dan satunya pemilik. Neon!!! Dia contoh pemuda sempurna diidam-idamkan banyak orang. Semua berteriak menyebut namanya termasuk Urka yang memanggil Neon dengan nama 'Baby!'.

"Baby Neon!!!!"

"Ohhhhhhhh..."

Gemuruh para pekerja mengalahkan ketua pabrik Tuan Hui. Dengan perut buncitnya dia terbang diatas piringan dengan bebas. Piringan itu menggunakan medan magnet yang medannya berada di lantai bawah. Menerbangkan piringan sesuai kehendak pemakainya dengan earphone kecil tanpa kabel. Hanya petinggi yang dapat memakai alat itu.

"Baiklah, apa kalian siap?"

"Yaaaa..."

"Tuan Neon akan memilih tiga diantara kalian yang dipilih menuju pusat pemerintahan. Siapa yang mau?????"

"Akuuuuuu!!!!"

Lagi-lagi riuh yang kudengar, semua orang perebut ke depan melihat secara langsung Neon memilih tiga pekerja. Dia terbang dari atas ke bawah berkeliling mencari tiga orang terpilih. Biasanya yang terpilih, mereka diagung-agungkan, diberi jamuan termahal, dan menjadi orang populer dalam satu kedip. Orang mengharapkan diri mereka terpilih dan pergi dari kota menyedihkan ini ke pusat pemerintahan. Sayangnya hanya tiga orang dan tidak ada yang tahu cara dia memilih.

"Selamat siang!!!!"

"Sianggggg... NEONNNNNNN!!!" Urka berteriak kegirangan dan mencoba meraih Neon. Beruntung pagar pembatas dapat menghentikannya kalau tidak dia akan jatuh dari lantai 6 secara bebas. Gravitasi menarik tubuhnya dan menghancurkan tiap sendi kehidupan.

"Tiga orang yang kupilih akan pergi bersamaku besok, kalian siap???" Teriaknya memberi gelombang pada pekerja lainnya.

"Satu orang dari regu mesin, Okila D."

Kami tidak punya nama belakang, setiap nama memiliki satu abjad mewakili keturunan mereka dan tingkat penghormatan. Jika A-M adalah tingkat 1 dan itu berarti mereka amat dihormati. N-Z tingkat 2 yang harus menghormati tingkat 1. Kami mengenal sistem kasta dan hal itu membawa dampak buruk pada keturunan berakhiran Z yang lebih dikucilkan oleh orang-orang.

Okila D. salah satu pekerja di regu mesin sama sepertiku. Dia pemuda bertubuh besar, berotot, dan kepala botaknya memberi efek sangar. Aku pernah bicara satu kali dan itupun aku tidak ingin lagi mengulanginya. Katanya aku mirip adik kecilnya yang lama telah hilang dan dia selalu memanggilku sebutan anak kecil. Aku membenci panggilannya yang kelewat menghinaku. Untuk kemampuannya, dia kuat melebihi mesin sekalipun. Itu poin utamanya!

Okila bertos ria bersama teman-temannya. Semua orang berteriak tal kala satu piringan menghampirinya. Dia diberi earphone dan berdiri di atas piringan. Begitu keren dipandang pekerja lainnya. Kurang dua orang lagi!

"Kedua seorang laki-laki lagi!"

"Yahhh, kuharap yang ketiga aku, Ra!" Urka tampak lesu.

"Five G. dari regu pangan!"

Dari sisi bawah seorang pemuda berteriak heboh. Aku tidak mengenal siapapun dari regu pangan. Walau mereka regu paling ingin dimasuki termasuk aku awalnya. Dia diantar lagi oleh piringan hitam berdiri disamping Okila.Tubuhnya kalah banding tapi ototnya paling membuatku terkesan. Tinggal satu orang lagi dan kuharap bukan dari regu sandang. Neon tiap datang cuma memilih tiga dari regu berbeda. Jadi, bukan aku yang akan dipanggilnya ataupun Lodan. Itupun jika tidak terjadi keajaiban dua orang dari regu sama.

"Yap, tinggal satu orang lagi dan ini seorang perempuan!" Neon menebar senyuman memikatnya.

"Mana suaranya!!!" Teriak Ketua Hui.

Kembali lagi teriakkan menggema kepunjuru gedung dari lantai 1sampai lantai 20. Napasku tercekat tak kala Neon menghampiri lantaiku. Dia mengarahkan ke arahku, dia melayang tepat di depanku. Keringat mengalir dari pelipisku ke leherku. Dari dekat kulihat wajah tampan putihnya yang bersinar mengalahkan cahaya lampu. Aku terdiam beberapa saat mengaguminya, kali ini mungkin Urka benar mengenai Neon.

"Satu perempuan yang cantik."

Jangan!

"Urka M. dari regu sandang!"

Duniaku hancur seketika!

Urka berteriak heboh dan memelukku erat. Ini impiannya sejak dulu ke tempat itu. Mataku menatap bengis Neon yang menyambut Urka ke piringan yang menghampirinya. Dadaku sesak tahu Urka menjadi orang ke tiga yang terpilih.

🌻🌻🌻

Urka pergi besok!

Itu sebuah kesalahan yang harus kuhentikan. Namun, bukan aku penentu dia pergi atau tinggal di kota ini. Kedua orang tuanya setuju Urka pergi meraih mimpinya sebagai disainer dan kami melakukan makan malam terakhir di rumahku. Malam ini aku melihat Urka sangat senang dan bahagia. Dia menceritakan semua perasaan di makan malam dan betapa dia sangat menginginkan ini dari kecil. Aku bisa tersenyum menyambut kebahagiannya besok pergi bersama Neon dan dua orang lagi. Lodan juga datang memberikan pesta kecil untuk Urka. Kami bertiga berpelukan melepaskan satu teman kami pergi.

Itu sudah terjadi 30 menit yang lalu, aku sendiri di kamarku. Duduk menatap awan hitam masih berada diselatan. Bagaimana hidupku selanjutnya setelah Urka pergi?

Kupeluk diriku ditengah malam tanpa cahaya dalam gelap dan dingin. Duniaku hancur tanpa adanya sahabatku dari kecil. Satu demi satu orang yang kukenal pergi. Yang kutakutkan adalah semua orang pergi!!!!

Bagaimana jadinya nanti?

Tolong! Jangan pergi lagi siapapun!

🌻🌻🌻

Salam ThunderCalp!🤗

NOPE! : Red Moon ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang