Bab 16 : Kekuatan

73 17 0
                                    

Kami tak pernah tahu hal gila apa yang dilakukan Neon. Kali ini berbagai brosur tersebar ke semua tempat. Mungkin hampir seluruh wilayah pusat sudah tahu beritanya. Aku memijat kepalaku sakit, karena siapa pun yang menemukan kami imbalannya bukan main-main. Bahkan Neon memberikan rumah di pusat jika mereka berhasil membawa kami padanya.

"Bagaimana kita menemui demonstran?"

"Tentu saja kita butuh penyamaran."

Roh mengambil beberapa baju yang mungkin bisa kami pakai ditasnya. Ini hanya baju-bajunya saja. Aku perlu sesuatu membuatku berbedakan.

"Roh kau punya bantal kecil?"

🌻🌻🌻

"Kau mirip sekali Ra."

Jenderal Zee tertawa melihatku. Apa yang salah? Ini sangat sempurna untuk kami. Aku sudah memikirkannya berulang kali. Jika aku menjadi ibu hamil mereka tak mungkin menangkapku. Ada undang-undang mengaturnya, angka kehamilan menurun akhir-akhir ini. Pemerintah lantas memberikan sebuah kebijakan bahwa ibu yang hamil tak dapat di penjara atau diberikan hukuman. Itu sesuatu yang bagus kan?

"Jadi siapa ayahnya?"

"Siapa saja. Ayo, pergi."

"Okey, biarkan aku saja. Toh, kakakmu bisa menjadi pamannya." Jenderal Zee sangat antusias.

Aku menepuk dahiku, terserah saja. Roh juga tak mau untuk berdebat soal ini. Dia terus saja memikirkan rencana apa yang perlu kami lakukan nantinya. Kami sudah mengumpulkan semuanya menjadi satu berkas. Aku hanya perlu memberikannya pada para demonstran.

Kami pergi dan berbaur dengan masyarakat sipil lainnya. Mereka tampak biasa saja bahkan ada yang bertanya padaku berapa usianya. Jenderal Zee sangat pengertian dan dia selalu menjawabnya untukku.

"Semoga lahir sehat, ya."

"Terima kasih."

Aku hanya tersenyum dan melihat perutku. Ini hanyalah bantal yang kuikat dengan kain. Apa bunda juga merasa seperti ini?

"Jika butuh penyamaran kita harus melakukan ini saja."

"Kenapa?"

"Ilustrasi jika kita menikah nanti."

"Jangan bicara menikah Jenderal Zee! Aku masih belum merestui kalian, jadi diamlah untuk sekarang. Banyak yang melihat kita."

Aku melirik sekitar, ada banyak orang yang seakan tahu ketiga orang yang berjalan seperti mencurigakan. Aku mengelus perutku dan mengandeng tangan Jenderal Zee erat.

"Sayang, aku mulai lelah. Apa masih jauh rumah temanmu?"

"Ti-tidak, sebentar lagi. Maaf ya, kau harus seperti ini."

Kami harus berpura-pura seperti ini. Tampak beberapa orang malah cuek melihatnya. Mungkin karena kami nampak kaku dan bukan seperti pasangan yang menikah.

"Bagus, Ra. Kita hanya perlu belok ke kanan. Disana ada sebuah gang, jika kita masuk mereka akan tahu kita adalah sebuah ancaman." Roh berbisik pelan.

"Kenapa begitu?"

"Tempat itu sangatlah kumuh, banyak sekali para gelandangan yang tidur. Tidak banyak masyarakat yang melewatinya kecuali orang-orang yang ingin bertemu mereka."

Apa yang dikatakan Roh memang benar. Bukan hanya satu dua orang yang tinggal. Bahkan lebih dari 10 orang yang tertidur disana. Hanya beralaskan tikar dan beratapkan tenda kecil di atas. Bahkan disini masih ada orang yang tak punya tempat tinggal.

"Berhenti, bapak ibu!"

Seorang wanita menghadang kami, dia mungkin seusia diatasi kami semua. Pakaiannya seperti ibu-ibu kebanyakan. Apa dia juga demonstran?

"Kami ingin bertemu pimpinanmu!"

"Siapa kalian?"

"Aku Ra, orang yang dicari Neon."

Wanita itu terkejut, dia menarikku masuk semakin dalam. Hanya ada kegelapan saat aku melewatinya. Ada berbagai bau menyengat menusuk hidungku. Aku sedikit takut jika kami masuk justru kami akan ditangkap begitu saja.

Lampu dihidupkan pelan, napasku tercekat dan rasanya aku ingin kembali saja. Disana ada sebuah ruangan besar sangat besar seperti pabrik. Aku mendongak ke atas, benar. Ini mirip pabrikku. Sangat mirip sampai aku merasakan ini adalah sebuah titik dimana para petinggi ada. Ruangannya berbentuk melingkar memanjang ke atas sana. Mungkin sampai 5 tingkat. Orang-orang menatap kami dari sana, bahkan aku merasakan mereka seolah tertawa mengejek.

"Ini sambutan kalian pada kami? Kami hanya datang ingin memberikan informasi yang sangat penting."

Apa maksudnya? Roh mengepalkan tangannya dan Jenderal Zee nampak sangat marah. Wajah mereka menandakan hal ini tak baik. Apa kami akan dipertontonkan disini?

"Maaf, jika kalian tak melakukannya pimpinan kami tak akan mau. Dia akan melihat kalian dan jika kalian bisa menunjukkannya. Kalian bisa menemuinya."

"Menunjukkan apa?"

"Menunjukkan seberapa besar nyali kalian menghadapi kami."

"Dengan cara apa?"

"Tunggu saja, sepertinya kau juga tidak hamil bukan? Jadi bukan masalah." Dia pergi melewati pintu tadi.

Mungkin dia yang berjaga di depan. Jika orang lewat pasti tak tahu jika dia juga bagian dari ini. Aku menatap tiap sudut tempat, dimana pimpinannya.

"Apa kalian pernah melakukannya?"

"Ya, dan itu tak baik. Kami pernah bertemu anjing asli bukan robot."

"Oh... Kalian bersenjatakan?"

"Masalahnya itu 10 ekor."

10 ekor?

"Apa kalian melihat pimpinannya?"

"Dia dilantai 3, memakai baju hitam dengan lengan robot." Bisik Jenderal Zee mengarahkanku padanya.

Seseorang laki-laki dengan lengan robot dan pakaian serba hitam. Dia mungkin seusia seperti ayah. Aku menatapnya tajam, dia pimpinan kan?

Aku bukan takut menghadapi apa yang akan kami hadapi. Hanya saja aku sudah melewati berbagai hal jika kami berhenti kami harus melakukan berbagai rencana lainnya melawan Neon. Di samping itu Dewan Galaksi tak dapat diharapkan. Apa mereka memiliki banyak masalah di luaran sana? Ini bahkan sudah beberapa hari setelah kami mengirimkan surat pada mereka.

"Kami bukan datang untuk dipertontonkan, kami datang juga bukan untuk perang melawan kalian. Kami hanya datang untuk meminta bantuan pada kalian semua. Aku tahu ini sebuah tradisi, namun apa yang kami bawa bisa saja akan menjadi masalah pada kita semua disini. Mungkin kalian tak tahu, namun aku berasal dari Jakarta. Tempat dimana mungkin kalian tahu pabrik yang mengirim kalian makanan telah hancur lebur. Aku bekerja disana, makanan hambar yang selama ini kalian konsumsi."

Aku mengatur napasku.

"Jika kita tak cepat maka bumi ini akan hancur untuk beberapa minggu lagi. Yogyakarta sudah hampir diujung tanduk. Semua gunung yang berada di lingkaran api sudah mulai memanas. Aku tahu ini mustahil, tapi ini benar adanya. Bila kalian tak percaya pada kami itu masalah kalian. Karena kita semua akan mati di bumi ini."

Aku menunduk dalam, aku tak mau berhenti. Tapi aku sudah lelah untuk berjalan lagi. Kakiku sudah banyak terluka, sejauh ini aku sampai dengan susah payah. Lalu, apa yang harus ditunjukan lagi?

"Jadi kumohon tolong bantu kami melawan pusat pemerintahan. Melawan Neon seorang masyarakat Pluto."

🌻🌻🌻

Salam ThunderCalp!🤗

Jangan lupa like, komen, dan share!

See you...

NOPE! : Red Moon ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang